Pemkab Jepara Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Je.Farming

Pemkab Jepara Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Je.Farming

Dea Duta Aulia - detikJateng
Rabu, 29 Okt 2025 15:43 WIB
Pemkab Jepara
Foto: Dok. Pemkab Jepara
Jakarta -

Pemerintah Kabupaten Jepara melalui Perumda Aneka Usaha meluncurkan program Je.Farming. Ini inisiatif itu merupakan langkah modernisasi pertanian yang diharapkan mampu menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.

Wakil Bupati Jepara M. Ibnu Hajar menyampaikan program ini merupakan bagian dari upaya memperluas partisipasi masyarakat, khususnya kaum muda dalam dunia pertanian yang kini mulai dikembangkan secara modern. Hal tersebut diungkapkan olehnya saat peluncuran program di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, hari ini.

"Hari ini kita luncurkan Je.Farming. Tujuannya bukan hanya mengajak kalangan tua, tetapi juga generasi muda agar tertarik bertani. Ini merupakan bentuk modernisasi penanaman khususnya tanaman cabai dan bukti bahwa Perumda Aneka Usaha siap bergerak maju dengan program yang lebih inovatif," kata Ibnu Hajar dalam keterangan tertulis, Rabu (29/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan langkah ini sejalan dengan fokus Bupati Jepara yang tengah memperkuat ketahanan pangan daerah. Berdasarkan data, luas lahan di Kabupaten Jepara mencapai lebih dari 100 ribu hektare.

ADVERTISEMENT

"Potensi tersebut diharapkan dapat dikelola secara berkelanjutan untuk menjaga ketersediaan pangan dan menekan inflasi," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Perumda Aneka Usaha Jepara, Wike Dwi Utomo menjelaskan bahwa program Je.Farming saat ini memasuki tahap awal dengan fokus pada pengembangan budidaya cabai. Lahan yang digunakan di Desa Kecapi mencapai 8.000 meter persegi, bekerja sama dengan BUMDes Kecapi melalui skema permodalan bersama.

"Kami sedang melakukan rekayasa metode tanam agar tanaman bisa beradaptasi dengan musim, seperti saat curah hujan tinggi atap UV ini tidak kami copot," jelas Wike.

Selain di Kecapi, proyek serupa juga dikembangkan di desa lain seperti di Desa Suwawal Barat, Suwawal Timur, Balong, dan Batealit. Dari sisi ekonomi, Jepara dinilai memiliki potensi besar karena struktur tanahnya cukup ideal untuk tanaman cabai dengan rata-rata pH tanah sekitar 6.

Dikatakan, Je.Farming menargetkan tiga segmen pasar utama untuk penjualannya nanti, yakni industri (seperti Indofood), ritel modern, serta produsen produk sambal lokal. Dengan pola tersebut, hasil panen diharapkan dapat terserap secara optimal.

"Kalau panen surplus, hasilnya akan kita salurkan ke industri. Dengan luas lahan yang direncanakan mencapai 1,5 hektare hingga akhir tahun ini, kebutuhan cabai di Jepara yang mencapai 3.000 ton per tahun masih berpotensi besar untuk dipenuhi dari dalam daerah," ujar Wike.

Dalam hitungan produksi, lanjut Wike, satu hektare lahan dengan 20 ribu tanaman cabai dapat menghasilkan sekitar 4 ton cabai merah besar. Saat ini, total lahan yang dikerjasamakan mencapai hampir dua hektare dengan total 14 ribu bibit yang ditanam di wilayah Desa Kecapi.

"Program ini sendiri juga melibatkan kelompok tani (poktan), kelompok wanita tani (KWT), serta Junior Farming dari sekolah di sekitar lokasi sebagai bagian dari edukasi dan regenerasi petani muda," jelasnya.

Selain cabai, program Je.Farming juga menanam komoditas jagung memiliki segmen pasar besar serta cocok dengan luasan lahan kering yang mencapai 75 persen di Kabupaten Jepara.

Wike juga menambahkan, ke depannya akan dikembangkan tanaman sayuran untuk mendukung suplai ke sejumlah SPPG di Jepara. Hal ini penting mengingat sebagian besar kebutuhan sayuran di Jepara masih bergantung dari luar daerah.

"Jepara ini sebenarnya darurat pangan. Banyak komoditas, termasuk sayur yang masih didatangkan dari luar. Karena itu, kami ingin memperkuat ketahanan pangan dari hulu, dimulai dari petani dan lahan-lahan kita sendiri," tutup Wike.

(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads