Anies di Semarang: Sekarang Orang Baik Pilih Kumpul dalam Ormas

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 08 Okt 2025 14:34 WIB
Anies Baswedan di Hotel UTC Semarang, Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, Rabu (8/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, angkat bicara saat ditanya soal kemungkinan mendirikan partai politik jelang Pemilu 2029. Anies menegaskan saat ini fokusnya bukan pada pembentukan partai, melainkan penguatan organisasi masyarakat (ormas).

Hari ini Ormas Gerakan Rakyat, organisasi yang lahir dari basis relawan pendukung Anies Baswedan, menggelar acara dialog kebangsaan di Hotel UTC, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Acara yang dihadiri berbagai tokoh itu membicarakan berbagai persoalan di Indonesia.

Saat ditanya apakah pertemuan Gerakan Rakyat itu menjadi langkah awal menyiapkan partai politik untuk Pemilu 2029, Anies menyebut agenda itu hanya perkumpulan 'orang-orang baik' di berbagai daerah.

"Sekarang ini adalah orang-orang baik yang memilih untuk berkumpul bersama dalam sebuah organisasi massa dan kami apresiasi sekali karena mereka berkumpul lalu bekerja di wilayah masing-masing untuk kebaikan," kata Anies di Hotel UTC, Rabu (8/10/2025).

Anies Baswedan di Hotel UTC Semarang, Kelurahan Petompon, Kecamatan Gajahmungkur, Rabu (8/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Ketika disinggung apakah ormas tersebut kelak akan bertransformasi menjadi partai politik, Anies tidak menjawab secara gamblang.

"Saat ini pembicaraannya adalah tentang bagaimana memberikan manfaat di tiap wilayah masing-masing," ujarnya.

Anies menyebut ada empat tema utama yang dibahas dalam dialog kebangsaan itu, yakni soal kesehatan, hukum, ekonomi, dan pertanian. Menurutnya, keempat isu tersebut merupakan persoalan mendasar bangsa yang perlu dikoreksi dengan pandangan kritis.

"Itu adalah empat hal mendasar yang harus jadi perhatian. Ada pandangan-pandangan kritis tentang bagaimana itu harus dikoreksi. Mudah-mudahan itu semua nanti bisa menjadi bahan untuk membuat kebijakan-kebijakan menjadi lebih baik, lebih berkeadilan," ucapnya.

Anies juga menyinggung soal praktik pemerintahan yang ia sebut 'transaksional'. Ia juga menyoroti fenomena underground economy atau ekonomi yang masih belum tercatat.

"Indonesia termasuk dalam salah satu negara yang underground economy-nya terbesar di dunia. Itu menggambarkan tata kelola yang buruk, praktik hukum yang buruk, pengawasan yang buruk," kata dia.

Menurutnya, jika aktivitas ilegal yang tidak dilaporkan itu dapat ditekan, maka pendapatan negara akan meningkat signifikan.

"Bayangkan betapa besar penambahan pada catatan ekonomi kita. Jadi yang tercatat hari ini di dalam perekonomian kita itu hanya sekitar tiga per empat, seperempatnya nggak tercatat. Ini menjadi salah satu masalah besar di negeri ini," ujarnya.

Anies berharap pemerintah bisa segera menertibkan ekonomi bawah tanah itu agar demokrasi dan pembiayaan pemerintahan berjalan lebih sehat.

"Itu ukurannya seperempat, efeknya nyata sekali. Bagaimana pendapatan negara kita tidak lengkap, tidak utuh, karena ada aktivitas yang tidak bisa kita pajakin. Saya melihat ini persoalan penting, harus segera dibereskan oleh pemerintah hari ini," pungkasnya.



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"

(dil/alg)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork