Syarat Kambing untuk Aqiqah Anak Laki-laki dan Perempuan, Apakah Harus Jantan?

Syarat Kambing untuk Aqiqah Anak Laki-laki dan Perempuan, Apakah Harus Jantan?

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 11 Sep 2025 14:23 WIB
Ilustrasi salah satu tempat penjualan sapi dan kambing di Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
Ilustrasi kambing aqiqah. Foto: dok. detikJateng
Solo -

Aqiqah menjadi tradisi penting bagi kelahiran anak dalam Islam. Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah syarat kambing untuk aqiqah, karena hewan yang dipilih menjadi bagian dari ibadah ini. Pernahkah kamu bingung memilih kambing yang sesuai untuk aqiqah anak laki-laki atau perempuan? Simak panduan lengkap agar ibadah ini terlaksana sesuai sunnah.

Pelaksanaan aqiqah memiliki dasar hukum yang jelas. Menurut mazhab Maliki, Syafi'i, dan Hambali, aqiqah termasuk sunnah muakkad. Hadits riwayat Samurah ibn Jundub RA menyebutkan:

"Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya, yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambutnya dan diberi nama pada hari ketujuh tersebut" (HR. Al-Bukhari).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar ibadah aqiqah berjalan lancar dan membawa berkah, penting mengetahui aturan terkait hewan, jumlah kambing, dan tata cara pelaksanaannya. Simak panduan lengkap berikut agar aqiqah anak laki-laki atau perempuan dapat terlaksana sesuai syariat. Penjelasan ini dihimpun dari buku Modul Fikih Ibadah oleh Rosidin, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki oleh Adnan Baharits, Fiqh Ibadah oleh Zaenal Abidin, Aqiqah (Tata Cara & Doanya) oleh Abu Anwar, serta Menyambut Kedatangan Bayi oleh Nasy'at Masri.

Poin Utamanya:

ADVERTISEMENT
  • Kambing aqiqah harus sehat, cukup umur, halal, dan jumlah sesuai jenis kelamin anak.
  • Disunahkan pada hari ke-7, berdoa sebelum menyembelih, dan daging dimasak sebelum dibagikan.
  • Aqiqah menumbuhkan syukur, kasih sayang keluarga, dan mengikuti sunnah Rasulullah.

Syarat Kambing untuk Aqiqah Anak Laki-laki dan Perempuan

Kurang lebih, syarat hewan atau kambing aqiqah sama seperti qurban. Untuk memahami lebih detailnya, mari simak uraian berikut!

1. Berusia Minimal 1 Tahun

Syarat usia kambing untuk aqiqah mirip dengan hewan kurban. Kambing yang sah untuk aqiqah harus sudah mencapai usia minimal 1 tahun atau sedang berjalan memasuki tahun kedua. Penting untuk diingat bahwa patokan usia ini tidak berdasarkan besar atau kecilnya ukuran fisik kambing, melainkan usia hewan itu sendiri yang ditetapkan dalam syariat.

2. Tidak Cacat atau Sakit

Kondisi fisik kambing harus sehat dan tidak memiliki cacat. Hewan yang tidak boleh disembelih untuk aqiqah adalah yang fisiknya cacat, seperti halnya hewan kurban. Empat kondisi cacat yang harus dihindari antara lain buta, pincang, terlalu kurus, dan tidak memiliki sumsum tulang. Kondisi-kondisi ini dianggap merusak kualitas hewan yang akan dipersembahkan dalam ibadah.

3. Boleh Jantan Maupun Betina

Mengenai jenis kelamin kambing, syariat tidak menetapkan harus jantan atau betina. Oleh karena itu, kambing yang disembelih untuk aqiqah boleh berjenis kelamin apa saja, selama telah memenuhi syarat usia yang telah ditetapkan. Hal ini memberikan kemudahan dalam memilih hewan yang akan digunakan untuk beribadah.

4. Bukan Hasil Curian

Kambing yang akan diaqiqahkan harus diperoleh dengan cara yang halal. Kambing yang didapat dengan cara tidak sah, seperti hasil curian, tidak diperbolehkan. Menggunakan hewan hasil curian akan merusak nilai ibadah aqiqah itu sendiri di hadapan Allah SWT, karena ibadah harus dilakukan dengan cara yang suci dan benar.

5. Jumlah Sesuai Jenis Kelamin Anak

Ibadah aqiqah memiliki ketentuan jumlah kambing yang berbeda berdasarkan jenis kelamin anak. Anak laki-laki disunnahkan untuk diqiqahkan dengan dua ekor kambing, sementara anak perempuan dengan satu ekor kambing. Kedua kambing untuk anak laki-laki disarankan memiliki kondisi yang sama.

Anjuran dalam Melaksanakan Aqiqah

Selain menyediakan kambing yang memenuhi syarat, kita juga sebaiknya mengikuti sejumlah anjuran dalam melaksanakan aqiqah. Tujuannya adalah memperoleh berkah dari Allah SWT atas amalan yang kita kerjakan. Berikut sejumlah anjuran yang sebaiknya dilakukan.

1. Dianjurkan pada Hari Ketujuh Setelah Bayi Lahir

Pelaksanaan aqiqah disunnahkan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Perhitungan dimulai dari hari kelahiran, dan jika anak lahir pada malam hari, maka perhitungan dimulai pada hari berikutnya. Hari ketujuh menjadi waktu utama untuk melakukan aqiqah agar sunnah ini terlaksana tepat waktu.

Jika orang tua belum mampu, pelaksanaan aqiqah masih diperbolehkan pada hari-hari berikutnya, asalkan anak belum dewasa. Sebagian ulama menyebutkan bahwa pelaksanaan aqiqah pada hari ke-14 atau ke-21 dari kelahiran juga lebih utama daripada menunda lebih lama. Anak yang sudah baligh tidak dianjurkan untuk diaqiqahi, karena pada usia dewasa ia memiliki tanggung jawab sendiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada orang tua.

Selain itu, pelaksanaan aqiqah sebaiknya dirangkaikan dengan pemberian nama dan mencukur rambut. Anak yang sudah dewasa tentu akan merasa malu jika prosedur tersebut dilakukan di hadapan banyak orang. Oleh sebab itu, bayi yang meninggal sebelum hari ketujuh tidak diaqiqahi.

2. Berdoa Sebelum Menyembelih

Sebelum menyembelih kambing aqiqah, dianjurkan membaca doa khusus. Hadits riwayat 'Aisyah Radhiallahu 'anha menyebutkan ucapan yang disunnahkan saat menyembelih:

"Ψ§Ψ°Ω’Ψ¨ΩŽΨ­ΩΩˆΨ§ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ اسْمِهِ ΩˆΩŽΩ‚ΩΩˆΩ„ΩΩˆΨ§ : بِسْمِ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ£ΩŽΩƒΩ’Ψ¨ΩŽΨ±ΩΨŒ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ وَΨ₯ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ω‡ΩŽΨ°ΩΩ‡Ω ΨΉΩŽΩ‚ΩΩŠΩ‚ΩŽΨ©Ω ΩΩΩ„ΩŽΨ§Ω†Ω" (Ψ±ΩˆΨ§Ω‡ Ψ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ω‡ΩŽΩ‚ΩΩŠΩ‘Ω).
Artinya: "Sembelihlah atas nama-Nya dan ucapkanlah: 'Dengan menyebut nama Allah; Allah Maha Besar; Ya Allah, milik-Mu dan bagi-Mu, ini adalah aqiqah Fulan (sebutkan nama anak yang diaqiqahi)'."

Doa ini menegaskan bahwa aqiqah dilakukan atas nama anak yang bersangkutan dan seluruh proses penyembelihan mengandung ibadah yang ditujukan kepada Allah SWT. Dengan membaca doa ini sebelum menyembelih, pelaksanaan aqiqah mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan menegaskan niat ibadah orang tua.

3. Tidak Memecahkan Tulang Kambing

Dalam pelaksanaan aqiqah, disunahkan agar tulang kambing tidak dipecah. Hadits dari Aisyah Radhiallahu 'anha menyatakan: "Dipotong anggota-anggota (binatang) dan jangan dipecah-pecah tulangnya" (HR. Al-Hakim).

Sembelihan dipotong mengikuti sendi-sendinya dan tulangnya tetap utuh. Tujuannya agar aqiqah dijalankan sesuai sunnah dan sebagai fida simbol ikatan anak dengan Allah SWT.

4. Kambing Diolah Terlebih Dahulu Sebelum Dibagikan

Daging kambing aqiqah dianjurkan untuk dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan. Aqiqah dapat dijamu atau diberikan kepada fakir miskin, keluarga, tetangga, dan saudara dalam keadaan sudah dimasak.

Berbeda dengan daging qurban yang boleh dibagikan dalam keadaan mentah, daging aqiqah disunnahkan untuk langsung diolah. Dengan cara ini, keluarga dan orang-orang yang menerima dapat langsung memakan atau menyantapnya.

Orang yang melaksanakan aqiqah juga tetap diperbolehkan ikut memakannya dengan ketentuan sama seperti berqurban. Daging aqiqah yang dikonsumsi oleh diri sendiri tidak boleh lebih dari sepertiga bagian.

Hikmah Melaksanakan Aqiqah

Pelaksanaan aqiqah bukan hanya sekadar tradisi, tetapi memiliki nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam. Berikut beberapa hikmah yang dapat diambil dari ibadah aqiqah:

  1. Menjadi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak dan keselamatannya sejak dalam rahim hingga lahir ke dunia.
  2. Mempererat ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak, karena aqiqah menegaskan bahwa kelahiran anak disyukuri dan dihargai.
  3. Memperkuat hubungan sosial melalui pembagian daging aqiqah kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar, sehingga tercipta kebersamaan dan solidaritas.
  4. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW, menjadikan aqiqah sebagai ibadah yang dicontohkan oleh Nabi.
  5. Menumbuhkan sifat dermawan dalam keluarga, karena daging aqiqah disedekahkan kepada yang membutuhkan.
  6. Membantu anak untuk dekat dengan Allah sejak usia dini melalui doa dan keberkahan aqiqah.
  7. Memperkenalkan kelahiran anak kepada masyarakat, sekaligus meneguhkan tali persaudaraan antar tetangga dan komunitas.
  8. Memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat dengan distribusi daging aqiqah kepada fakir miskin, sehingga menjadi sarana berbagi rezeki.

Jadi, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai syarat kambing aqiqah untuk anak laki-laki dan perempuan. Semoga bermanfaat!




(par/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads