Sebanyak empat tukang sol sepatu di Purwokerto, Banyumas mengalami kejadian yang memilukan saat terjadi aksi demonstrasi beberapa waktu lalu. Sejumlah sepatu milik pelanggannya hilang dijarah oleh para perusuh.
Sepatu-sepatu tersebut sebelumnya dititipkan di pos Satpol PP. Tetapi, lantaran aksi massa yang tidak terkendali dan melakukan penjarahan, sejumlah sepatu milik pelanggannya pun hilang dijarah.
Kejadian ini salah satunya dialami Rochmat (64). Ia pun harus merelakan tiga pasang sepatu dagangannya yang hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kehilangan tiga sepatu karena ditaruh di Pos Satpol PP. Ada 2 sepatu jenis PDH dan 1 PDL, kalau ditotal ya harganya sekitar Rp 150 ribu," terang Rochmat saat ditemui wartawan, Minggu (31/8/2025)
Dia menceritakan, biasanya sepatu dan tong (wadah) miliknya dititipkan di asrama polisi yang berjarak sekitar 100 meter dari alun-alun. Tetapi, saat itu karena barangnya lagi banyak, tiga sepatu itu dititipkan ke pos Satpol PP sebelum hilang.
"Barang lainnya dititipin di asrama polisi. Memang sudah lama kalau titip di situ. Kebetulan kemarin tongnya sudah penuh, jadi sepatu (yang hilang) dimasukkan kresek jadi satu dititipkan di Pos Satpol," tuturnya.
Rochmat juga mengatakan, saat terjadi aksi massa dirinya memilih tutup lebih awal karena ketakutan.
"Begitu ramai-ramai kayak gitu saya takut, sekitar setengah 3 sore tutup. Demo banyak yang lempar-lemparan, ada petasan juga, jadi saya langsung pulang," jelasnya.
Menurut Rochmat, kejadian serupa juga dialami kedua temannya. Namun mereka memilih pulang karena barangnya habis dijarah.
"Yang hilang semua dijarah itu dua orang teman saya. Itu masih satu keluarga. (Punya) Dia hilang semua termasuk tongnya. Kalau yang 1 masih ada tongnya, tapi sepatunya sudah hilang. Itu barang titipan semua," ujarnya.
Rochmat mengatakan, sehari-hari para tukang sol sepatu memang biasa menitipkan barang dagangannya di pos Satpol PP. Sebelum terjadi aksi yang diwarnai kericuhan, temannya memilih tutup lebih dulu.
"Jadi teman saya ini tutup lebih gasik sekitar jam 1 siang. Terus barangnya ditaruh situ (pos Satpol PP)," katanya.
Begitu tahu kalau barangnya hilang dijarah, rekannya itu memilih langsung pulang. Hanya saja temannya ini sempat curhat ke Rochmat.
"Tadi teman saya begitu tahu barangnya hilang semua langsung lemas. Curhat ke saya karena itu barang titipan semua. Terus tanya ke saya solusinya bagaimana," beber Rochmat.
Selama membuka usaha jasa servis sol sepatu di lokasi ini, baru sekali ini Rochmat mengalami kejadian apes seperti ini. Rochmat akhirnya hanya bisa mengikhlaskan.
"Baru pernah tahu saya ngalamin sejak tahun 1998 di sini. Gimana lagi, belum rezekinya," ucapnya.
Sempat Diingatkan Warga
Salah seorang warga bernama Koko mengaku sempat melihat massa yang anarkis menjarah sepatu milik pedagang yang ditaruh di pos Satpol PP. Kemarin dirinya kebetulan menyaksikan massa mengambil tong dan membanting ke aspal.
"Kemarin itu massa dapat wadah tukang sol sepatu kan. Terus kayak dibanting dan sepatunya berhamburan. Ada kayanya sekitar 4 pasang sepatu," ujarnya.
Melihat kejadian itu ia sempat mengingatkan. Hanya saja mereka tidak menggubris dan malah membawa pergi.
"Saya sudah sempat ngomong, itu punya tukang sol sepatu. Tapi malah mereka tetap saja membawa pergi. Ada yang langsung dipakai malah, kalau nggak salah sepatu futsal. Tapi itu bukan dari kelompok mahasiswa, karena tidak pakai almamater," pungkasnya.
Berita selengkapnya baca di halaman berikut....
Dapat Bantuan
Empat tukang sol sepatu yang biasa mangkal di bawah beringin di Alun-alun Purwokerto jadi korban penjarahan saat aksi massa berujung ricuh di kompleks Kantor Bupati Banyumas. Mereka diundang ke Ruang Sekretaris Daerah (Sekda) Banyumas dan mendapat bantuan.
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, mengatakan bantuan berupa uang ini diberikan untuk meringankan kerugian yang dialami masyarakat. Mereka diundang di Ruang Sekda Banyumas untuk berbagi cerita dan pengalaman saat terjadi demo beberapa waktu yang lalu.
"Ini adalah bentuk kepedulian dan komitmen kami terhadap masyarakat yang mengalami kerugian akibat demo. Semoga ini bisa sedikit meringankan beban mereka," kata Sadewo dalam siaran pers yang diterima, Selasa (2/9/2025).
"(Bantuannya) Rp 1 juta per orang dari Bupati dan Komunitas Mobar (Motoran Bareng). Itu uang untuk pengganti peralatan kerja, katanya terdiri kotak, benang, jarum, lem, karet, dan lain-lain," sambung dia.
Sadewo menambahkan, pihaknya juga sudah menyerahkan bantuan sembako untuk para pedagang kaki lima di sekitar alun-alun yang tidak bisa berjualan saat terjadi aksi massa.
Idris, salah satu tukang sol, berterima kasih kepada pemerintah atas bantuan tersebut.
"Semoga ya ke depannya kalau ada demo seperti ini tidak rusuh," ujarnya.
Rochmat, tukang sol sepatu lainnya mengaku rugi karena kehilangan sejumlah sepatu saat terjadi aksi massa yang berakhir ricuh.
"Alhamdulillah kemarin salah satu pelanggan saya tidak minta ganti rugi, justru membayar uang jasa sebesar Rp 40 ribu untuk biaya sol," ungkapnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)