Massa Tuntut Pembakar Rumah Pentolan Masyarakat Pati Bersatu Ditangkap

Massa Tuntut Pembakar Rumah Pentolan Masyarakat Pati Bersatu Ditangkap

Dian Utoro Aji - detikJateng
Senin, 06 Okt 2025 15:30 WIB
Suasana aksi demo di Alun-alun Tayu, Pati, Senin (6/10/2025).
Suasana aksi demo di Alun-alun Tayu, Pati, Senin (6/10/2025). Massa menuntut pembakar rumah aktivis di Pati segera ditangkap. (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Pati -

Warga yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Pati Anti Premanisme menggelar demo di Alun-alun Tayu, Pati. Mereka menuntut agar polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan dan pembakaran rumah aktivis Masyarakat Pati Bersatu.

Pantauan detikJateng di lokasi, massa berkumpul di Alun-alun Tayu sekitar jam 14.00 WIB. Mereka membawa tulisan meminta menghentikan intimidasi kepada aktivis Masyarakat Pati Bersatu hingga meminta Bupati Pati, Sudewo bertanggung jawab atas suasana kericuhan di Pati belakangan.

Massa juga terlihat membakar ban di lokasi. Massa terus melakukan orasi menolak aksi premanisme yang terjadi terhadap pendukung pemakzulan Sudewo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Koalisi Masyarakat Pati Anti Premanisme, Mirza, mengatakan aksi ini merupakan respons atas kejadian pengeroyokan terhadap aktivis Masyarakat Pati Bersatu saat rapat pansus pemakzulan Bupati Pati Sudewo di DPRD Pati pada Kamis (2/10) lalu. Dimana ada dua aktivis Supriyono dan Teguh dihajar massa yang diduga berasal dari pendukung Bupati Sudewo.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah respons kami tentang peristiwa yang dialami aktivis kita yang beberapa waktu mengalami keroyokan pemukulan di gedung DPRD," jelas Mirza kepada wartawan ditemui di lokasi, Senin (6/10/2025).

Kedua Mirza menyayangkan adanya orang tidak dikenal membakar rumah Teguh dari Masyarakat Pati Bersatu.

"Yang kedua adalah respons atas peristiwa upaya pembakaran rumah Pak Teguh," jelasnya.

Oleh karena itu, dia meminta kepada polisi untuk segera menangkap pelaku pengeroyokan. Menurutnya sudah banyak bukti yang ada.

"Maka saya kira Kapolresta mudah menangkap pelaku pemukulan," jelasnya.

"Kedua kami menuntut kepada Kapolresta Pati untuk segera menangkap pelaku pembakaran rumah Mas Teguh," dia melanjutkan.

Mirza juta meminta kepada Bupati Pati agar bertanggung jawab atas kegaduhan di Pati belakangan ini.

"Ketiga meminta pertanggungjawaban Bapak Bupati, Sudewo atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat sampai hari ini," jelasnya.

Terlebih lagi, Mirza menyebut banyak di media sosial soal adu domba masyarakat. Padahal menurutnya masyarakat Pati bersatu tidak ada anarkis.

"Karena banyak teman-teman kami Selatan Kecamatan Selatan tepatnya itu mendukung dan tidak mendukung. Jangan sampai narasi ini membenturkan kita kepada masyarakat," jelasnya.

"Dan tentu saya ada Pati Utara dan Selatan diduga ada oknum diduga pendukung Bupati Sudewo yang membangun narasi itu. Maka menuntut Pak Bupati bertanggung jawab kondisi sosial antarwilayah," dia melanjutkan.

Masyarakat Pati Bersatu: Jangan Terprovokasi

Koordinator Masyarakat Pati Bersatu, Supriyono alias Bothok, mengajak massa tidak terprovokasi dan tetap fokus menuntut pemakzulan Bupati Pati Sudewo.

"Panjenengan semua jangan terprovokasi ya, jangan ikut-ikutan tindakan melanggar hukum. Kita adalah Pati cinta damai tanpa Bupati koruptor," kata Supriyono saat berorasi dari atas mobil pikap di Alun-alun Tayu, Senin (6/10/2025).

Menurut dia, pro kontra adalah hal biasa. Dia juga berharap agar tindakan penganiayaan dan pengeroyokan itu ditindak tegas oleh kepolisian.

"Jangan ikut-ikutan, Pati cinta damai. Yang anarkis, mulai pengeroyokan di depan Pak Kapolresta Pati itu tidak boleh dibenarkan, ini adalah negara demokrasi," terang dia.

"Beda pendapatan pro kontra adalah hal biasa, tapi jangan anarkis. Apalagi melakukan penganiayaan, bakar rumah orang yang mengancam jiwa orang," dia melanjutkan.

Supriyono juga meminta masyarakat tetap fokus pada tujuan memakzulan Bupati Pati, Sudewo.

"Saya mohon untuk masyarakat jangan mudah terprovokasi video-video tersebut. Tidak usah ditanggapi. Tuntutan satu, lengserkan Bupati Pati Sudewo," jelasnya.

Camat Tayu, Imam Rifai juga meminta masyarakat menjaga perdamaian dan menolak aksi premanisme. Menurutnya tidak ada istilah Pati Utara dan Selatan. Semuanya masyarakat Pati.

"Menjaga perdamaian, menolak premanisme. Itu hanya penggunaan bahasa, tidak ada Pati Utara dan Selatan. Semua masyarakat Kabupaten Pati. Jangan terprovokasi," jelas Rifai kepada wartawan di lokasi.

Kapolsek Tayu AKP Aris Pristianto menjelaskan, polisi mengawal dan mengamankan aspirasi masyarakat. Terkait dengan aksi pengeroyokan dan pembakaran rumah akan disampaikan kepada Kapolresta Pati Kombes Jaka Wahyudi.

"Kami mengawal dan mengamankan aspirasi dari masyarakat. Akan kita sampaikan aspirasi kepada pimpinan. Jangan mudah terprovokasi, supaya kondisi aman dan tenteram kondusif," imbaunya.




(afn/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads