Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkap jumlah korban dalam kasus video pornografi berbasis kecerdasan buatan (AI) berjudul 'Skandal Smanse' ternyata banyak sekali. Korban terdiri dari siswi, guru perempuan, hingga alumni SMAN 11 Semarang.
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan SMA Disdikbud Jateng, Kustrisaptono. Ia mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan terhadap korban yang wajahnya direkayasa menjadi konten tidak senonoh oleh Chiko, pelaku yang merupakan alumni SMAN 11 Semarang.
"Kami merasa menyesal atas tindakan yang dilakukan oleh alumni itu. Ternyata jumlah korban yang diedit itu banyak sekali," kata Kustri saat dihubungi, Rabu (15/10/2025).
Kustri menyebut, Disdikbud Jateng juga telah menyurati Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng guna meminta pendampingan untuk para korban.
"Siapa tahu para alumni, para korban, mungkin butuh pendampingan, kita siapkan pendampingan," ujarnya.
Pihaknya pun telah meminta SMAN 11 Semarang mendata seluruh korban agar bantuan bisa diberikan secara tepat. Terkait langkah hukum, Kustri menyebut keputusan pelaporan ada di tangan korban.
"Nanti kalau misalnya sampai ke ranah hukum atau apa ya kita ada biro hukum, yang tentu kita akan mendampingi. Jadi kita melibatkan semua OPD," ujarnya.
Meski begitu, karena pelaku sudah berstatus mahasiswa, Disdikbud menegaskan tanggung jawab etik berada di pihak perguruan tinggi.
"Yang bersangkutan ini kan sudah pribadi yang dewasa, karena sudah mahasiswa. Tentunya dia tahu yang baik dan benar, mana yang salah," ucapnya.
Kustri juga menekankan pentingnya pendidikan etika digital di sekolah agar kemajuan teknologi seperti AI tidak disalahgunakan.
"Yang namanya mesin itu kan dia tidak punya etika. Yang punya etika pelakunya. Jadi ini memang tugas bagi kita dunia pendidikan, kemajuan teknologi kita respons dengan baik. Itu memang butuh pendampingan dari sisi etik dan tanggung jawab," paparnya.
Sementara itu, detikJateng telah mencoba meminta komentar dari pihak SMAN 11 Semarang dan Universitas Diponegoro. Tetapi hingga berita ini ditulis, belum ada respons dari kedua pihak.
Diberitakan sebelumnya, dunia pendidikan di Kota Semarang digegerkan kasus pelecehan berbasis digital yang melibatkan seorang diduga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) yang juga alumni SMA Negeri 11 Semarang, Chiko Radityatama Agung Putra.
Ia diduga menyebarkan konten pornografi berbasis Artificial Intelligence (AI) dengan memanipulasi wajah siswi dan seorang guru di sekolahnya dulu.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(apl/dil)