Siapa sangka band The Jeblogs yang beranggotakan lima musisi itu berawal dari kegiatan karang taruna di Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom, Klaten, bisa mengisi panggung di berbagai kota? Berikut kisah perjalanan mereka.
The Jeblogs beranggotakan lima musisi, Amir M sebagai vokalis, Dani Ardian mengisi drum, Ryan Ramadhan sebagai basis, Valentino Mahoni dan Febrianto Prima menjadi gitaris.
Band asal Klaten itu memiliki sebuah mini album, album, dan sejumlah single. Single pertama mereka "Berantakan" dirilis pada 2016 dan disusul dengan rilisan self titled atau The Jeblogs pada 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses mereka terus bergulir hingga menelurkan sebuah single berjudul "Bonjour" dan "Atas Nama" masing-masing pada 2020 dan 2022. Single "Bersandarlah" menyusul rilisan pada 2023. Terbaru, Band rock itu sukses merampungkan proyek album pertama, "Sambutlah" yang berisi 8 trek berdurasi 33 menit 48 detik.
Adapun pendengar The Jeblogs di platform Spotify sebanyak 143.471 pendengar. Di platform yang sama lagu "Bersandarlah" sudah didengar sebanyak 2.666.558 kali. Lagu-lagu mereka sering kali berkisah tentang kehidupan.
Berawal dari kesibukan Karang Taruna
Siapa bilang aku kalah. Kalah oleh kehidupan. Merangkulnya meski tak sempurna. Aku memeluknya meski akhirnya terlepas juga- Ode Para Sisifus, The Jeblogs.
Awalnya, empat pemuda, yakni Amir, Ryan, Dani, dan Jonal aktif di Karang Taruna Galur Manggala di Desa Jeblog, 2014. Mereka yang memiliki banyak waktu luang kala itu memiliki gairah eksplorasi banyak hal, termasuk musik.
Kebetulan empat anggota karang taruna itu memiliki kemampuan bermain musik masing-masing. Mereka bersepakat untuk membentuk sebuah band meski tanpa nama. Sesi bermusik pun rutin dilakukan.
"Berdirinya dari karang taruna tingkat desa, Galur Manggala, 2014. Dari karang taruna tingkat desa, kita eksplor macam-macam termasuk musik. Kebetulan (memiliki kemampuan bermain musik) komplit dan bikin band," ujar Amir saat ditemui di The House of The Jeblogs Merchandise, Kecamatan Klaten Utara, Jumat (16/8/2025).
Tinggal di desa yang sama membuat mereka sering berkumpul untuk bermusik. Alhasil, keempatnya itu mulai serius bermusik. Keseriusan bermusik itu dilanjutkan dengan penjenamaan band yang diambil dari desa tempat tinggal.
"Karena tidak ada nama itu pakai The Jeblogs. Dulu berempat dari Jeblog semua. Makaknya ditambah 's' di belakangnya (menjadi Jeblogs)," jelas Amir.
Waktu demi waktu mereka jalani sebagai anggota The Jeblogs hingga Jonal memilih keluar. Posisi Jonal pun digantikan Valen dan Prima yang masuk sebagai anggota baru.
Meski begitu, The Jeblogs tetap serius menggarap musik. Sesi rekaman pun dimulai pada 2016 dan melahirkan single "Berantakan".
"Mulai serius 2016. 'Berantakan' dirilis," ucap Amir.
Rekaman di Gedung PKK hingga Jamming di Balai Desa
Perjalanan rilisan single "Berantakan" itu tidak semulus yang dikira. Mereka pun merekam single pertama di gedung PKK hingga Balai Desa Jeblog.
"Rekaman waktu itu di karya awal sendiri di gedung PKK, balai desa, rumah orang," kisah Amir.
Bukan tanpa alasan atau unjuk gigi ke tetangga, The Jeblogs memilih sesi rekaman di balai desa hingga gedung PKK lantaran tidak memiliki biaya. Biaya The Jeblogs untuk meraih kesuksesan mereka adalah proses yang panjang.
"Kita kan dari nol putul, nothing to lose. Kita bayarnya pakai itu karena tidak punya sumber daya uang. Kita rekaman di balai desa itu bukan sok edgy karena kita tidak punya uang. Bayarnya pakai waktu yang panjang," ungkap Amir.
Pra dan pasca rilisan itu digarap sendiri. Amir menilai, hal tersebut merupakan kelebihan dari The Jeblogs.
"Semua masih garap sendiri sampai sekarang cuma dibantu teman-teman," ujar vokalis The Jeblogs.
Tak hanya itu, The Jeblogs bahkan pernah nekat merekam lagu mereka menggunakan microphone untuk acara yasinan. Meski begitu, hasil rekaman itu tidak digarap karena dinilai tidak menuai hasil yang bagus.
"Pakai mic yaninan (saat merekam lagu), walaupun gak kita pakai karena tidak proper," ungkap Amir.
Usai rilisan 'Berantakan', The Jeblogs mulai mengisi panggung lokal di Klaten. Mereka tampil tanpa memandang tempat dan penyelenggara. Mulai dari pensi sekolah hingga pasar malam pun menjadi tempat ajang menunjukkan keterampilan bermusik
Satu saat, mereka pernah diundang untuk tampil di acara pasar malam di Kecamatan Delanggu. Penontonnya pun berasal dari pengunjung pasar malam, mulai dari orang tua hingga anak-anak.
