4 Ciri-ciri Rambut Rontok karena Stres dan Cara Mengatasinya

4 Ciri-ciri Rambut Rontok karena Stres dan Cara Mengatasinya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 25 Sep 2025 18:22 WIB
Benarkah Kebiasaan Ngopi Bisa Bikin Rambut Rontok? Ini Penjelasannya
Rambut rontok. (Foto: Ilustrasi iStock)
Solo -

Pernah merasa rambut tiba-tiba rontok lebih banyak dari biasanya setelah mengalami tekanan emosional atau fisik? Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa tubuhmu sedang merespons stres.

Banyak orang menganggap rontoknya rambut hanyalah hal sepele, padahal bisa berkaitan dengan perubahan siklus pertumbuhan rambut yang disebut telogen effluvium. Kerontokan akibat stres memiliki ciri khas yang berbeda dari kerontokan biasa. Mengetahui tandanya sejak awal akan membantumu mengambil langkah tepat agar rambut bisa kembali kuat.

Jika kamu penasaran bagaimana mengenali ciri-ciri rambut rontok karena stres dan ingin tahu cara mengatasinya agar tidak semakin parah, simak panduan lengkap berikut ini, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Stres bisa memicu telogen effluvium yang membuat rambut rontok lebih banyak dan menipis merata.
  • Kulit kepala tetap terlihat normal tanpa rasa gatal atau perih meski rambut rontok meningkat.
  • Penanganan yang tepat untuk mengatasi rambut rontok karena stres meliputi perawatan medis, nutrisi, dan pengelolaan stres.

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Rambut Rontok karena Stres

Rambut yang rontok karena stres memiliki tanda yang cukup khas jika kamu perhatikan. Kondisi ini sering terjadi beberapa minggu hingga bulan setelah mengalami tekanan emosional atau fisik dan dikenal dengan istilah telogen effluvium. Agar lebih mudah mengenalinya, berikut ciri-ciri yang bisa kamu perhatikan, sesuai dengan penjelasan pada laman Oxford Online Pharmacy dan Cleveland Clinic.

1. Kerontokan Lebih dari 100 Helai Sehari

Jika kamu merasa jumlah rambut yang tersangkut di sisir atau rontok saat keramas meningkat, ini bisa menjadi tanda stres memengaruhi siklus rambut. Rambut yang sedang berada pada fase istirahat akan lebih mudah terlepas saat disentuh atau digosok ringan.

Dalam kondisi normal, rambut yang rontok per hari sekitar 100 helai, tetapi pada stres bisa meningkat hingga 300 helai. Perubahan ini sering baru terlihat dua sampai tiga bulan setelah peristiwa yang memicu stres.

Tanda lain yang sering membuat panik adalah jumlah rambut yang terlihat menumpuk di tempat-tempat tak biasa. Saat mandi, kamu mungkin menemukan helaian yang menempel di dinding kamar mandi atau menyumbat saluran air.

Ketika menyisir, rambut yang terkumpul pada sikat terlihat lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini memang mengejutkan, tetapi ini merupakan bagian dari proses rambut yang memasuki fase rontok bersamaan akibat stres.

2. Kulit Kepala Tetap Sehat Tanpa Gejala Tambahan

Ciri lain yang menonjol adalah kondisi kulit kepala yang tetap terlihat normal. Tidak ada gatal, nyeri, rasa terbakar, atau munculnya serpihan kulit yang mengganggu. Rambut rontok murni terjadi karena perubahan siklus pertumbuhan, bukan karena infeksi atau iritasi pada kulit kepala.

3. Penipisan Merata di Seluruh Kulit Kepala

Salah satu tanda paling jelas adalah rambut terlihat menipis secara merata, bukan hanya di satu area tertentu. Bagian atas, samping, hingga belakang kepala terasa lebih ringan dan kurang bervolume.

Tidak ada garis kebotakan yang jelas atau pola tertentu, melainkan penurunan ketebalan secara keseluruhan. Hal ini terjadi karena stres mendorong banyak folikel rambut masuk ke fase istirahat sekaligus sehingga helai rambut mudah lepas bersama aktivitas sehari-hari.

