Bulan September 2025 akan menjadi bulan yang istimewa bagi para pencinta astronomi. Ada berbagai fenomena langit September 2025 yang siap memanjakan mata, mulai dari penampakan planet-planet yang menawan hingga peristiwa langka yang paling ditunggu-tunggu, yaitu gerhana. Langit malam akan menampilkan pertunjukan kosmik yang sayang untuk dilewatkan.
Salah satu momen yang paling dinantikan adalah gerhana bulan total. Peristiwa ini terjadi ketika matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus, menyebabkan Bulan sepenuhnya tertutup oleh bayangan inti bumi. Pemandangan bulan yang berwarna kemerahan akan menjadi tontonan yang memukau dan tak terlupakan bagi siapa pun yang berkesempatan menyaksikannya.
Penasaran ada fenomena langit apa saja sepanjang September? Yuk, simak informasi lengkap berikut ini yang dihimpun detikJateng dari laman In The Sky dan The Sky Live!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena Langit September 2025
1. Hujan Meteor Aurigid
September 2025 akan dibuka dengan pertunjukan bintang jatuh dari Hujan Meteor Aurigid. Fenomena ini aktif antara 28 Agustus hingga 5 September, dengan puncak aktivitasnya diperkirakan terjadi pada tanggal 1 September 2025 sekitar pukul 10.00 WIB. Kabar baiknya bagi pengamat di Indonesia, bulan akan terbenam pada pukul 00.57 WIB, sehingga cahayanya tidak akan mengganggu perburuan meteor di jam-jam terbaiknya.
Dari lokasi seperti Jakarta, pancaran Hujan Meteor Aurigid akan mulai terlihat setelah titik radiannya di konstelasi Auriga terbit di ufuk timur sekitar pukul 01.32 WIB. Waktu pengamatan terbaik adalah sesaat sebelum fajar menyingsing, sekitar pukul 05.29 WIB, saat titik radian berada di posisi tertinggi di langit. Meskipun puncaknya diperkirakan hanya menghasilkan hingga 3 meteor per jam, meteor Aurigid yang berasal dari sisa debu komet C/1911 N1 (Kiess) ini bisa menghasilkan jejak panjang yang indah di langit yang gelap.
2. Bulan Purnama dan Gerhana Bulan Total
Masih di pekan pertama September 2025 kita dapat menyaksikan salah satu pertunjukan langit paling dramatis, yaitu gerhana bulan total. Pada fenomena ini, bulan akan masuk sepenuhnya ke dalam bayangan umbra bumi, membuatnya tampak berwarna merah darah. Kabar baiknya, seluruh rangkaian gerhana ini dapat disaksikan dari awal hingga akhir di Indonesia, dengan fase totalitas berlangsung selama 1 jam 22 menit.
Pertunjukan kosmik ini akan dimulai pada malam hari 7 September 2025 pukul 22.28 WIB, saat bulan pertama kali menyentuh bayangan samar bumi. Seiring malam berlanjut, bulan akan mulai 'tergigit' bayangan gelap pada pukul 23.26 WIB, hingga akhirnya memasuki fase totalitas yang memukau pada dini hari 8 September 2025, tepatnya pukul 00.30 WIB. Puncak gerhana, di mana bulan akan terlihat paling gelap dan merah, akan terjadi pada pukul 01.11 WIB sebelum fase totalitas berakhir pada pukul 01.53 WIB.
Setelah puncak kemerahannya, bulan akan perlahan keluar dari bayangan inti bumi dan keseluruhan acara langit ini baru akan benar-benar berakhir pada pukul 03.55 WIB. Dengan total durasi mencapai 5 jam 27 menit.
3. Bulan dan Saturnus Bersanding di Langit Malam
Hanya satu hari setelah gerhana, langit akan kembali menyajikan pemandangan indah. Kali ini, bulan yang masih dalam fase cembung dan bersinar 97% akan tampak bersanding sangat dekat dengan planet Saturnus yang bercahaya keemasan. Keduanya akan terlihat jelas di konstelasi Pisces.
Momen ini bisa kita saksikan setelah hari gelap pada 8 September 2025 di langit sebelah timur. Meskipun Saturnus terlihat terang dengan mata telanjang, detikers tetap akan memerlukan teleskop kecil untuk dapat mengintip keindahan cincinnya secara jelas.
4. Hujan Meteor September Ξ΅-Perseid
Langit September 2025 masih menyimpan kejutan lain. Pada 9 September 2025 sekitar pukul 18.50 WIB, hujan meteor September Ξ΅-Perseid diperkirakan mencapai puncaknya.
Rentang aktivitasnya berlangsung dari 5-21 September, tetapi malam puncak selalu menjadi saat terbaik untuk mengamati. Dari Jakarta, titik asal atau radiant hujan meteor ini berada di rasi Perseus dan baru muncul di atas ufuk timur sekitar pukul 22.09 WIB. Artinya, pengamatan baru bisa dilakukan mulai malam hingga menjelang fajar, dengan peluang terbaik sekitar pukul 04.00 WIB ketika posisi radiant cukup tinggi di langit.
Secara teori, laju maksimumnya mencapai 5 meteor per jam dalam kondisi langit benar-benar gelap dan radiant berada tepat di atas kepala. Namun dengan ketinggian radiant sekitar 43Β°, jumlah meteor yang mungkin terlihat dari Jakarta hanya sekitar 3 meteor per jam. Sayangnya, bulan yang baru tiga hari meninggalkan fase purnama akan cukup terang sehingga menambah tantangan dalam pengamatan.
Meski jumlahnya tak banyak, hujan meteor ini tetap menarik karena setiap goresan cahaya yang melintas di langit adalah sisa debu kosmik dari benda kecil yang memasuki atmosfer bumi pada ketinggian sekitar 70-100 km. Bagi pengamat, cukup mencari area langit yang gelap sekitar 30-40Β° dari titik radiant di Perseus, lalu bersabar menanti "bintang jatuh" yang melintas cepat sebelum lenyap.
5. Perigee
Fenomena langit pada September 2025 juga akan ditandai dengan perigee. Pada saat ini bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi dalam lintasan orbitnya yang berbentuk elips. Perigee akan terjadi pada 10 September 2025 pukul 19.09 WIB dengan jarak sekitar 364.000 km dari bumi.
Fenomena ini membuat bulan tampak sedikit lebih besar dibanding biasanya, meski perbedaan ukurannya sulit dikenali dengan mata telanjang. Bulan akan berada pada fase separuh akhir sehingga lebih mudah diamati pada langit pagi. Pada saat perigee ini, ukuran tampak bulan mencapai sekitar 32,74 menit busur.
Meski perubahannya nyata secara astronomis, manusia sering terkecoh oleh ilusi bulan. Saat berada rendah di cakrawala, bulan terlihat jauh lebih besar padahal ukurannya tetap sama. Hal inilah yang sering menimbulkan kesan bulan membesar pada malam tertentu.
6. Gerhana Matahari Sebagian
Jika di awal September ada gerhana bulan, menjelang akhir September akan ada gerhana matahari sebagian. Peristiwa astronomi ini akan berlangsung pada 22 September 2025 antara pukul 00.31 hingga 04.53 WIB. Artinya, kita yang berada di wilayah Indonesia tidak dapat menyaksikannya.
Padahal, saat peristiwa ini terjadi, bulan melintas di depan matahari dan menutupi sebagian cahayanya. Pemandangan gerhana matahari akan terlihat mencolok dari wilayah Samudra Pasifik Selatan hingga Antartika. Di sejumlah titik, matahari tampak hampir tertutup 80 persen.
7. Equinox September
Equinox September pada tahun 2025 akan terjadi pada 23 September pukul 01.20 WIB. Peristiwa ini menandai posisi matahari yang melintas tepat di atas garis khatulistiwa. Pada saat itu, panjang siang dan malam di seluruh dunia hampir sama, yaitu sekitar 12 jam.
Equinox September juga menjadi penanda perubahan musim. Di belahan bumi utara dimulai musim gugur, sedangkan di belahan bumi selatan memasuki musim semi. Pergeseran posisi Matahari ini terjadi karena kemiringan sumbu bumi saat mengelilingi matahari.
Di Indonesia, equinox dapat dirasakan melalui terbit dan terbenamnya matahari yang benar-benar sejajar dari timur ke barat. Pada langit malam setelahnya, bulan akan tampak sebagai sabit tipis karena masih muda, sementara planet seperti Saturnus, Venus, dan Jupiter dapat diamati dengan jelas.
8. Hujan Meteor Daytime Sextantid
Hujan meteor Daytime Sextantid tahun 2025 akan mencapai puncaknya pada 27 September. Dari wilayah Indonesia, peristiwa ini bisa diamati menjelang fajar, sekitar pukul 03.30-05.15 WIB, ketika titik radiannya di rasi Sextans mulai terbit di timur. Pada saat inilah peluang melihat meteor lebih besar karena posisi bumi sedang menghadap langsung ke arah aliran debu kosmik.
Meski termasuk hujan meteor tahunan, intensitasnya tergolong rendah. Dari langit jakarta, diperkirakan hanya sekitar dua meteor per jam yang terlihat, bahkan saat puncak aktivitasnya. Untungnya, bulan yang masih fase sabit muda tidak banyak mengganggu kegelapan langit.
Meteor-meteor ini berasal dari sisa partikel debu yang dilepaskan komet atau asteroid. Saat partikel-partikel kecil itu bertabrakan dengan atmosfer bumi pada ketinggian sekitar 70-100 km, mereka terbakar dan tampak sebagai kilatan cahaya singkat di langit.
Itulah tadi sejumlah fenomena langit yang akan terjadi sepanjang September 2025. Mari kita nantikan dan saksikan, detikers!
(par/apu)