39 Ribu Warga Israel Minta Ganti Rugi Kerusakan Imbas Serangan Iran

39 Ribu Warga Israel Minta Ganti Rugi Kerusakan Imbas Serangan Iran

Novi Christiastuti - detikJateng
Rabu, 25 Jun 2025 12:36 WIB
Pasukan keamanan Israel dan petugas tanggap darurat berkumpul di lokasi serangan Iran yang menghantam kawasan permukiman di kawasan Ramat Aviv di Tel Aviv pada 22 Juni 2025. Setidaknya 16 orang terluka dan setidaknya satu dampak dilaporkan di Israel bagian tengah setelah Iran meluncurkan dua gelombang rudal ke negara itu menyusul pengeboman AS terhadap lokasi nuklirnya, menurut layanan penyelamatan dan laporan.
Kondisi di Israel. Foto: AFP/MENAHEM KAHANA
Solo -

Sedikitnya 39 ribu warga Israel mengajukan klaim ganti rugi ke pemerintah atas kerusakan material yang disebabkan serangan Iran selama lebih dari sepekan. Kerusakan yang diajukan mulai dari kendaraan, rumah hingga barang-barang lainnya.

Sebagaimana dilaporkan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, dilansir Anadolu Agency, Rabu (25/6/2025), mengungkapkan bahwa Dana Kompensasi pada Otoritas Pajak Israel telah menerima sekitar 38.700 klaim kompensasi sejak awal konflik Israel dan Iran pada 13 Juni lalu.

Di antara klaim kompensasi tersebut, seperti disampaikan Yedioth Ahronoth, terdapat sekitar 30.809 permintaan ganti rugi untuk kerusakan bangunan, kemudian 3.713 permintaan ganti rugi untuk kerusakan pada kendaraan, dan sebanyak 4.085 permintaan ganti rugi untuk kerusakan pada peralatan serta barang-barang lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada perkiraan bahwa ribuan bangunan lainnya mengalami kerusakan, tetapi belum ada klaim kompensasi yang diajukan untuk mereka," sebut Yedioth Ahronoth dalam laporannya dilansir detikNews.

Sementara, laporan terpisah situs web Israel Behadrei Haredim menyebutkan jika lebih dari 24.932 klaim kompensasi diajukan di area Tel Aviv, sedangkan sebanyak 10.793 klaim kompensasi lainnya diajukan di area Kota Ashkelon.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini, sebut Yedioth Ahronoth, belum ada perkiraan finansial atau besaran total ganti rugi yang diajukan warga Israel kepada pemerintahnya.

Selama perang terjadi, Israel menurut laporan Financial Express, telah menghabiskan sekitar US$ 5 miliar (sekitar Rp 81 triliun) pada minggu pertama serangannya terhadap Iran, yang diklaim bertujuan mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.

Kemudian pengeluaran harian perang oleh Israel mencapai US$ 725 juta (Rp 11,8 triliun), dengan sekitar US$ 593 juta (Rp 9,6 triliun) di antaranya digunakan untuk serangan dan US$ 132 juta (Rp 2,1 triliun) lainnya dialokasikan untuk tindakan defensif serta mobilisasi militer.

Media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) menyebut bahwa biaya harian sistem pertahanan udara antirudal yang digunakan Israel berkisar antara US$ 10 juta (Rp 162,9 miliar) hingga US$ 200 juta (Rp 3,2 triliun).

Menurut asisten profesor keuangan pada Universitas Amerika Palestina, Naser Abdelkarim, saat berbicara kepada Anadolu Agency, serangan-serangan itu tidak hanya berdampak secara langsung terhadap pengeluaran militer Israel, tetapi juga kegiatan produksi negara tersebut.

Abdelkarim mengatakan bahwa defisit anggaran Israel diperkirakan akan meningkat sebesar 6 persen, dan adanya pembayaran kompensasi kepada warganya yang terdampak serangan akan semakin memperburuk keuangan publik Israel.

Pertempuran udara antara Israel dan Iran diakhiri pada Selasa (24/6) waktu setempat setelah berlangsung selama 12 hari terakhir. Konflik itu memakan banyak korban jiwa dan kerusakan besar di kedua negara yang bermusuhan tersebut.




(apl/afn)


Hide Ads