Koperasi Desa Merah Putih di Jawa Tengah bakal menjadi salah satu ujung tombak pengurangan angka kemiskinan. Sebab, sebanyak 8.523 koperasi di 35 kabupaten/kota di provinsi ini minimal akan menyerap 68.184 tenaga kerja.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan koperasi Merah Putih yang telah berdiri tersebut seluruhnya sudah berbadan hukum.
"Jumlahnya 8.523. Terdiri dari 7.810 Koperasi Desa Merah Putih, dan 513 Koperasi Kelurahan Merah Putih," ujar Sujarwanto dalam keterangan tertulis, Minggu (13/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan secara bertahap anggota koperasi diberikan pelatihan manajemen dan pemahaman tentang lembaga bisnis koperasi. Bahkan, sejumlah pengurus koperasi juga telah dijembatani untuk bermitra dengan pelaku usaha besar, kolaborasi ini mencakup distribusi barang subsidi negara.
"Seperti LPG 3 kg dengan PT Pertamina, pupuk bersubsidi dengan PT Pupuk Indonesia, menjadi pembeli beras dan menyetok ke Perum Bulog serta bisnis-bisnis lain. Kita sudah pertemukan," lanjutnya.
Ia berharap koperasi ini ke depan menjadi lembaga bisnis yang profesional dan akuntabel.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jateng Eddy Sulistiyo Bramiyanto menyebutkan bahwa sebanyak 8.523 koperasi Merah Putih itu mampu menciptakan 68.184 lapangan kerja. Jumlah ini berasal dari pengurus koperasi aktif, dan akan terus bertambah seiring perkembangan koperasi.
"Kalau kami hitung, setidaknya ada 68.184 tenaga kerja. Ini angka minimal ya, karena nanti bisa berkembang. Instruksi dari Bapak Gubernur bahwa koperasi ini harus bermanfaat bagi masyarakat, mampu membuka lapangan kerja, dan tekan kemiskinan di desa," kata Eddy.
Ia juga memperkirakan, perputaran uang di desa melalui koperasi ini akan cukup signifikan. Produsen dan konsumen di desa akan sama-sama mendapat manfaat.
Eddy mengungkapkan jenis usaha koperasi Merah Putih sangat beragam, seperti penyediaan sembako, apotek, klinik, simpan pinjam, gudang logistik, pakan ternak, hingga penjualan pupuk, obat pertanian dan lainnya.
Ke depan, pihaknya juga mendorong koperasi menjalin kemitraan dengan BUMN maupun BUMD, asalkan seluruh model bisnis yang dijalankan memiliki perhitungan matang.
"Biaya produksi dan operasional benar-benar dihitung. Sehingga tahu untung berapa karena perputaran uang harus produktif," jelasnya.
Pemerintah pun mendorong koperasi yang telah siap agar segera beroperasi. Dengan strategi yang tepat, Koperasi Desa Merah Putih diharapkan bisa menjadi pilar kesejahteraan desa.
Sementara itu, salah satu pengurus Koperasi Desa Merah Putih Boja Kendal M Nur Yasin menjelaskan bahwa koperasinya sudah menggandeng sekitar 20 pelaku UMKM lokal. Produk-produk seperti kolang-kaling dari Desa Limbangan, keripik, hingga kopi khas daerah kini ikut dipasarkan lewat koperasi.
"Kita merangkul semua UMKM. Nah, tujuan kita di sini nanti seluruh hasil UMKM itu seandainya ada pesanan bisa melalui koperasi," ucap Nur Yasin.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan meluncurkan secara resmi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih pada 19 Juli 2025 mendatang di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi memastikan persiapan untuk peluncuran program koperasi tersebut sudah matang.
Luthfi juga menyatakan bahwa Pemprov Jateng mendukung penuh percepatan pembentukan koperasi Merah Putih, yang mendapat respons positif dari para kepala desa.
"Bagus untuk antusiasmenya kepala desa. Itu nanti untuk memutar ekonomi di desa. Kalau semua ada koperasi di masing-masing desa, maka ekonomi di desa akan berputar," tutur Luthfi.
Langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Pemprov Jateng bahkan telah menerbitkan dua aturan teknis, yakni Surat Gubernur No. 500.3/0002538 dan Surat Sekda No. 500.3/0003310 untuk mempercepat implementasinya.
(akd/akd)