4 Hari Tak Terlihat, Penjual Es Teh Jumbo di Semarang Ditemukan Tewas

4 Hari Tak Terlihat, Penjual Es Teh Jumbo di Semarang Ditemukan Tewas

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Senin, 20 Okt 2025 23:43 WIB
4 Hari Tak Terlihat, Penjual Es Teh Jumbo di Semarang Ditemukan Tewas
Ilustrasi mayat. Foto: Dok.Detikcom
Semarang -

Seorang penjual es teh jumbo di Semarang ditemukan meninggal dunia di rumahnya usai empat hari tidak terlihat beraktivitas. Saat ditemukan, mayat pria itu dalam kondisi bengkak.

Kapolsek Semarang Barat, Kompol Andre Bachtiar, mengatakan korban bernama FN (46). Ia tinggal di Jalan Candi Pawon Timur 13, RT 9 RW 7, Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat.

Peristiwa ini mulanya diketahui oleh Parmi (44). Andre menyebut saksi kerap diminta korban untuk membelikan es batu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut keterangan saksi bahwa korban kesehariannya bekerja sebagai penjual es teh jumbo dan meminta kepada saksi untuk membelikan es batu," kata Andre dalam keterangannya, Senin (20/10/2025).

ADVERTISEMENT

Andre mengungkapkan saksi terakhir kali melihat korban pada Kamis (16/10) malam di rumahnya.

"Saksi terakhir melihat korban beraktivitas pada Kamis malam sekitar jam 19.00 WIB dengan posisi korban baru pulang rumah langsung menutup pintu," jelas Andre.

Keesokan harinya, saksi menghubungi korban untuk menanyakan soal pembelian es batu. Namun korban tidak memberikan balasan.

"Saksi mencoba menghubungi korban apakah akan membeli es batu atau tidak namun HP korban tidak ada respons," ungkap Andre.

Merasa curiga dengan korban yang tak kunjung memberikan respons, Andre menyebut saksi kemudian memeriksa rumah korban pada Senin (20/10) pagi.

"Karena korban sampai hari Senin tidak ada respon, sekira pukul 10.00 WIB saksi mengecek rumah korban melalui jendela," ujar Andre.

Namun saat memeriksa lewat jendela, saksi justru mencium bau menyengat. Andre mengatakan saksi kemudian memberi tahu hal itu ke sebuah warung pecel yang terletak tak jauh dari rumah korban.

Hal ini kemudian dilaporkan oleh ketua RT 9 RW 7 Kelurahan Manyaran, Eko Purwanto, kepada petugas pukul 18.00 WIB. Saat diperiksa, petugas menemukan jenazah korban sudah dalam kondisi bengkak.

"Kondisi korban sudah membengkak di atas kasur mengenakan kaus berwarna hitam dan celana pendek berwarna cokelat," jelas Andre.

Korban kemudian dievakuasi ke RS Kariadi pukul 20.00 WIB. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Korban disebut meninggal dunia karena sakit.

"(Meninggal karena) sakit. Tidak ada (dugaan kekerasan), keluarga (korban) juga sudah datang," pungkas Andre.




(apl/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads