Kadinkes Jateng Sebut Kondisi Rafa Korban Gigitan Ular Weling Membaik

Kadinkes Jateng Sebut Kondisi Rafa Korban Gigitan Ular Weling Membaik

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 17 Jul 2025 20:09 WIB
Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar di RSUP Dr Kariadi, Kecamatan Semarang Seltan, Kamis (17/7/2025).
Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar di RSUP Dr Kariadi, Kecamatan Semarang Seltan, Kamis (17/7/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah (Jateng), Yunita Dyah Suminar, menjenguk langsung Rafa (11), bocah korban gigitan ular asal Pekalongan yang saat ini dirawat di ICU RSUP dr Kariadi, Semarang. Dalam kunjungannya, Yunita mengatakan kondisi Rafa mulai membaik.

Yunita bersama tim Dinkes Jateng sempat mengunjungi Rafa di Ruang ICU RSUP Dr Kariadi, Kecamatan Semarang Selatan. Rafa diketahui saat itu masih belum siuman.

"Tadi kami bersama pihak RS Kariadi melihat langsung kondisi anak berinisial R. Saat ini kondisinya membaik dibandingkan dengan saat datang ke rumah sakit," kata Yunita di RSUP Dr Kariadi, Rabu (17/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengapresiasi langkah cepat tim medis RSUP Dr Kariadi dalam menangani Rafa, termasuk pemberian antivenom dan pemantauan ketat terhadap fungsi vital tubuh.

Yunita menjelaskan, sejak kasus ini mencuat, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Gubernur Jateng terus memantau perkembangan Rafa. Ia juga menegaskan kasus ini menjadi perhatian serius dan pelajaran penting dalam penanganan darurat gigitan ular.

ADVERTISEMENT

"Tentu kami dari Dinas Kesehatan Jateng mengingatkan kembali kepada seluruh fasilitas kesehatan, memang penanganan kedaruratan itu perlu lebih komprehensif," jelasnya.

Ia mengimbau masyarakat agar tidak menunda penanganan medis jika terjadi gigitan ular. Menurutnya, waktu penanganan sangat krusial dalam menentukan keselamatan korban.

"Antisipasi kalau nanti ada anak-anak atau orang dewasa terkena gigitan ular, segera dibawa ke Puskesmas dan dipastikan orang tua menjelaskan kronologisnya sebagai saksi," pintanya.

Sementara itu, Humas RSUP dr Kariadi, Aditya Kandu Warenda, mengatakan Rafa masih dirawat di ICU dengan pengawasan ketat tim dokter dari berbagai spesialisasi.

"Pasien masih belum sadar penuh, tapi kondisi mulai stabil. Tim dokter dari anak, saraf, hingga penyakit dalam terus melakukan pemantauan dan tindakan medis," jelas Aditya.

Sebelumnya diberitakan, kisah Rafa viral di media sosial usai RSUD Kajen disebut salah diagnosis. Kuasa hukum keluarga Rafa, Imam Maliki, mengungkapkan insiden tragis itu terjadi pada Senin (16/6) dini hari. Saat itu, korban tengah tidur.

"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologis awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik RR sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng, Selasa (24/6) di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Kabupaten Pekalongan.

Sempat dibawa ke mantri kesehatan, Rafa kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen Senin pagi. Saat itu, RSUD memberikannya suntikan dan oksigen selama sekitar 45 menit. RS menganggap pasien kondisinya aman sehingga bisa dilakukan rawat jalan.

"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien di rawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam.

Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pulang pasien. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.

"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan," kata Imam.

Rafa kemudian dirujuk ke RSUP Dr Kariadi Rabu (9/7) dalam kondisi sudah menurun kesadarannya.

"Pasien RRDS merupakan pasien rujukan dari Pekajangan. Datang ke IG RSUP Dr Kariadi tanggal 9 Juli, jam 11.00 WIB siang," kata Aditya saat dihubungi detikJateng, Kamis (17/7).

Aditya menjelaskan, awalnya pihaknya sempat menolak rujukan karena proses pengajuan rujukan belum selesai diverifikasi lewat Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute). Namun sekitar pukul 13.00 siang, pasien sudah dikirimkan oleh RS pengirim meski belum ada jawaban resmi dari pihak Kariadi.

"Jam 19.00 WIB malam datang dengan penurunan kesadaran. Berarti memang pasiennya sudah tidak sadar. Kondisi kesadaran tubuhnya sudah lemah. Tapi apapun itu, prinsipnya kalau pasien sudah dikirimkan harus dilakukan penanganan medis segera," jelasnya.




(apu/apl)


Hide Ads