Gandeng TNI di Sekolah Rakyat, Wamensos Sebut Siswa Bakal Bangun Jam 03.30

Gandeng TNI di Sekolah Rakyat, Wamensos Sebut Siswa Bakal Bangun Jam 03.30

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 26 Okt 2025 17:55 WIB
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono di Desa Kajoran, Kabupaten Magelang, Minggu (26/10/2025).
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono di Desa Kajoran, Kabupaten Magelang, Minggu (26/10/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengatakan kementeriannya akan bekerja sama dengan TNI AD untuk memperkuat disiplin siswa dan tata kelola kehidupan asrama di Sekolah Rakyat. Di antaranya, para siswa kelak harus bangun tidur jam 03.30 WIB.

"Sebentar lagi, kita juga akan bekerja sama dengan TNI AD untuk mengajarkan mereka bagaimana kedisiplinan. Bangun tidur jam 03.30 WIB, termasuk baris-berbaris," kata Agus Jabo kepada wartawan di Balai Desa Kajoran, Kabupaten Magelang, Minggu (26/10/2025).

Agus Jabo mengatakan, di Sekolah Rakyat khususnya yang tingkat SMA, latar belakang siswanya bermacam-macam.

"Ada yang sudah putus sekolah, ada yang jadi tukang parkir, ada yang sudah bekerja. Untuk kemudian mereka masuk ke sekolah butuh pola baru," kata Jabo saat dihubungi detikJateng sore ini.

"Pola proses mengajar, akademia. Ini latar belakangnya macam-macam. Banyak kejadian, kemudian wali asuh, wali asrama, terlalu berat untuk mendisiplinkan anak-anak ini. Mulai dari bangun tidur," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TNI AD, ujar Jabo, bakal diminta bantuan untuk melatih baris-berbaris dan membangun kedisiplinan.

"Membangun karakter kebangsaan. Ya, sifatnya mendukung proses belajar mengajar yang ada di Sekolah Rakyat supaya kondusif. Karena latar belakang anak-anak ini macam-macam," ujarnya.

"Jadi, Kemensos begitu diperintah presiden untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat sudah tahu bahwa nanti yang akan menjadi siswa latar belakangnya macam-macam," imbuhnya.

Agus Jabo menambahkan, pihaknya sudah melakukan mitigasi. Menurutnya, di Kemensos sekarang ada Gugus Tugas Badan Pengendali Operasional Sekolah Rakyat.

"(Tugasnya) Khusus untuk mengelola Sekolah Rakyat supaya proses belajar mengajarnya baik. Walaupun latar belakang anak-anak ini macam-macam. Bayangkan satu SD ada yang umurnya 12 tahun, SMA ada yang tidak bisa baca," ungkapnya.

"Itu harus kita terima, Kemensos tidak boleh menolak itu. Cuman, kita harus mendidik, mengubah mindset mereka. Mengubah perilaku mereka, karakter mereka, menjadi siswa yang pintar, berkarakter, terampil. Jadi, mereka (TNI) tidak masuk dalam proses belajar mengajar nggak, mereka mendukung saja," terang Jabo.

ADVERTISEMENT


Jabo menambahkan, sejak awal Kemensos diperintah Presiden Prabowo untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat. Keberadaan sekolah ini dikhususkan bagi warga miskin dan bertujuan untuk memutus transmisi kemiskinan.

"Kita sudah siap dan kita sudah mengerti bahwa nanti problem-problem yang akan terjadi di Sekolah Rakyat ya, salah satunya problem-problem seperti itu (bullying). Tetapi, sejak awal kita sudah melakukan mitigasi, pencegahan," katanya.

"Dengan cara kita meretret kepala sekolah, guru, dengan menghadirkan Komisi Perempuan dan Anak. Termasuk kita terus menyampaikan tiga hal yang tidak boleh dilakukan di Sekolah Rakyat. Satu, tidak boleh ada bullying. Tidak boleh ada kekerasan, baik verbal maupun fisik. Ketiga, tidak boleh ada intoleransi," sambung Jabo.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads