Kalender Hijriah Hari Ini 25 September 2025 dan 10 Amalan Berpahala Jariyah

Kalender Hijriah Hari Ini 25 September 2025 dan 10 Amalan Berpahala Jariyah

Nur Umar Akashi - detikJateng
Kamis, 25 Sep 2025 13:03 WIB
Kalender Hijriah September 2025
Kalender Hijriah September 2025. (Foto: Dok. Bimas Islam Kemenag RI)
Solo -

Tanggal Hijriah dan Masehi menggunakan patokan yang berbeda untuk menentukan hari, yakni Bulan dan Matahari. Akibatnya, tanggal yang dihasilkan turut berlainan. Lalu, 25 September 2025 bertepatan dengan tanggal berapa Hijriah?

Disadur dari buku Fikih Kontemporer tulisan Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi, ada beberapa metode penentuan awal bulan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan cara rukyat alias melihat langsung. Bila langit tertutup sesuatu, seperti awan, Nabi SAW mengajarkan untuk menyempurnakan bulan berjalan menjadi 30 hari atau dikenal sebagai metode istikmal.

إِذَا رَأَيْتُمُ الْهِلَالَ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ ثُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُومُوا ثَلَاثِينَ يَوْمًا .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Apabila kalian melihat hilal maka berpuasalah dan apabila kalian melihatnya maka berhari rayalah. Dan apabila kalian terhalang maka sempurnakanlah tiga puluh hari." (HR Bukhari 4/106 dan Muslim no 1081)

Dalam perkembangannya, muncul metode hitungan (hisab) atau kombinasi rukyat-hisab. Cara penentuan awal bulan yang berbeda-beda membuat tanggal Hijriah mungkin berlainan.

ADVERTISEMENT

Bagi umat Islam, mengetahui tanggal Hijriah yang tepat per hari adalah perkara penting. Bagaimana tidak, tanggalan yang dimunculkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab tersebut adalah panduan dalam mengerjakan ibadah, seperti puasa.

Langsung saja, simak konversi tanggal kalender Hijriah hari ini, Kamis, 25 September menurut pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah via uraian berikut.

3 Versi Kalender Hijriah Hari Ini 25 September 2025

Kalender Hijriah 25 September 2025 Menurut Pemerintah

Tanggalan versi pemerintah bisa dicek via Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Kementerian Agama. Dalam kalender tersebut, pemerintah menetapkan awal Rabiul Akhir 1447 H pada Selasa, 23 September 2025.

Berdasar acuan tersebut, 25 September 2025 bertepatan dengan 3 Rabiul Akhir 1447 H. Sebagai catatan, 3 Rabiul Akhir sejatinya telah dimulai sejak Rabu, 24 September 2025 waktu Maghrib. Mengingat, dalam kalender Hijriah, pergantian hari terjadi saat Matahari terbenam.

Kalender Hijriah 25 September 2025 Menurut NU

Lembaga Falakiyah NU selalu memberi pengumuman penetapan awal bulan. Untuk Rabiul Akhir, pengumumannya tercantum dalam Surat Keputusan Nomor: 97/PB.08/A.II.11.13/13/09/2025. Tertulis bahwa 1 Rabiul Akhir jatuh pada Selasa, 23 September 2025.

"Sebagai tindak lanjutnya, maka awal bulan Rabiul Akhir 1447 H bertepatan dengan Selasa Pon 23 September 2025 (mulai malam Selasa) atas dasar rukyah," bunyi keterangan dalam surat itu, dilansir Instagram @falakiyahnu.

Berdasar acuan tersebut, maka 25 September 2025 oleh NU ditetapkan menjadi 3 Rabiul Akhir. Keterangan yang sama juga tercantum dalam Almanak Tahun 2025 rilisan Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang NU Bojonegoro.

Kalender Hijriah 25 September 2025 Menurut Muhammadiyah

Terhitung sejak 1 Muharram 1447 H kemarin, Muhammadiyah menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) secara aktif. Harapannya, kalender ini dapat menyatukan umat Islam di seluruh belahan dunia.

Sebab, seperti keterangan di situs Suara Muhammadiyah, KHGT memakai konsep satu hari satu tanggal di seluruh dunia. Dengan demikian, tidak ada lagi perbedaan tanggal di wilayah Bumi yang tersebar.

Dalam KHGT, Muhammadiyah menetapkan 1 Rabiul Akhir berbarengan dengan pemerintah dan NU, yakni pada Selasa, 23 September 2025. Atas acuan itu, Muhammadiyah menetapkan 25 September menjadi 3 Rabiul Akhir 1447 H.

Akhir kata, pemerintah, NU, dan Muhammadiyah menetapkan 25 September 2025 sebagai 3 Rabiul Akhir 1447 H.

10 Amal dengan Pahala Tak Putus

Pernah dengar istilah amal jariyah? Laman Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mendefinisikannya sebagai perbuatan baik yang terus memberikan manfaat bagi orang lain. Atas sebab itu, orang yang berbuat mendapat kucuran pahala tanpa henti, bahkan setelah ia meninggal.

Lantas, apa saja yang masuk kategori amalan dengan pahala tak terputus itu? Diringkas dari buku 10 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir setelah Meninggal tulisan Syaikh Abdurrazzaq al-Badr, berikut daftar dan dalilnya:

1. Mengajarkan Ilmu Bermanfaat

إنَّ مِمَّا يلحق المؤمن من عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِه عِلمًا عَلَّمَه ونَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تركه ومُصْحَفًا وَرَّتَه أَو مَسْجِدًا بَنَاهُ أو بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيْلِ بَناهُ أَو نَهْرًا أَجْرَاهُ أَو صَدَقَةً أخرجها من ماله في صحتِه وحَيَاتِه يَلْحَقُهُ من بعدِ موتِهِ

Artinya: "Sesungguhnya amal dan kebaikan seorang mukmin yang akan menyusulnya setelah kematiannya adalah: (1) ilmu yang diajarkannya, (2) mushaf yang diwariskannya, (3) masjid yang dibangunnya, (4) rumah untuk ibnu sabil yang didirikannya, (5) sungai yang dialirkannya, atau (6) sedekah yang dikeluarkannya dari hartanya saat sehat dan hidupnya. Semua itu akan menyusulnya setelah kematiannya." (HR Ibnu Majah no 242. Dihasankan Syaikh al-Albani)

2. Mengalirkan Sungai

Dalilnya sama seperti hadits yang telah disinggung di amalan pertama. Yang masuk kategori mengalirkan sungai adalah memasang pipa air ke tempat-tempat yang membutuhkan. Atau, bisa juga 'sekadar' menyediakan dispenser air minum di tempat umum.

3. Menggali Sumur

سَبْعٌ يَجْرِي لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا، أَوْ كَرَى نَهْرًا، أَوْ حَفَرَ بِقُرًا، أَوْ غَرَسَ نَخْلًا، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَّتَ مُصْحَفًا، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

Artinya: "Ada tujuh amalan yang pahalanya terus mengalir untuk seorang hamba setelah kematiannya, saat ia berada di kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang mengalirkan sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang mewariskan mushaf, atau (7) orang yang meninggalkan anak saleh yang mendoakannya." (HR al-Bazzar no 7289. Dihasankan Syaikh al-Albani)

4. Menanam Pohon Kurma

Kurma dikenal sebagai buah yang punya banyak kebermanfaatan. Bahkan, Nabi SAW pernah menyamakan berkahnya kurma dengan seorang muslim.

"Sesungguhnya di antara pohon ada yang berkahnya seperti berkahnya seorang muslim, yaitu kurma." (HR Bukhari no 5444)

Keutamaan amal satu ini tidak terbatas pada kurma saja, tetapi juga pohon lain yang membawa kebermanfaatan. Wallahu a'lam bish-shawab.

5. Membangun Masjid

Guna mendapatkan pahala yang tak putus-putus, detikers bisa membangun masjid. Tidak mesti menanggung semua biayanya secara keseluruhan, menyumbang sebagian saja sudah membuatmu insya Allah mendapat pahala jariyah. Nabi SAW bersabda:

من بنى مسجدا الله كمفحص قطاة أو أصغر بنى الله له بيتًا في الجنَّةِ

Artinya: "Barang siapa membangun masjid dengan mengharapkan wajah Allah walau sebesar sarang burung, Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga." (HR Ibnu Majah no 738. Dishahihkan Syaikh al-Albani)

6. Mencetak Mushaf Al-Quran

Yang masuk kategori amal ini ada 2, yakni (1) mewariskan Al-Quran kepada keluarga agar dimanfaatkan dan (2) mencetak dan mendistribusikan mushaf Al-Quran untuk masjid atau lembaga pendidikan.

7. Mendidik Anak Menjadi Shalih

Dalam syariat Islam, mendidik anak adalah perkara penting yang tak boleh disepelekan. Dari kebaikan-kebaikan merekalah, para orang tua mendapat pahala. Mudahnya, ketika seorang anak berbuat baik, seperti bersedekah, orang tuanya juga mendapat pahala.

8. Membangun dan mewakafkan rumah

Yang termasuk kategori amalan ini adalah:

  • Membangun rumah sakit umum dan mewakafkannya untuk kepentingan umat.
  • Membeli tanah dan mewakafkannya untuk dijadikan pemakaman muslim.
  • Membangun rumah dan mewakafkannya untuk musafir, pelajar agama, anak yatim, janda, maupun fakir miskin.

9. Menjaga Perbatasan (Ribath)

Dari Abu Umamah al-Bahili, Rasulullah SAW bersabda:

أربعة تجري عليهم أجورهم بعد الموت : رجل مات مرابطا في سبيل الله

Artinya: "Empat hal yang pahalanya terus mengalir untuk mereka setelah mati: Orang yang meninggal dalam keadaan ribath (berjaga) di jalan Allah."

10. Melakukan Sedekah Jariyah

Amalan kesepuluh yang membuat seorang muslim terus mendapat pahala meski telah meninggal adalah sedekah jariyah. Yang masuk kategori ini adalah:

  • Wakaf tanah dan bangunan untuk kepentingan umum, seperti rumah sakit, sekolah, dan masjid.
  • Wakaf mushaf Al-Quran dan buku ilmu pengetahuan.
  • Wakaf sumur dan sarana penyediaan air.
  • Berbagai bentuk sedekah dan wakaf lain yang manfaatnya berkelanjutan.

Demikian informasi lengkap mengenai kalender Hijriah hari ini 25 September 2025 dan 10 amalan yang pahalanya tak putus. Semoga bermanfaat!




(sto/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads