Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk dan menimbulkan korban meninggal lebih dari 60 orang bakal dibangun oleh pemerintah. Pembangunan ulang untuk mengantisipasi insiden serupa terjadi di masa mendatang.
"Tapi perkiraan saya, kemarin saya ke sana, itu bangunan yang warna hijau itu lebih murah kan kalau dirobohkan, dibangun baru dari nol daripada kita tambal sulam," kata Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo setelah bertemu dengan Menko PM Muhaimin Iskandar di kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025), dilansir detikNews.
Dody menuturkan pihaknya belum memerinci berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun ulang Ponpes Al Khoziny. Ia menjelaskan penghitungan tengah dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum (angka pastinya) lagi ngitung," ujarnya.
Diketahui, insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny diduga akibat bangunan yang tidak layak. Ponpes ini juga tidak memiliki izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
Dody menilai banyak pondok pesantren yang masih menganggap sepele terkait izin PBG. Padahal, izin tersebut untuk memastikan bangunan yang dibangun bisa digunakan atau tidak.
"Ya mungkin karena pesantren itu kan suka dari santri untuk santri, jadi mereka menganggap nggak perlu izin. Padahal izin itu untuk meyakinkan bahwa yang dibangun itu sesuai dengan normanya, kualitas kolom, kualitas struktur dan seterusnya," ungkap dia.
Seperti diketahui, Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, roboh pada 29 September lalu. Total ada 67 orang tewas akibat insiden tersebut.
Setelah lebih dari sepekan, operasi pencarian korban ambruknya bangunan tersebut diakhiri hari ini. Basarnas menyatakan 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia, termasuk terdapat 8 body part.
(apu/ams)