Kepala Desa Demakijo, Ery Karyatno, menjelaskan objek wisata petik buah di Desa Demakijo awalnya merupakan lahan tidak produktif berupa rawa. Dia menyebutkan lahan tersebut berada di dekat jalur tol.
"Awalnya dulu cekungan-cekungan, rawa-rawa," jelas Ery.
Luasan lahan yang merupakan tanah kas desa (TKD) tersebut awalnya hanya setengah hektare. Kemudian lahan tersebut diperluas menjadi sekitar 2 hektare. Lahan tersebut dikelola oleh petani milenial hingga Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dikelola oleh teman-teman petani kelompok tadi. ada yang milenial kemudian ada P4S," sebut Ery.
Ery menyebutkan ada 1.700 buah dan sayur yang ditanam di lahan tersebut.
"Ini luasannya sekitar 2.300 m persegi. Jumlah tanamannya ada sekitar 1.700. Jenis buahnya ada semangka non biji dan semangka berbiji. Juga ada tomat, kemudian ada kacang, kemudian ada terong," katanya.
Digarapnya lahan tersebut, kata Ery, yakni untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya para pemuda, bahwa petani merupakan profesi yang bisa mendapatkan banyak hasil.
"Saya menginginkan motivasi pada masyarakat, khususnya pemuda, bahwa menjadi petani itu adalah sebuah profesi. Kemudian yang kedua, menjadi petani hasilnya juga tidak sedikit," jelasnya.
"Harapannya ini insyaallah akan kami kembangkan dan menjadi event tahunan di Desa Demakijo," lanjutnya.
Sebelumnya, jauh sebelum wisata itu dibuka, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo sempat menanam buah semangka nonbiji. Hamenang membenarkan bahwa lahan tersebut dulunya merupakan lahan tidak produktif.
"Jadi saya beberapa waktu lalu ketika di sini kita tanam buah bareng-bareng yang tadinya mangkrak bisa diaktifkan oleh Pak Lurah dan dikelola oleh para petani milenial, luar biasa," ungkap Hamenang.
Dia mengatakan digarapnya lahan tersebut dapat memunculkan para petani millenial. Selain itu, dia menilai, wisata tersebut dapat menumbuhkan potensi ekonomi di desa.
"Mendorong regenerasi para petani terjadi. Ini salah satu atraksi wisata yang menarik. Ke depan dengan potensi yang berbeda-beda di wilayah dapat membuat acara yang seperti ini sehingga bisa menarik anak muda bertani," katanya.
"Di sisi lain juga menimbulkan dampak ekonomi yang luar biasa. Semangkanya manis, mantap," pungkasnya.
(akd/akd)