Bocah di Pekalongan, Rafa (11), digigit ular yang sampai saat ini masih koma di ICU. Pemkab Pekalongan fokus ke upaya penyembuhan pasien. Pemkab juga telah berupaya dalam melakukan pengadaan antivenom untuk kesembuhan pasien.
"Kalau pemerintah itu kita lebih fokus pada penyembuhan pada korbannya terlebih dahulu. Artinya, bagian dari wujud pemerintah, Pemkab, negara hadir di saat warganya terkena musibah," kata Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, kepada detikJateng, Rabu (2/7/2025).
Diketahui, Rafa bocah asal Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, sudah dua pekan koma di RSI Pekajangan usai digigit ular weling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya juga telah menyampaikan ke RSUD Kajen untuk tetap mendampingi pasien dan keluarga pasien, meskipun saat ini pasien dirawat di beda rumah sakit.
"Saya sudah sampaikan, kita lakukan pendampingan ke warga kita yang kena itu. Kemarin, penyediaan obat antivenom, juga kita upayakan sampai ke beberapa rumah sakit sampai ke Jawa Barat, Bandung kita ambil," ucapnya.
"Dan juga kita lakukan pendampingan, sudah saya beri tugas ke RSUD Kajen, untuk melakukan monitoring pengawalan pengawasan korban untuk melihat progresnya, hari demi hari, kita dampingi meski pun korban itu ada di rumah sakit lain, RSI Pekajangan," tambahnya.
Fokus pemerintah, menurut Yulian, bagaimana untuk upaya penyelamatan korban.
"Memang untuk pemulihannya akan memakan waktu lebih lama, tapi kan dari hasil laporan yang saya terima, alhamdulillah, progres sudah mulai membaik," ucapnya.
Ada indikator progres kesehatan pasien membaik, menurut Yulian, yakni dari air seni, respons tubuh, dan lain sebagainya.
"Saya sudah tugaskan sekali lagi RSUD Kajen untuk memonitor day to day, apa namanya korban yang berada di RSI Pekajangan apa pun namanya termasuk untuk komunikasi dengan keluarga. Jadi, kita hadir, negara hadir, pemerintah harus untuk memberikan pendampingan korban baik itu di rumah sakit maupun di rumahnya," jelasnya.
Saat ditanya terkiat biaya, Yulian menambahkan, pemerintah bertanggung jawab penuh.
"Dari pemerintah. Terkaver dengan BPJS kita kan ada program UHC gitu, pasti kita cover," kata Yulian.
Kasus warga digigit ular hingga sampai koma tersebut, dikatakan Yulian, baru pertama terjadi di Kabupaten Pekalongan.
"Baru pertama ini. Dan lokasinya juga bukan endemiknya. Belum kejadian luar biasa. Ya semoga tidak ada kejadian lagi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pengobatan Rafa korban gigitan ular weling Pemalang membutuhkan pengobatan insentif. Korban juga membutuhkan suntikan antivenom hingga puluhan vial.
Adapun harga antivenom juga cukup mahal. Pihak RSUD Kajen yang ikut mengirim serum tersebut mengungkap 1 vial antivenom harganya mencapai Rp 4,5 juta.
(rih/ahr)