Dieng Membeku Diterjang Bediding

Terpopuler Sepekan

Dieng Membeku Diterjang Bediding

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 12 Jul 2025 08:58 WIB
Embun di kompleks Candi Arjuna, Dieng, membeku akibat suhu turun hingga 0,1 derajat celsius,Β Jumat (11/7/2025) pagi.
Embun di kompleks Candi Arjuna, Dieng, membeku akibat suhu turun hingga 0,1 derajat celsius, Jumat (11/7/2025) pagi. Foto: dok. BMKG.
Solo - Fenomena alam embun es kembali menyelimuti sejumlah kawasan dataran tinggi Dieng. BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, menyebut kondisi suhu yang turun hingga minus 0,7 derajat Celcius ini menjadi salah satu penyebab fenomena tersebut.

Kondisi yang juga dikenal dengan istilah bediding atau hawa dingin ini diprediksi akan berlangsung hingga September mendatang.

Suhu Dingin Mulai Rabu

Salah seorang pelaku wisata Dieng, Dhimas F, menyebut kondisi menurunnya suhu di kawasan Dieng sudah terjadi sejak Rabu (9/7) malam, setelah pukul 21.00 WIB.

"Memang sejak tadi malam suhu udara di Dieng sudah terasa lebih dingin dari biasanya. Ya sekitar mulai pukul 21.00 WIB," terangnya saat dihubungi detikJateng, Kamis (10/7/2025).

Dhimas mengatakan, suhu terendah terjadi sekira pukul 06.00 WIB. Berdasarkan pantauan aplikasi alat ukur suhu udara Dieng dan thermometer manual, suhu udara terendah hingga 0 derajat celsius.

"Dari pantauan aplikasi Cuacadieng dan termometer yang diletakkan di lokasi candi, tadi pagi suhu udara paling rendah turun sampai 0 derajat. Itu pada pukul 06.00 WIB," jelasnya.

Kemunculan Embun Es

Menurunnya suhu hingga di bawah o derajat Celcius mengakibatkan munculnya embun es di kawasan Dieng. Dhimas mengatakan, mengkristalnya embun terlihat di sekitar Candi Setyaki, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, kemarin.

Berdasarkan pengamatannya, embun yang menempel di rumput area Candi Setyaki membeku membentuk butiran es. Fenomena ini terjadi sekitar pukul 06.00 WIB sampai 06.30 WIB.

"Tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB embun di sekitar Candi Setyaki membeku, tetapi masih tipis," ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPT Dieng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara, Sri Utami, membenarkan terjadinya embun es di Candi Setyaki. Menurutnya, sementara ini embun es belum terjadi di area Candi Arjuna.

"Untuk Candi Setyaki memang sudah terjadi embun es pagi tadi. Cuma untuk area Candi Arjuna masih belum, embun masih berbentuk air seperti biasa," terang Sri Utami, Kamis (10/7).

Penjelasan BMKG

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Feri Oktaviana, menjelaskan mengenai fenomena embun upas alias embun es yang menyelimuti dataran tinggi Dieng.

Feri mengatakan, embun upas merupakan fenomena rutin yang umumnya muncul pada musim kemarau, terutama pada Juni hingga September. Fenomena itu terjadi lantaran adanya penurunan suhu antara malam hingga dini hari.

"Faktornya karena memang sudah memasuki musim kemarau, kemudian aktifnya monsun Australia yang membawa udara kering dan dingin ke wilayah kita, dan yang utama faktor cuaca yang cerah dan tutupan awan yang sedikit," urai Feri saat dihubungi detikJateng, Kamis (10/7/2025).

Tutupan awan yang sedikit itu, lanjut Feri, menyebabkan radiasi balik matahari bekerja secara optimal, sehingga menyebabkan penurunan suhu pada malam hingga dini hari.

"Suhu terendah yang tercatat saat embun upas mencapai minus 0,7 derajat Celsius itu pagi tadi. Sementara rata-rata suhu pagi hari di kawasan Dieng berkisar antara 3 sampai 5 derajat," tuturnya.

Bediding sampai September

Feri menjelaskan, fenomena bediding atau hawa dingin memang dirasakan hampir di seluruh wilayah Jateng saat musim kemarau. Namun, embun upas tidak terjadi di semua tempat.

"Kenapa cuma di Dieng yang terjadi embun upas, karena untuk Jateng hanya di Dieng yang ketinggiannya sekitar 2.000 MDPL (meter di atas permukaan laut), yang memungkinkan suhu mencapai 0 derajat. Semakin tinggi wilayah makin rendah suhunya," ungkapnya.

Ia mengatakan, fenomena ini masih akan terus terjadi hingga September. Pihaknya mengimbau warga, khususnya yang berada di wilayah dataran tinggi, untuk mengantisipasi penurunan suhu dengan memakai pakaian hangat dan menjaga daya tahan tubuh.

"Kami imbau tetap waspada terhadap penurunan suhu pada malam hingga dini hari. Tetap utamakan menggunakan pakaian yang sesuai dengan wilayahnya, mungkin pakaian yang lebih hangat, tebal, kemudian tetap menjaga kesehatan dan meningkatkan imun tubuh," imbaunya.


(apl/apl)


Hide Ads