Meski begitu, semangat untuk tampil tak lantas luruh. Dalam kondisi remang, The Jeblogs memainkan musik rock dengan tempo cepat di pasar malam di Delanggu.
"Waktu main di pasar malam itu lumayan remang dan ditonton pengunjung pasar malam dan mainnya tempo cepat," ungkap Dani.
Walau The Jeblogs cukup terkenal di kancah musik nasional, mereka tak lantas berada di atas angin. Pada 2024, band tersebut mengadakan syukuran kecil-kecilan di Balai Desa Jeblog dengan tumpengan dan mini konser untuk merayakan ulang tahun mereka.
"Tahun kemarin kita main di balai desa sekaligus ulang tahun. Kita bikin acara tumpengan di balai desa ya yang nonton (konser) itu warga sendiri. Dari luar Klaten pada datang ya ikut nyanyi, tumpengan juga," kata Amir.
Rambah Panggung Synchronize Fest hingga Bikin Merchandise
Merilis album "Sambutlah" pada 2023 membuat The Jeblogs semakin dikenal luas di kancah musik Tanah Air. Alhasil, mereka pun diundang untuk tampil di Artjog, Jogja, 2024.
"Panggung pertama itu di Artjog tahun 2024, Juli," kata Amir
Dari Artjog 2024, The Jeblogs pun mulai merambah panggung nasional lainnya. Bahkan mereka mengisi lineup di panggung Pestapora dan Synchronize Fest 2024.
Valen menilai, tampil panggung kancah nasional bersama The Jeblogs merupakan pengalaman berharganya. Sebab, Valen dulunya hanya menonton Pestapora dan Synchronize Fest melalui platform streaming digital.
"(Tampil di Pertapora dan Synchronize Fest) Pengalaman paling mengesankan seumur hidupku karena pas aku kuliah cuma bisa lihat di YouTube," ujar gitaris The Jeblogs itu.
2024 menjadi tahun tersibuk The Jeblogs. Seiring banyaknya pendengar, mereka pun memutuskan untuk membuat merchandise baik luring di toko mereka di Kecamatan Klaten Utara dan toko daring.
"Banyak hal kita mulai tahun kemarin. Beriringan dengan mulai banyaknya pendengar. Baru kita bikin sesuatu. Merch kita kelola sendiri, yang ngelola juga malah masih saudara, tim kita bukan orang asing sejak awal. Memang tim yang kita kenal," jelas Amir.
Bakal Bikin Trek Kolaborasi
Proses kreatif The Jeblogs tidak berhenti usai rilisan album "Sambutlah". Amir menerangkan, bandnya merencanakan untuk menggarap trek kolaborasi dengan band lain tahun ini.
"Tahun ini kolaborasi dengan band lain yang akhirnya jadi kawan kita juga," terang Amir.
Setiap personel The Jeblogs memiliki kesibukan masing-masing seperti bekerja di perusahaan atau berjualan yang membuat penggarapan album pertama sekitar setahun. Sebab itu, mereka hanya dapat menyempatkan diri untuk bertemu di akhir pekan.
"Itu makanya proses album 'Sambutlah' setahun. Efektif kita kumpul itu akhir pekan. Jadi kita bikin timeline yang jelas biar waktu bertemunya sedikit bisa efektif," jelas Amir
"Misal dalam waktu setahun 3-4 bulan awal kita workshop dan berikutnya rekaman, dan berikutnya kita mikirkan rilisannya," imbuhnya.
Sibuk dalam pekerjaan dan band, personel The Jeblogs masih aktif di karang taruna meski hanya membantu anggota lainya.
"Kalau di karang taruna tingkat desa ganti pengurusan dan tingkat RT juga. Kalau sekarang posisinya kayak senior pemuda, tidak banyak terlibat di dalam karena regenerasinya berjalan bagus. Di desa, gotong royong kita ikut membantu," pungkas Amir.
Telah lama tak berjumpa. Dan inilah saatnya. Aku pulang membawa terang. Bernyanyi lantang. Dan bersenang-senang- Pulang, The Jeblogs.
Bakal Manggung di Festival Pariwara Antikorupsi Klaten
Tak hanya pentas di panggung nasional. The Jeblogs juga turut menghibur warga Klaten. Terbaru mereka akan tampil di Festival Pariwara Antikorupsi pada 22 Agustus 2025 di Alun-alun Klaten.
Hal itu diungkapkan Inspektur Inspektorat Klaten Agus Suprapto. Agus mengatakan konser tersebut dapat diakses secara gratis oleh masyarakat umum.
Alasannya memilih The Jeblogs, Agus menjelaskan, karena para anak muda tersebut adalah talenta dari Kota Bersinar. Selain itu Desa Jeblog merupakan desa antikorupsi.
"Iya, tentu pertama kita mengoptimalkan teman-teman dari Klaten yang mempunyai potensi. Yang kedua mereka bisa beraktivitas. Sekaligus The Jeblogs desanya itu sebagai desa ankor (antikorupsi)," kata Agus beberapa waktu lalu.
(ega/ega)