Dapur MBG Sanden Magelang Dekat Depo Sampah, Ini Catatan Pemkot

Eko Susanto - detikJateng
Selasa, 14 Okt 2025 15:04 WIB
Jajaran Pemkot Magelang mengecek dapur MBG di Sanden, yang ternyata dekat depo sampah, Selasa (14/10/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Bangunan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sanden, Kelurahan Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, berdekatan dengan transfer depo sampah. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sanden itu disebut belum beroperasi.

Hal ini diketahui usai sejumlah pejabat Pemerintah Kota Magelang dan pihak terkait melakukan peninjauan dapur MBG. Peninjauan kali pertama diawali di SPPG Jalan Gatot Subroto atau sekitar Akmil Magelang yang telah beroperasi. Selanjutnya di SPPG Yayasan Aghits International di Jalan Pahlawan, Potrobangsan dan SPPG Sanden yang belum beroperasi.

Namun, dapur MBG yang menjadi perhatian Pemkot Magelang berada di Sanden. Pasalnya, bangunan SPPG ini berdekatan dengan depo sampah. Lokasi SPPG dengan depo ini berseberangan dan dekat dengan sungai. Sempat tercium bau saat angin berhembus di lokasi, meski sampah di depo sudah dibersihkan.

"Sebenarnya hal tersebut memang sudah kami perintahkan kepada jajaran terkait untuk mengawal ini semua (untuk lokasi pendirian dapur). Tapi, kalau yang seperti ini mungkin secara teknis ya, saya nggak tahu juga teknis dari BGN itu seperti apa, layak operasinya seperti apa," kata Wali Kota Magelang Damar Prasetyono kepada wartawan, Selasa (14/10/2025).

Damar menerangkan keberadaan SPPG itu berada dalam pengawasan Badan Gizi Nasional. Pemerintah Kota Magelang mengaku tidak dilibatkan.

"Kalau bagi kami sebenarnya ada masalah (depo sampah), kalau bagi kami ya. Tapi, ini nanti akan kita kembalikan prosedur-prosedur persesuaian dari BGN itu sendiri. Karena kan nanti yang akan memeriksa langsung dari pusat. Kami nanti membantu dalam hal satgas untuk kelancaran kesuksesan program ini," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya berkomitmen untuk menyukseskan program Pemerintah Pusat dengan melakukan pengecekan ke lokasi. Salah satu yang disoroti adalah soal tata letak atau lay out hingga sanitasi.

"Satu, mungkin secara lay out, dapur itu memenuhi syarat. Keluar masuk daripada barang, terus masalah higienis, masalah penjamah makanan, masalah drainase dan atau IPAL-nya seperti apa, masalah bagaimana di lingkungan ini seperti apa dan lain sebagainya. Hal-hal seperti itu tentunya harus kita mitigasi, harus kita diskusikan seperti apa dan harus sesuai dengan apa yang dimandatkan dari BGN itu," ujar Damar.

"Biar jelas, karena program ini harus sukses, program ini harus lancar dan program ini harus berdampak sesuai yang diperintahkan oleh pemerintah pusat. Jadi kami di bawah ini harus betul-betul serius untuk menyukseskan program ini," imbuh Damar.

Dari tiga SPPG yang dicek, Damar menyoroti dua lokasi dapur MBG. Menurutnya ada beberapa hal yang perlu ditambahkan di SPPG Yayasan Aghits International dan SPPG Sanden.

"Tentunya masih ada waktu untuk memperbaiki dan berkoordinasi. Ini seperti itu, karena kan lebih baik di awal ini kita perbaiki, lebih baik di awal ini kita betul-betul kita sesuaikan supaya tidak ada permasalahan di kemudian hari," ujarnya.

Pemindahan Depo Perlu Dikaji

Kembali soal lokasi SPPG Sanden, pihaknya pun membuka peluang untuk memindahkan depo sampah tersebut.

"Tapi, tentunya nanti butuh koordinasi selanjutnya. Oh saya belum tahu, belum tinjau. Nanti biar tim kita untuk survei lapangan atau seperti apa. Jika memang itu dimungkinkan (depo dipindah)," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, M Yunus, mengatakan depo sampah yang ada tersebut dibangun sejak 10 tahun yang lalu. Depo itu digunakan untuk menampung sampah warga dari 6 RW.

"Transfer depo. Dari warga yang pakai gerobak buangnya ke sini (depo), nanti DLH ngambil pakai truk. Jadi, ini melingkupi sekitar 6 RW Kelurahan Kramat Selatan, nampung sampahnya 6 RW," kata Yunus.

Terkait kemungkinan transfer depo sampah dipindah, Yunus mengaku harus membuat kajian terlebih dahulu. Termasuk juga mencari lokasi dan pengadaan lahan.

"Prosesnya musyawarah dengan warga, prosesnya cukup panjang (pemindahan transfer depo sampah)," katanya.

Penjelasan Koordinator SPPG

Sementara itu, Koordinator Wilayah SPPG Kota/Kabupaten Magelang, Farhan Firdaus mengatakan temuan soal dapur MBG yang dekat depo sampah itu nantinya disampaikan kepada pihak yayasan yang membangun.

"Apa-apa saja yang sudah direvisi Pak Wali Kota, saya harapkan para yayasan di Kota Magelang itu kooperatif dengan apa yang sudah direvisi dari Pak Wali Kota," kata Farhan.

"Ya dari masalah sampah ini, dari awal sudah komunikasikan dengan pihak yayasan minta tolong dibantu, gimana caranya dicarikan solusinya. Kita dibantu solusi gimana pokoknya TPS jangan ada di sini atau bagaimana saya dari pihak yayasan yang membangun," ujar Farhan.

Farhan lalu menyebut total ada 18 SPPG di Kota Magelang.

"Yang sudah operasional ada 2, yang sudah ada kepala SPPG-nya total sama operasional berarti ada 5. Yang lainnya 13 SPPG masih dalam proses pembangunan," pungkasnya.



Simak Video "Video: BGN Buka Suara soal Isu Dapur SPPG Fiktif"

(ams/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork