Melihat Peninggalan Perkeretaapian di Magelang Lewat Gedung TK

Melihat Peninggalan Perkeretaapian di Magelang Lewat Gedung TK

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 21 Sep 2025 15:31 WIB
Bangunan TK YWKA Cabang Magelang di Jalan Urip Sumoharjo No 158, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang yang pagarnya memakai rel kereta api.
Bangunan TK YWKA Cabang Magelang di Jalan Urip Sumoharjo No 158, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang yang pagarnya memakai rel kereta api. (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Magelang -

Perkeretaapian di Kota Magelang kini tinggal sejarah. Namun ada salah satu peninggalan yang masih aktif yaitu sebuah Taman Kanak-kanak (TK) yang berada dekat bekas depo dan memiliki keunikan pagar dari rel.

Namanya TK Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Cabang Magelang yang berusia 56 tahun. Lokasinya berada di Jalan Urip Sumoharjo No 158, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang. Persisnya berada di dekat depo kereta api atau kompleks stasiun kereta api di Kebonpolo.

TK ini berdiri pada tanggal 16 Agustus 1969 yang dulunya didirikan oleh Ikatan Wanita Kereta Api (IWKA). Kemudian sekitar tahun 1980-an berubah menjadi Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA). Dulunya siswa-siswanya di sana merupakan putera-puteri pegawai Kereta Api (KA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski perkeretaapian di Magelang sudah tidak aktif, TK ini punya cara unik mempertahankan identitasnya yang tidak lepas dari kereta api, yaitu pagar melingkari terbuat dari rel yang kemudian diwarnai.

Kemudian ada ornamen mirip kereta api yang menempel di bangunan bekas depo. Ornamen itu juga dilengkapi roda KA berada di kompleks bangunan TK tersebut.

ADVERTISEMENT

"Namanya TK YWKA. Dulu namanya Ikatan Wanita Kereta Api (IWKA), setelah tahun 1980 diganti menjadi YWKA. TK YWKA berdiri pada tanggal 16 Agustus 1969. Kemarin Agustus genap berusia 56 tahun," kata Kepala TK YWKA Cabang Magelang, Danis Ristijastuti kepada detikJateng, Kamis (18/9/2025).

"Jadi kenapa didirikan TK YWKA. Karena kereta api di Magelang itu waktu itu masih aktif dan jalan. Dan pegawainya, karyawan banyaknya, jadi untuk putera-puteri karyawan kereta api itu diwajibkan sekolah di YWKA yang dulu namanya IWKA," sambung Danis.

Siswa-siswinya, kata Danis, tidak hanya putera-puteri dari karyawan kereta api saja, tetapi juga menerima siswa dari umum. Kebetulan lokasi sekolah ini berdekatan kompleks Rindam IV/Diponegoro dan Pasar Kebonpolo.

"Kebetulan di depan ini ada kompleks ABRI (tentara), dulu kompleks ABRI semua sekolah di sini. Terus, ada Pasar Kebonpolo dan mayoritas itu penjualnya mempunyai anak-anak (sekolah sini). Dulu, YWKA Magelang itu satu-satunya sekolah yang ada di Magelang Utara," imbuhnya guru yang mengajar sejak 2005 itu.

Danis menambahkan, semenjak berdiri hingga sekarang kurang lebih telah meluluskan 2.000-an siswa. Pihaknya pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada para alumni yang peduli dengan keberadaan TK YWKA.

"Alhamdulillah lulusan dari sini masih peduli. Kadang di sekolah butuh ini, pada bantu. Jadi kita memang terbantu sama alumni-alumni. Banyak sekali, hampir 2000 (alumni). Alhamdulillah sudah jadi pejabat-pejabat," ujarnya.

"Nggih, ditutup (depo) dibuatkan kayak kereta api. Pagar menggunakan rel kereta api. Jadi, setelah kereta api nggak operasional, itu seluruh TK YWKA se-Indonesia itu pagarnya dari rel. Jadi uniknya itu. Jadi tidak semua TK itu pagarnya itu (rel), nah khusus YWKA itu memang kelebihannya rel," tuturnya.

Pihaknya berharap, kepada YWKA yang berpusat di Bandung untuk memperhatikan kondisi bangunan agar ditinjau ulang.

"Kami selaku pengasuh, pendidik, kepada pimpinan, terutama kepada YWKA pusat mohon diperhatikan. Harapannya kepada yayasan pusat mohon ditinjau ulang (bangunan), direnovasi agar kelihatan menarik. Kadang kan orang menyekolahkan putera-puterinya dilihat fisiknya dulu kadang, nggak (melihat) mutu. Kalau mutu kita nggak kalah," tegasnya.

Sementara itu, dihubungi terpisah, pendiri Komunitas Mlaku Magelang, Chandra Gusta Wisnuwardana mengatakan, TK YWKA dibuka oleh pegawai kereta api. Komunitas Mlaku Magelang adalah komunitas yang mengenalkan sejarah Magelang lewat berbagai kegiatan.

"Itu saja sih kaitannya. Dibuka (TK) otomatis sebelum Stasiun Kereta Api Magelang Kota ditutupnya tahun 76. Tapi, kalau TK itu dibukanya tahun 69. Jadi sudah beroperasi dulu (TK), sebelum Stasiun Kereta Magelang Kota ditutup. Faktanya seperti itu," kata Gusta.

"Kemudian yang saya kurang tahu juga, apakah lokasinya (TK) sejak dulu di situ atau tidak, saya kurang tahu. Kalau memang sudah dari dulu disitu lokasi TK-nya kan berarti gudang lokomotif yang nempel ada relief lokomotif nya itu kan memang sudah tidak digunakan lagi," ujar Gusta.

Bangunan TK YWKA Cabang Magelang di Jalan Urip Sumoharjo No 158, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang yang pagarnya memakai rel kereta api.Bangunan TK YWKA Cabang Magelang di Jalan Urip Sumoharjo No 158, Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang yang pagarnya memakai rel kereta api. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Perihal kereta api jalur Jogja-Semarang berhenti operasi, kata Gusta, tahun tutupnya berbeda-beda.

"Untuk pertama ditutup itu yang jalur Secang-Parakan dulu tahun 1972, kalau nggak salah. Terus yang jalur Jogja-Magelang itu tahun akhir itu ditutup tahun 1976 kalau tidak salah. Jadi, setelah itu ya sudah sampai utara (Semarang) juga kayaknya mati sih. Kurang lebih seperti itu," bebernya.

"Jadi memang tahun 70-an itu sudah ya (ditutup) karena kalah saing, kemudian disuntik matinya ya karena jalur kereta api karena lahar Merapi itu tahun 1975. Tahun 1976 kalau tidak salah resminya ditutup jalur itu," ujar dia.

Pihaknya menyebutkan Stasiun Magelang Kota yang berada di Kebonpolo pada sekitar tahun 1980-am berubah menjadi Sub Terminal Kebonpolo. Kemudian jalur kereta api sudah tidak terlihat, bahkan ada yang tertutup aspal dan hilang.

"Ya sudah hilang (jalurnya), berarti memang sudah hilang tertutup aspal. Untuk jalur Magelang Jogja, stasiun yang bekasnya masih ada, tapi kondisinya sudah berubah gitu. Kemudian tahun 80-an Stasiun Magelang Kota, Kebonpolo kan berubah jadi Sub Terminal Kebonpolo waktu itu," bebernya.

"Jadi tujuannya sudah berubah. Karena ya memang dalam konteks tahun itu ya memang sudah tidak profitable lagi. Jadi memang sudah sudah tidak menguntungkan lagi, kalah saing dengan bus dan kendaraan umum lain yang bisa berhenti di mana mana dibandingkan stasiun yang harus berhenti di situ. Tapi, ya kalau dilihat konteks sekarang ya, kereta api menjadi salah satu moda transportasi yang diimpi-impikan untuk ada lagi untuk jalur Jogja-Semarang karena itu akan sangat memangkas waktu," pungkasnya.




(aap/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads