Dua jenazah mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang hanyut di sungai Singorojo Kendal tiba di RSUD Suwondo, Kendal, dan diberangkatkan ke kampung halaman masing-masing. Isak tangis pun terdengar dari keluarga yang sudah menunggu.
Pantauan detikJateng, jenazah Muhammad Jibril Assyarafi tiba lebih dulu sekitar pukul 11.15 WIB. Di kamar jenazah RSUD Suwondo, tampak beberapa petugas dari Dokkes Polres Kendal, BPBD Kendal, dan petugas kamar jenazah sudah siap menerima jasad Muhammad Jibril Assyarafi.
Setelah itu, jenazah Muhammad Jibril diturunkan dari ambulans dan dimasukkan ke dalam ruang jenazah. Setengah jam kemudian jenazah Bima Pranawira tiba di kamar jenasah RSUD Suwondo sekitar pukul 11.50 WIB.
Isak tangis keluarga korban Muhammad Jibril tak terbendung lagi terutama ibundanya, Zubaidah, dan kakak perempuannya.
Saat masuk ke ruang jenazah, Zubaidah yang didampingi tim pendampingan psikologis Polres Kendal, berusaha untuk mendekati jenazah anaknya.
Namun, petugas mencoba menenangkannya dan meminta untuk menunggu. Tak hanya itu, teman-teman korban juga ikut menangis histeris.
Salah satu anggota keluarga korban Muhammad Jibril, Roni, mengatakan pihak keluarga mendapat kabar jika Jibril terseret arus di Tubing Genting Jolinggo, Desa Getas, Singorojo, Kabupaten Kendal, pada Selasa (4/11) sore dari Ketua RT, yang menerima telepon BPBD Kendal.
Roni lantas menuju Kendal bersama ibu Jibril dan istrinya menaiki mobil usai Magrib.
"Kami mendapat kabar jika Jibril terseret arus itu hari Selasa (4/11) sore dari pak RT yang juga dikabari oleh BPBD Kendal. Setelah Magrib, kami langsung berangkat menuju lokasinya," kata paman korban, Roni, kepada detikJateng, Rabu (5/11/2025).
Namun di tengah perjalanan menuju lokasi, pihak keluarga dihubungi oleh petugas untuk menunggu di kantor BPBD Kendal karena kondisi jalan menuju lokasi medannya sangat berat.
"Pas kami mau sampai di lokasi, ditelepon sama petugas dan diminta untuk menunggu di kantor BPBD Kendal. Katanya kondisi jalannya sangat susah," jelasnya.
Roni menerangkan korban adalah anak kesayangan ibunya, dan hampir setiap hari korban berkomunikasi lewat handphone. Namun sejak KKN, agak jarang berkomunikasi karena kesibukan Jibril sebagai koordinator KKN.
"Jibril itu kesayangan ibunya dan hampir tiap hari selalu komunikasi lewat handphone. Tapi sejak KKN agak jarang berkomunikasi, karena Jibril sibuk menjadi koordinator KKN," terangnya.
Roni menambahkan Jibril terakhir pulang ke rumah sekitar dua minggu yang lalu. Ia pulang karena ikut selamatan tiga tahunan meninggalnya sang ayah.
"Kata ibunya, Jibril terakhir pulang ke rumah sekitar dua minggu yang lalu. Jibril pulang karena ikut selamatan tiga tahunan meninggalnya sang ayah," tambahnya.
Roni mengungkapkan setelah jenazah dibersihkan dan disucikan, rencananya jenazah akan langsung dibawa pulang ke Jepara untuk dimakamkan di pemakaman umum desa setempat.
"Nanti kalau proses di sini sudah selesai semua, jenazah Jibril langsung dibawa pulang ke Jepara. Sampai di Jepara akan langsung dimakamkan," ungkapnya.
(aap/apu)