Pemkot Semarang Hadirkan 8 Mobil Keliling Jaga Stabilitas Harga Pangan

Pemkot Semarang Hadirkan 8 Mobil Keliling Jaga Stabilitas Harga Pangan

Inkana Putri - detikJateng
Jumat, 11 Jul 2025 10:31 WIB
Pemkot Semarang
Foto: Pemkot Semarang
Jakarta - Pemerintah Kota Semarang resmi meluncurkan program Kempling Semar (Ketahanan Pangan Keliling Semarang). Program ini menjadi bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sekaligus sebagai upaya konkret menjaga stabilitas harga bahan pokok di masyarakat.

"Ini merupakan hasil kolaborasi, kerja sama bersama Bank Indonesia, ini merupakan Gerakan Nasional Pengendalian Harga Pangan. Kita meyakini bahwa Gerakan Kempling Semar ini akan menjaga stabilitas harga pangan. Ini sesuai dengan program Nasionalnya Presiden Prabowo. Dan ini tentu akan membuat masyarakat senang," ujar Wali Kota Semarang Agustina dalam keterangannya, Jumat (11/7/2025).

Hal tersebut disampaikannya saat peluncuran program bersama Bank Indonesia, pada Kamis (10/7).

Agustina menjelaskan Program Kempling Semar menghadirkan delapan unit mobil keliling yang akan beroperasi setiap hari hingga akhir tahun 2025, menyasar empat titik RW per hari. Tujuannya adalah merespons langsung gejolak harga dengan cepat dan efisien.

"Ada delapan mobil, nanti mereka akan berputar sampai dengan akhir tahun, setiap harinya itu empat titik, untuk menjaga stabilitas harga supaya nggak fluktuatif," tambahnya.

Agustina menegaskan sistem Kempling Semar akan berbasis data dan pengawasan lapangan. Dengan begitu, tim dapat segera mendistribusikan bahan pokok ke titik-titik yang terpantau mengalami lonjakan harga signifikan.

"Malam itu ketahuan di sini ada harga sangat tinggi, datanglah ke situ besok paginya. Kalau di situ sudah stabil, malam lagi ada di mana paling tinggi, terus sehingga harganya juga stabil," jelasnya.

Lebih lanjut, Agustina menjelaskan kehadiran mobil Kempling Semar juga sekaligus menjadi bentuk operasi pasar harian untuk menghadirkan kompetisi harga di tengah masyarakat.

"Kalau misalnya di titik tertentu itu jual beras sampai mahal banget, ya kita hadir di dekat harganya rendah. Mekanisme pasar ini akan langsung terintervensi," paparnya.

Program ini dirancang untuk menyasar langsung titik RW, tidak hanya sebagai kegiatan simbolik atau seremonial, tetapi sebagai pengawasan aktif yang bergerak berdasarkan data harga riil di lapangan.

"Kebutuhannya sekarang adalah hari-hari memantau, karena inflasi di Kota Semarang ini masih di atas rata-rata inflasi nasional. Harus turun," ucapnya.

Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, Andi Reina Sari mengapresiasi atas sinergi Pemkot Semarang bersama Bank Indonesia dan berbagai pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas harga pangan.

Ia menyampaikan inflasi tahunan Kota Semarang per Juni 2025 tercatat sebesar 2,18% (year on year), lebih rendah dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah, namun masih di atas nasional.

Kenaikan inflasi, lanjutnya, sebagian besar disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

"Kelompok ini sangat sensitif karena bobotnya besar dan mudah terpengaruh kondisi cuaca, distribusi, maupun isu-isu yang berkembang di masyarakat," ucapnya.

Sebagai langkah konkret, mobil Kempling Semar hadir untuk mendekatkan distribusi pangan ke wilayah-wilayah rentan inflasi.

"Mobil pangan keliling ini selain menjadi alat distribusi, juga menunjukkan bahwa pemerintah hadir menjaga kesejahteraan masyarakat melalui inflasi yang terjaga," pungkasnya.

(anl/ega)



Hide Ads