Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Polisi akhirnya mengungkap hasil autopsi terkait penemuan jasad seorang wanita berseragam ASN di Pantai Tasikagung, Rembang, Agustus lalu. Polisi mengungkap penyebab luka yang ditemukan pada korban.
"Dengan kesimpulan dari fakta yang didapatkan dari pemeriksaan jenazah wanita bernama JRD dapat disimpulkan sesuai hasil visum antepartum nomor Per/48/VII/2025 Biddokkes tanggal 25 Agustus 2025. Luka akibat kekerasan benda tumpul diduga benturan dengan batu pemecah ombak berupa memar pada bagian kepala dan wajah," kata Wakapolres Rembang Kompol M Fadhlan saat memimpin konferensi pers di Mapolres Rembang, Rabu (10/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, selain luka pada kepala, korban juga mengalami luka di beberapa bagian tubuh. Dari hasil pemeriksaan medis, terdapat tanda-tanda korban meninggal akibat tenggelam.
"Luka lecet bahu kiri, dada, anggota gerak atas kiri dan kedua anggota gerak bawah. Resapan darah pada kulit kepala bagian dalam didapatkan tanda mati lemas dan bersentuhan lama dengan air dengan sebab kematian adalah tenggelam mengakibatkan mati lemas," jelas Fadhlan.
Dari hasil penyelidikan, polisi menilai korban meninggal karena bunuh diri. Hal itu diperkuat oleh rekaman CCTV di sejumlah titik yang memperlihatkan korban berjalan seorang diri menuju pelabuhan.
"Sampai saat ini dugaan bunuh diri. Kita melihat pengembangan dari CCTV yang ada di Tugu Adipura, di rumah masyarakat hari Senin tanggal 9 Agustus korban terpantau termonitor CCTV warga Desa Tasikagung di rumah warga sedang berjalan sendirian ke arah pelabuhan (Tasikagung). CCTV di Tugu Adipura berjalan kaki dari kantor ke arah barat menuju pelabuhan (Tasikagung)," ungkap Fadhlan.
Ia memastikan tidak ada tanda-tanda korban bersama orang lain saat menuju lokasi. Polisi juga menemukan fakta bahwa korban sempat mengunggah sejumlah keluhan pribadi di media sosial beberapa hari sebelum kejadian.
"Jadi tidak ada yang bonceng atau apa, jalan sendiri dari hasil pantauan CCTV yang ada. Selain itu beberapa hari itu dari hasil analisa postingan yang bersangkutan ada keluhan-keluhan yang disampaikan korban di media sosial terkait kehidupan pribadinya dalam kondisi bisa dikatakan korban psikologisnya kurang mengenakkan seperti itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Fadhlan menyebut korban diduga mengalami tekanan psikologis setelah melahirkan. Dari postingan yang diunggahnya, terlihat adanya rasa lelah dan keresahan yang dialami dalam kehidupan pribadi maupun keluarga.
"Ada beberapa postingan-postingan yang menunjukkan kelelahan keresahan baik itu dalam kehidupan pribadi keluarga maupun tadi yang ada juga terkait setelah dia melahirkan, setelah punya anak membuat dia dalam kondisi yang stres begitu," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, misteri kematian seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) perempuan yang ditemukan terapung di kawasan Pantai Tasikagung Rembang mulai terkuak. Polisi menduga korban mengalami tekanan psikis usai melahirkan.
Kapolres Rembang AKBP Dhanang Bagus Anggoro menegaskan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Sampai saat ini, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Dugaan sementara, yang bersangkutan mungkin mengalami tekanan psikis. Info yang kami terima, dia baru melahirkan dan kemungkinan belum siap dengan kondisinya," ungkap Dhanang, Senin (25/8).
(aku/afn)