Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meluncurkan Sekolah Garuda di SMA Pradita Dirgantara Boyolali. Dalam sambutannya, AHY bercerita dirinya juga menjadi ketua umum OSIS SMA Taruna Nusantara di Magelang.
Diketahui, pemerintah memulai pengenalan Sekolah Garuda secara serentak di 16 titik di seluruh Indonesia hari ini. Terdiri atas 12 titik Sekolah Garuda Transformasi dan 4 titik lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru. Di antaranya di sekolah unggulan SMA Pradita Dirgantara dan SMA Taruna Nusantara di Jawa Tengah yang merupakan Sekolah Garuda Transformasi.
"Ini momentum yang harus kita jadikan sebagai penyemangat untuk bisa terus membangun sumber daya manusia yang unggul, untuk bisa menghadapi berbagai tantangan juga peluang di abad ke-21 ini," kata AHY di acara grand launching Sekolah Garuda di SMA Pradita Dirgantara, Ngemplak, Boyolali, Rabu (8/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AHY lalu memberikan motivasi kepada para generasi muda dengan menceritakan perjalanan kariernya.
"Saya titip pesan, just be yourself, but be the best version of yourself. Setiap orang punya keunggulan, punya karakter, punya sesuatu yang membedakan diri dengan yang lainnya. Jadi jangan mengubah diri kita untuk menjadi seseorang yang asik tetapi jadilah versi terbaik dari kita sendiri," pesannya.
AHY mengatakan, melihat Ketua Umum OSIS SMA Pradita Dirgantara yang menyampaikan testimoninya, hal itu mengingatkan dirinya sekitar 30 tahun lalu.
"Saya juga menjadi ketua umum OSIS di salah satu SMA Boarding School juga, salah satu SMA Unggulan yaitu SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. Relatif masih baru waktu itu, baru berdiri sekitar 5 tahun dan itu yang mengubah jalan hidup saya," ujar AHY.
"Ada banyak hal yang tidak bisa kita kontrol dan tidak bisa kita putuskan sendiri. Takdir kita. Lahir dari siapa kita. Saya tidak terlahir sebagai anak Presiden. Kendati saya mendapatkan berbagai kemuliaan setelah itu. Saya lahir dari seorang Letnan satu yang juga serba terbatas kehidupannya," ucap putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
AHY mengatakan, jika ingin mengambil peran dalam kemajuan organisasi, masyarakat, juga bangsa dan negara, maka sumber daya manusianya harus dipersiapkan.
"Human capital di atas segala-galanya. Jadi sungguh berbahagia ketika saya menjadi salah satu produk dari sekolah unggulan yang kemudian tahun ini atas visi besar dan arahan bahwa Presiden Prabowo Subianto, Sekolah Garuda hadir untuk seluruh masyarakat Indonesia. Agar kita bisa mengejar ketertinggalan kita dari bangsa-bangsa maju di dunia, yang human capital indeksnya, yang human development indeksnya sudah jauh lebih maju," paparnya.
AHY juga mengaku tidak pernah menyangka setelah lulus dari SMA Taruna Nusantara akan masuk ke Akademi Militer dan lulus sebagai Perwira TNI.
"Jadi jangan pernah berhenti belajar. Di manapun selalu ada kesempatan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Termasuk ketika mendapatkan program beasiswa di Kennedy School of Government Harvard University, ini yang saya jadikan sebagai sebuah tonggak, bahwa apapun profesi kita jangan pernah berhenti belajar. Hidup adalah universitas yang abadi," ucapnya.
AHY juga bercerita dirinya memimpin pasukan saat berdinas di TNI. Dia juga tidak pernah mengira bakal mengambil keputusan besar yaitu mengakhiri dinas di TNI lalu menjadi politisi.
"Seperti Pak Gubernur juga (Ahmad Luthfi), tapi saya tidak langsung beruntung, karena saya kalah. Saya gagal tidak menang pada saat Pemilihan Gubernur di Jakarta. Tapi justru saya mengambil hikmah bahwa di balik semua kegagalan dan kekalahan kita selalu ada rencana Tuhan yang lebih baik. Yakinlah itu dan jangan pernah menyesali segala yang telah kita putuskan," ucapnya.
AHY mengaku juga menghadapi berbagai rintangan, termasuk dalam dunia politik.
"Tetapi alhamdulillah kemudian membawa kita pada sebuah peran baru dan saat ini alhamdulillah menjadi Menteri Koordinator di Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan," kata dia.
"Dan di situlah saya merasa saatnya dalam posisi yang bisa membangun bukan hanya kesadaran tapi juga kebijakan publik. Maka harus selalu berpihak pada pembangunan sumber daya manusia. Infrastruktur bukan sekedar baja, beton, aspal. Tapi infrastruktur harus berdampak langsung pada kualitas hidup manusia," sambungnya.
AHY menambahkan, pendidikan di Indonesia harus semakin baik dan kesehatan harus lebih terjangkau. Dia bilang pengurangan kemiskinan, ketimpangan sosial, perumahan yang layak, air bersih, pangan dan lain sebagainya, membutuhkan dukungan infrastruktur.
(dil/apl)