Banjir masih menggenangi sejumlah titik di Kota Semarang hari ini. Tidak aktifnya beberapa pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menjadi salah satu penyebab genangan belum surut.
Diketahui, genangan masih tinggi di kawasan Kaligawe hingga Terboyo, dengan ketinggian mencapai 30-40 sentimeter.
"Untuk genangan air masih terjadi, terutama di sepanjang Kaligawe, mulai depan RSI Sultan Agung sampai Terboyo. Ketinggian air sekitar 30-40 cm, sehingga menyebabkan arus lalu lintas tersendat karena kendaraan kecil tak bisa melintas," kata Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto saat dihubungi, Kamis (23/10/2025).
Selain jalan utama, sejumlah permukiman warga juga masih tergenang. Endro mengatakan, pihaknya sudah mengoperasikan sejumlah pompa, tetapi beberapa unit belum berfungsi penuh.
"Pompa di Kali Sringin tidak aktif dua, di Tenggang juga tidak ada dua karena pemeliharaan. Ada dua unit yang sedang pemeliharaan. Tapi pompa milik DPU dan pompa portable milik BPBD sudah kami operasikan untuk mempercepat penyurutan," jelasnya.
BPBD juga menyiagakan perahu karet di beberapa titik rawan banjir, seperti Kaligawe, Telogosari Kulon, Truntung, dan Trimulyo. Sementara itu, delapan warga lansia sempat diungsikan dari kawasan Telogosari karena rumahnya tergenang air.
"Persoalannya banjir ini kita amati juga karena air laut pasang, jadi air sungai tidak bisa mengalir ke laut sehingga air balik kembali," ungkapnya.
"Kemudian juga disertai karena alam, di samping curah hujan yang sejak sore kemarin relatif tinggi," lanjutnya.
Teknisi BBWS Pemali Juana, Wirawan Susilatama Pamungkas, membenarkan ada beberapa pompa di Kali Tenggang dan Kali Sringin yang tidak aktif karena sedang dalam proses penggantian sistem.
"Di Tenggang ada enam pompa, tapi baru tiga yang berfungsi karena Rumah Pompa Tenggang masih menggunakan tenaga solar dan sedang dilakukan proses penggantian pompa secara bertahap. Dari 6 pompa, memang yang 3 sudah rusak dan baru 3 pompa yang diganti dengan listrik," ungkap Wirawan.
Pihaknya juga tengah berupaya menurunkan muka air di wilayah Kaligawe, Tlogosari, dan Sawah Besar. Untuk memperkuat penanganan, BBWS juga menyiagakan floating pump dan mobile pump di sejumlah titik.
"Kami pasang dua floating pump di Tenggang dan satu di Sringin, masing-masing kapasitas 2.000 liter per detik. Di Terboyo juga kami kerahkan lima mobil pompa tambahan," tambahnya.
Wirawan memperkirakan, bila tidak turun hujan lagi, genangan di Kaligawe bisa surut dalam dua hari ke depan. Namun jika hujan lagi, ia belum bisa memastikan kapan air bisa surut.
"Tapi sebenarnya kami lebih siap tahun ini sih. Kita bisa mengerahkan armada lebih siap dibandingkan tahun lalu karena kebetulan ini proyek Pekerjaan Pengendalian Banjir Sistem Tenggang Sringin Tahap I masih berjalan," ungkapnya.
"Jadi memang setiap proyek kami itu kita memang ada antisipasi terhadap banjir yang lebih lebih komprehensif. Kalau kemarin belum ada proyek," lanjutnya.
Selain itu, ia pun mengungkap adanya rencana normalisasi Kali Tenggang tahun ini sebagai salah satu bentuk upaya penanganan banjir di Kota Semarang dan sekitarnya.
"Normalisasi Sungai Tenggang dari muara hingga ke jembatan sepanjang tiga kilometer akan kami mulai tahun ini dan ditargetkan selesai tahun depan," ujar Wirawan.
Ia berharap, setelah seluruh proyek termasuk peninggian tanggul dan penguatan tanggul tol selesai, kawasan Semarang bagian timur bisa lebih aman dari banjir maupun rob.
Simak Video "Video Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir, Motor Tak Bisa Lewat"
(apu/ahr)