Banjir di jalur Pantura Semarang-Demak mengakibatkan kemacetan panjang. Antrean panjang kendaraan mencapai belasan kilometer saat dilihat menggunakan aplikasi Google Maps.
Peristiwa macet horor itu terjadi pada Rabu, 22 Oktober 2025 lalu. Hujan deras yang mengguyur Semarang dan sekitarnya sehari sebelumnya mengakibatkan sungai meluap dan banjir di ruas Pantura.
Imbas banjir di ruas Pantura Demak-Semarang itu pun dirasakan para pengemudi truk tronton. Mereka sempat terjebak berjam-jam dan memilih mematikan mesin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya muat pasir dari Pati mau ke Jakarta. Ini udah dari sore, ya sekitar 6,5 jam lah kena macet. Mesin sengaja dimatiin biar solar irit, lagian juga nggak jalan-jalan dari tadi," kata kernet truk tronton Adi pada detikJateng, Rabu (22/10).
Ada pula sopir truk engkel sambat terjebak macet. Gegara macet itu, dia mengaku sudah menunggu selama enam jam lebih.
"Ini muat kayu usuk (penopang rumah) dari Demak sampe di sini sekitar jam 14.00 WIB sudah macet. Saya mau ke Magelang kok malah macet gini," keluh Surip.
Tak hanya sopir truk, para pengemudi motor yang melaju dari Semarang menuju Demak pun mengeluh tak bisa melintas. Sebab, ketinggian air mencapai paha orang dewasa.
"Tinggi airnya sampai paha, asli tinggi banget. Tadi ada motor Jupiter juga kelelep tinggal keliatan joknya," ungkap Reza.
Kondisi Jalan Pantura Semarang-Demak, depan RSI Sultan Agung Semarang, Jumat (24/10/2025) siang. Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJateng |
Reza mengatakan banyak motor mogok saat melintasi jalur tersebut.
"Tadi ada puluhan yang nuntun motor gara-gara mogok, terutama yang dari Semarang ke Demak soalnya pol udah tinggi banget. Kalau yang dari Demak ke Semarang lebih sedikit soalnya masih bisa kalau motor dipepetin ke kanan mentok pembatas jalan," jelas Reza.
Genangan banjir itu juga dikeluhkan membuat aktivitas warga terganggu. Warga khawatir motornya mogok jika terus-terusan menerobos banjir.
"Sebelumnya di Semarang panas terus padahal, giliran sudah sekali hujan langsung banjir. Kalau sudah banjir mau ke mana-mana susah. Takut motornya mogok terkena airnya karena cukup tinggi," ujar Yuni (35).
Imbas banjir pun masih dirasakan warga dan pengendara pada Kamis (23/10). Misalnya di Jalan Pantura Kaligawe Raya, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang membuat pemotor tak bisa melintas lantaran air menggenangi jalanan.
Pengendara mobil dan motor banyak yang memilih putar balik sehingga lalu lintas agak tersendat. Tampak warga yang hendak melintas lebih memilih berjalan kaki ataupun menebeng truk yang melintas.
Banjir itu pun juga menggenangi permukiman warga Kampung Purwosari, Kelurahan Tambakrejo. Ketinggian banjir disebut makin tinggi.
"Banjirnya baru dari kemarin malam. Banjirnya sampai sepaha. Sekarang malah naik. Biasanya banjir itu karena hujan terus aliran sungainya juga banyak sampah jadi terseumbat ditambah hujan," ujar warga setempat Zaskia (17) saat ditemui di lokasi.
"Dibanding kemarin banjir semakin parah. Kemarin cuma sampai sebetis. Motor sudah nggak bisa lewat. Motornya diparkir di depan SPBU Kaligawe, terus ke sananya jalan kaki atau ngikut pakai mobil. Biasanya juga ada perahu karet," lanjutnya.
Pengendara sepeda motor melintas di antara truk yang terjebak kemacetan di jalur utama pantura Semarang-Surabaya, Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/10/2025). Kemacetan tersebut terjadi akibat banjir di jalur utama Pantura Semarang - Surabaya yang disebabkan oleh anomali cuaca dengan intensitas hujan tinggi yang melanda pada Selasa (21/10) hingga Kamis (23/10). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar |
Sementara warga lainnya, Ari Setiawan (25), mengaku terganggu akibat banjir yang melanda rumahnya. Ia mengaku tak bisa bekerja karena akses menuju tempat kerjanya tertutup banjir.
"Dampaknya gara-gara banjir ini repot, nggak kerja, saya kerja di proyek EKA di Kecamatan Genuk, itu banjirnya sampai sedada," ujar Ari.
"Saya sudah libur satu hari dan nggak ditentukan. Pasien-pasien itu kalau mau ke RSI juga kesusahan, dulu sedada dikasih perahu. Ini sampai Sayung ke sana masih banjir," lanjutnya.
Kapolsek Genuk Kompol Rismanto menyampaikan genangan air terpantau hampir di seluruh wilayah Genuk, termasuk area perkantoran, permukiman, serta jalan utama. Genangan juga dilaporkan terjadi di Jalan Raya Woltermonginsidi dan Jalan Ratan Cilik, Kelurahan Banjardowo dengan ketinggian air 10-25 cm, Jalan Padi Raya setinggi 50 cm, Jalan Raya Sembungharjo-Kudu setinggi 20 cm, Jalan Raya Muktiharjo setinggi 60 cm, kawasan industri Terboyo Megah dengan ketinggian 40-90 cm, serta permukiman warga RW 1 dan RW 2 antara 30-50 cm.
"Penyebab utama genangan ini adalah curah hujan tinggi yang terjadi secara terus-menerus selama dua hari berturut-turut sehingga sistem drainase di beberapa titik tidak mampu menampung debit air," tutur Rismanto.
Simak Video "Video Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir, Motor Tak Bisa Lewat"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)













































