Pemerintah Iran mengumumkan sedikitnya 1.060 orang tewas akibat perang melawan Israel selama 12 hari pada Juni lalu.
Dikutip detikNews dari Associated Press, Selasa (8/7/2025), Kepala Yayasan Urusan Martir dan Veteran Iran, Saeed Ohadi, menyampaikan angka tersebut dalam wawancara terbaru yang disiarkan televisi pemerintah Iran pada Senin (7/7) malam.
Ohadi mengatakan bahwa jumlah korban tewas mencapai angka 1.100 orang mengingat sejumlah korban mengalami luka sangat parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, selama perang pada pertengahan Juni lalu, Iran meremehkan dampak pengeboman Israel selama 12 hari di berbagai target di wilayahnya, yang menghancurkan pertahanan udaranya, menghancurkan fasilitas militer, dan merusak fasilitas nuklirnya.
Perang antara Iran dan Israel itu juga menyeret Amerika Serikat (AS), yang melancarkan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tiga fasilitas nuklir Teheran, yakni Fordow, Isfahan, dan Natanz. Pertempuran itu diakhiri gencatan senjata sejak 24 Juni.
Sejak berlakunya gencatan senjata, Iran mengakui besarnya kerusakan yang dialaminya, meskipun masih belum mengatakan berapa banyak material militer yang hancur akibat perang.
Sementara itu Kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di Washington melaporkan sedikitnya 1.190 orang tewas di Iran, yang terdiri atas 436 warga sipil dan 435 personel pasukan keamanan.
Aktivis Hak Asasi Manusia selama ini memberikan angka korban yang detail dari berbagai gelombang kerusuhan di Iran. Aktivis Hak Asasi Manusia juga melaporkan bahwa serangan-serangan Israel telah melukai sebanyak 4.475 orang di berbagai wilayah Iran.
Iran sempat membalas serangan Israel dengan melancarkan rentetan serangan drone dan rudal, yang menurut laporan otoritas Tel Aviv, telah menewaskan sedikitnya 28 orang tewas di Israel.
(dil/afn)