4. Tidak Ada Pola Kebotakan yang Spesifik

Berbeda dengan kebotakan pola pria atau wanita yang dimulai dari garis rambut dan puncak kepala, rambut rontok karena stres tidak membentuk area botak tertentu. Begitu juga tidak ada bercak bulat seperti pada alopecia areata.

Kulit kepala tetap tertutup rambut, hanya jumlahnya yang berkurang merata. Inilah yang membedakan Telogen Effluvium dengan jenis kerontokan lain yang cenderung membentuk pola khas.

Helaian terlihat lebih sedikit sehingga kepala terasa ringan. Saat menyisir, rambut yang tersisa tidak sepadat sebelumnya dan helaian baru belum tampak tumbuh karena butuh waktu beberapa bulan untuk keluar kembali dari folikel. Perasaan rambut menjadi lebih tipis ini sering membuat orang khawatir meski tidak ada area botak yang jelas.

Bagaimana Cara Mengatasi Rambut Rontok karena Stres?

Menurut University of Pittsburgh Medical Center dan Mayo Clinic, kerontokan rambut akibat stres sering kali tidak bisa diatasi hanya dengan perawatan luar. Agar hasilnya maksimal, perlu pendekatan yang menyeluruh mulai dari medis, nutrisi, hingga pengelolaan stres. Dengan begitu, siklus pertumbuhan rambut dapat kembali normal dan kerontokan berhenti berlebih.

1. Konsultasi dan Perawatan Medis

Langkah pertama yang penting adalah memeriksakan diri ke dokter. Tenaga medis akan mengevaluasi penyebab rontok dan merekomendasikan terapi yang sesuai. Salah satu pilihan adalah minoxidil, obat oles yang membantu merangsang pertumbuhan rambut baru.

Untuk pria, dokter dapat meresepkan finasteride, obat minum yang menghambat hormon DHT agar folikel tidak menyusut. Pada kondisi tertentu, suntikan kortikosteroid juga bisa diberikan untuk memperlambat kerontokan dan memulihkan folikel, terutama bila ada tanda alopecia areata.

2. Memperbaiki Nutrisi Rambut dari Dalam

Selain obat medis, perhatikan asupan nutrisi karena kekurangan vitamin dan mineral bisa memperburuk kondisi rambut. Dokter mungkin menyarankan suplemen seperti biotin, zinc, kolagen, zat besi, atau vitamin D.

Nutrisi yang tepat dapat membantu memperkuat batang rambut dan mendukung folikel untuk kembali aktif. Namun, pastikan mengonsumsi suplemen sesuai arahan agar aman dan efektif.

3. Mengelola Stres Sehari-hari

Mengurangi tekanan emosional menjadi kunci utama agar rambut tidak terus rontok. Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga bisa membantu menenangkan pikiran. Olahraga teratur juga bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah sekaligus menurunkan kadar hormon stres.

Tidur yang cukup dan pola makan seimbang menjaga tubuh tetap sehat sehingga mendukung pertumbuhan rambut baru. Jika merasa kewalahan, jangan ragu mencari bantuan dari terapis atau lingkaran dukungan terdekat.

4. Menjaga Kebiasaan Hidup yang Lebih Sehat

Beberapa kebiasaan dapat memperburuk kondisi tubuh dan rambut. Contohnya adalah mengonsumsi alkohol berlebihan atau penggunaan obat-obatan tertentu tanpa pengawasan medis.

Mengurangi kebiasaan ini akan membantu tubuh fokus pada pemulihan. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan lakukan hal yang menyenangkan agar pikiran lebih tenang serta keseimbangan tubuh terjaga.

Sekarang waktunya kamu lebih peka terhadap perubahan pada rambut sendiri. Setelah membaca, coba perhatikan tanda-tanda yang muncul dan lakukan langkah pencegahan yang sudah dibahas agar rambut kembali sehat.




(sto/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads