Siapa sangka sebuah band yang berawal dari kegiatan karang taruna di Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom, Klaten, kini bisa menggetarkan panggung-panggung festival musik nasional? Inilah kisah inspiratif The Jeblogs, band rock yang membuktikan bahwa semangat dan kegigihan mampu menembus batas.
Beranggotakan lima musisi, The Jeblogs terdiri dari Amir M (vokalis), Dani Ardian (drum), Ryan Ramadhan (basis), serta Valentino Mahoni dan Febrianto Prima (gitaris). Kisah mereka dimulai dari kesibukan Karang Taruna Galur Manggala pada tahun 2014. Empat pemuda, yaitu Amir, Ryan, Dani, dan Jonal, yang kala itu memiliki banyak waktu luang, bersepakat untuk menyalurkan gairah bermusik mereka. Mereka pun membentuk sebuah band yang namanya diambil dari desa tempat tinggal mereka.
"Berdirinya dari karang taruna tingkat desa, Galur Manggala, 2014. Dari karang taruna tingkat desa, kita eksplor macam-macam termasuk musik. Kebetulan komplit dan bikin band," kenang Amir saat ditemui di Klaten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring waktu, Jonal memutuskan keluar dan posisinya digantikan oleh Valen dan Prima. Dengan formasi baru, The Jeblogs semakin serius menggarap musik. Lagu-lagu mereka yang seringkali berkisah tentang kehidupan, mulai mencuri perhatian. Mini album dan sejumlah single mereka, seperti "Berantakan" (2016), "Bonjour" (2020), dan "Bersandarlah" (2023), menjadi bukti perjalanan kreatif mereka yang terus bergulir. Terbaru, mereka merampungkan album perdana bertajuk "Sambutlah" pada tahun 2023, yang berisi 8 trek dengan durasi 33 menit 48 detik.
Perjalanan The Jeblogs tidaklah instan. Di masa-masa awal, keterbatasan biaya justru melahirkan kreativitas. Mereka merekam single pertama di tempat-tempat yang tidak lazim untuk studio, seperti gedung PKK hingga balai desa. Bahkan, mereka pernah nekat menggunakan mikrofon acara Yasinan untuk merekam lagu.
"Kita kan dari nol putul, nothing to lose. Kita bayarnya pakai itu karena tidak punya sumber daya uang. Kita rekaman di balai desa itu bukan sok edgy karena kita tidak punya uang. Bayarnya pakai waktu yang panjang," ujar Amir.
Semangat mandiri atau do-it-yourself (DIY) ini menjadi ciri khas mereka. Proses pra dan pasca-rilisan digarap sendiri, yang menurut Amir, menjadi salah satu kelebihan The Jeblogs.
Setelah single "Berantakan" dirilis, The Jeblogs mulai meramaikan panggung lokal di Klaten, dari pensi sekolah hingga pasar malam. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat mereka diundang tampil di pasar malam Delanggu, membawakan musik rock bertempo cepat di tengah keramaian pengunjung dari berbagai usia.
Menuju Panggung Nasional
Ketekunan The Jeblogs akhirnya berbuah manis. Album "Sambutlah" membuka gerbang menuju panggung-panggung besar. Pada tahun 2024, mereka diundang tampil di Artjog, sebuah festival seni bergengsi di Jogja. Ini menjadi titik balik yang mengantarkan mereka ke panggung nasional.
"Panggung pertama itu di Artjog tahun 2024, Juli," kata Amir.
Setelah Artjog, The Jeblogs dipercaya menjadi salah satu pengisi acara di festival musik kenamaan seperti Pestapora dan Synchronize Fest 2024. Bagi Valen, tampil di panggung nasional adalah pengalaman yang sangat mengesankan, mengingat ia dulu hanya bisa menyaksikan festival-festival tersebut melalui video daring.
Tahun 2024 menjadi tahun tersibuk bagi The Jeblogs. Seiring dengan bertambahnya pendengar-saat ini mencapai 143.471 di Spotify dengan lagu "Bersandarlah" yang telah didengar lebih dari 2,6 juta kali-mereka mulai merambah ke dunia merchandise. Dengan tim yang terdiri dari kerabat dan orang terdekat, mereka kini mengelola toko fisik dan daring.
Kolaborasi dan Tetap Mengakar di Klaten
Meski karier mereka semakin menanjak, para personel The Jeblogs tetap mengakar kuat di Klaten. Selain aktif di band, mereka memiliki kesibukan masing-masing, seperti bekerja di perusahaan atau berwirausaha. Hal ini membuat proses kreatif berjalan lebih lama, di mana mereka hanya bisa berkumpul di akhir pekan.
Untuk tahun ini, The Jeblogs berencana menggarap trek kolaborasi dengan band lain yang kini menjadi kawan mereka. Di tengah kesibukan, mereka pun tetap terlibat dalam kegiatan karang taruna sebagai "senior pemuda," turut membantu kegiatan gotong royong di desa.
Terbaru, band ini akan tampil di Festival Pariwara Antikorupsi di Alun-alun Klaten pada 22 Agustus 2025. Alasan pemilihan The Jeblogs oleh Inspektorat Klaten adalah karena mereka merupakan talenta lokal yang berpotensi, dan Desa Jeblog sendiri merupakan desa antikorupsi. Hal ini membuktikan bahwa The Jeblogs tidak melupakan akarnya, bahkan setelah terbang tinggi.
Seperti lirik dari lagu mereka, "Pulang": Telah lama tak berjumpa. Dan inilah saatnya. Aku pulang membawa terang. Bernyanyi lantang. Dan bersenang-senang. The Jeblogs telah kembali membawa "terang" dari Klaten ke seluruh penjuru negeri, dan kini mereka siap bernyanyi lantang di kampung halamannya sendiri.
(ega/ega)