IDI Semarang Sambat Dokter RSI Sultan Agung Korban Penganiayaan Sulit Dikontak

IDI Semarang Sambat Dokter RSI Sultan Agung Korban Penganiayaan Sulit Dikontak

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 08 Sep 2025 17:31 WIB
ilustrasi penganiayaan pacar
Ilustrasi penganiayaan. Foto: IST
Semarang -

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Semarang siap untuk mendampingi dokter anestesi Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung korban dugaan penganiayaan. IDI juga berharap kasus ini tidak diselesaikan secara kekeluargaan sehingga bisa jadi pembelajaran agar tak terulang kembali.

Hal itu disampaikan Ketua IDI Kota Semarang, Sigid Kirana Lintang Bhima. Ia menyebut, hingga saat ini pihaknya belum menerima kronologi terkait kasus yang sudah beredar di media sosial dan melibatkan salah satu anggota IDI Kota Semarang, dr. Astra.

"Kalau kami mikirnya jangan sampai kejadian ini terulang kembali. Jadi kalau hal ini juga bisa diselesaikan secara kekeluargaan, takutnya ada preseden yang kurang baik," kata Sigid saat dihubungi detikJateng, Senin (8/9/2025).

"Kronologinya seperti apa, siapa saja yang terlibat di dalamnya. Itu kami hanya mengetahui dari medsos," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Sigid mengatakan, pihaknya sudah menghubungi dr. Astra, akan tetapi belum ada respons lenih lanjut. Kendati demikian, pihaknya sudah membentuk tim untuk memberi pendampingan kepada korban.

"Kami saat ini sudah menyiapkan tim untuk melakukan pendampingan kalau memang diperlukan. Dan kami sedang berusaha untuk untuk kontak anggota kami dr. Astra, tapi sampai saat ini kami belum bisa kontak beliau," tuturnya.

"Kami tidak mempersoalkan siapa pelakunya, tapi kami mempersoalkan anggota kami mengalami hal seperti itu," lanjutnya.

Ia menegaskan, tak ingin kejadian tersebut terulang kembali. Pihaknya akan terus mengawal kasus tersebut.

"Takutnya akan berulang lagi anggota kami mengalami persekusi, mengalami penganiayaan. Toh nanti juga penyelesaiannya gampang. Jangan sampai seperti itu," kata dia.

"Jadi kami tetap akan coba mengkontak yang bersangkutan, juga mungkin dengan rumah sakit untuk mencari solusi yang terbaik," lanjutnya.

Berkaca dari kejadian tersebut, ia pun mengimbau anggota IDI Kota Semarang agar ketika melakukan pelayanan selalu menjaga komunikasi yang baik dengan pasien.

"Kemudian mengedepankan etika, kemudian menjalankan SOP yang betul sehingga ada perlindungan hukum bagi anggota kami," ujarnya.

ADVERTISEMENT



Sementara itu, Wakil Rektor II Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Dedi Rusdi, mengatakan pihak kampus sudah melakukan pertemuan dengan pihak rumah sakit. Baik terduga pelaku yang merupakan dosen FH Unissula maupun korban yang merupakan dokter RSI Sultan Agung sudah saling memaafkan.

"Semua persoalan pada Jumat siang 5 September 2025 sudah diselesaikan oleh pihak pimpinan rumah sakit," kata Rudi saat dihubungi detikJateng.

"Mereka sudah saling memaafkan antara sdr. Diyas dengan dokter Astra, dan bidan yang bertugas. Pada prinsipnya semua persoalan sudah kami selesaikan dengan baik antar para pihak," lanjut dia.

Diketahui, seorang dokter anestesi diduga dipukul pria yang memeriksakan istrinya di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung. Pria yang disebut merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agusng (Unissula) itu juga diduga membuat para bidan ketakutan saat menangani pasien bersalin.




(apl/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads