Jalur Pantura Semarang-Demak Banjir Selutut, Banyak Motor Mogok

Jalur Pantura Semarang-Demak Banjir Selutut, Banyak Motor Mogok

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 22 Okt 2025 10:38 WIB
Motor-motor mogok usai  menerjang banjir Jalan Pantura Kaligawe, Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari, Kota Semarang, Rabu (22/10/2025).
Motor-motor mogok usai menerjang banjir Jalan Pantura Kaligawe, Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari, Kota Semarang, Rabu (22/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Genangan air kembali merendam kawasan Jalan Pantura Semarang-Demak pagi ini. Air setinggi lutut orang dewasa menutup badan jalan sehingga arus lalu lintas tersendat dan banyak motor mogok.

Pantauan detikJateng di Jalan Kaligawe, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, banjir sudah mulai menggenang. Sejumlah kendaraan roda dua dan empat terpaksa melaju perlahan di tengah genangan.

Sebagian pengendara ojek online juga tampak memilih berhenti di tepi jalan menunggu air surut karena khawatir motor mogok. Sementara sejumlah mobil angkutan kota dan truk besar masih nekat melintas dan menimbulkan gelombang air ke sisi jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sudah hujan dari kemarin sore jam 16.00 WIB, ini mulai banjir dari 20.00 WIB malam tadi," kata salah satu pengemudi ojol asal Genuk, Wawan (35) kepada detikJateng di lokasi, Rabu (22/10/2025).

"Ini (airnya) tambah tinggi karena air dari selatan itu ke sini semua. Dari Muktiharjo Kidul, Tlogosari, Kalisari ke sini semua. semakin siang semakin naik," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kondisi banjir yang selalu terjadi setiap hujan itu sangat menyulitkan masyarakat, khususnya bagi dirinya yang bekerja di lapangan.

"Kita jadi sulit banget mencari penumpang, rutenya juga sulit, apalagi ditambah ada kemacetan dari Polytron Sayung, Demak," ungkapnya.

Menurutnya, untuk menghindari banjir di Jalan Pantura Semarang-Demak tersebut, pengendara bisa memilih melewati Jalan Woltermonginsidi ataupun Jalan Majapahit.

"Saya sudah terbiasa dengan ini, sudah tinggal di Genuk 22 tahun, tahu jalan-jalannya mana yang banjir," ujarnya.

Ia pun memilih untuk berhenti di depan SPBU Kaligawe dan menunggu penumpang yang hendak nekat menyeberangi banjir tersebut. Pagi ini, ia sudah menerima dua penumpang yang hendak menuju Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).

"Kita jadi nunggu di Pom Kaligawe, nanti nunggu ada penumpang yang mau ke kampus, biasanya mereka berhenti di sini nunggu BRT. Kalau nggak dapat ikut kita, terus ke kampus tarifnya naik dua kali lipat biasanya Rp 10 ribu jadi Rp 20 ribu," ujarnya.

"Karena risikonya tinggi, airnya bisa masuk ke mesin, bikin mati. Soalnya airnya kira-kira 30 cm. Kalau di lampu merah depan kemungkinan udah 40 cm-an. Di sini cukup tinggi, kalau yang lain mungkin 10-20 cm, motor banyak sekali yang mogok di palang kereta," lanjutnya.

Tak hanya mengganggu lalu lintas, genangan juga merembes ke depan pertokoan dan warung makan di sepanjang jalan. Tampak beberapa pengendara memilih menepikan motornya yang mogok.

"Ini motornya mogok karena airnya masuk mesin," kata Vatikan (27), pengendara asal Demak kepada detikJateng.

Ia dan temannya masih mencoba menyalakan motor yang mogok itu di tepi jalan. Vatikan yang hendak menuju Kabupaten Kendal itu mengaku sangat kesulitan dengan banjir yang terus melanda Pantura.

"Saya sering dari Demak mau ke Kendal lewat Semarang-Demak selalu kebanjiran. Harapannya ya pemerintah bisa bergerak memberi solusi, supaya nggak banjir terus tiap hujan," harapnya.

Hingga pukul 10.00 WIB, air masih menggenang di Jalan Pantura Semarang-Demak. Banyak pengendara memilih putar balik dan mencari jalan lainnya. Tapi banyak juga yang terpaksa menerjang banjir tersebut.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads