Video yang menunjukkan kericuhan pertandingan sepakbola di Lapangan Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung beredar di media sosial. Dalam video yang beredar nampak kerumunan massa berada di lapangan dan mengejar wasit.
Video tersebut salah satunya diunggah dalam akun instagram @kejadiantemanggung. Video menunjukkan suporter memasuki lapangan saat terjadi kericuhan. Kemudian, suporter yang berada di luar lapangan berteriak-teriak, 'sing kalah ndeso...sing kalah ndeso'.
Masih dalam video tersebut tergambarkan, masa yang memasuki lapangan diduga mengejar seorang wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Nampak massa mengejar sambil berusaha meghajar wasit yang terus berlari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terjadi kericuhan sore ini saat pertandingan sepakbola di Lap Traji, Parakan, Temanggung (17/6/2025)," tulis keterangan dalam akun instagram seperti dilihat detikJateng, Kamis (19/6/2025).
Mengutip akun instagram @psst.traji yang merupakan akun penyelenggara Turnamen Sepakbola Suro Cup XXXVI 2025. Untuk pertandingan pada Selasa (17/6) yang berlangsung di Lapangan Bumi Aji Traji mempertemukan antara GFC Ngadirejo vs Dewa Potato FC.
detikJateng pun telah mengirimkan pesan ke akun instagram tersebut, namun hingga pukul 16.49 WIB belum mendapatkan respons. Terkait dengan kejadian tersebut, Kepala Desa Traji Nok Indah mengatakan, kejadian tersebut sudah diselesaikan dengan damai.
"Intinya dari kejadian kemarin sudah selesai dengan damai, sudah nggak ada masalah dan clear," katanya dalam pesannya kepada detikJateng, Kamis (19/6/2025).
"Untuk turnamen ini sedang kita upayakan untuk tetap dilanjutkan," tegasnya dengan singkat.
Sementara itu, Kapolres Temanggung AKBP Rully Thomas mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh kejadian terjadi diduga ketidakpuasan dari salah satu pihak yang dirasakan akibat kepemimpinan wasit.
"Dan berimbas pada pengejaran pada wasit yang akan meninggalkan lapangan setelah pertandingan," kata Rully.
"Terkait hal tersebut dari Polres Temanggung dan dibantu oleh TNI dan pengamanan internal yang saat itu melakukan pengamanan langsung memberikan tindakan pengamanan. Dan dapat segera mengendalikan situasi," tambah Rully.
Tanggapan Askab PSSI Temanggung
Dihubungi terpisah, Ketua Askap PSSI Temanggung, Yunianto, membenarkan adanya kericuhan yang terjadi kemarin lusa itu. Dia mengatakan, turnamen itu sebenarnya rutin digelar dan baru kali ini terjadi kericuhan.
"Baru kemarin (Selasa) terjadi insiden itu, ya kita prihatin. Kami juga koordinasi lintas sektoral ada kades, keamanan, kepolisian dan sebagainya. Seyogyanya hal-hal itu (kericuhan) harus kita antisipasi lebih tajam lagi," kata Yunianto yang juga Ketua DPRD Kabupaten Temanggung, itu.
Dia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak terutama agar wasit lebih berhati-hati dalam memimpin. Ke depan, pihaknya berharap penyelenggara pertandingan memiliki standarisasi keamanan.
"Panitia penyelenggara juga harus punya standarisasi keamanan, organisatori termasuk beberapa hal dibutuhkan. Kemudian, dalam sepakbola harus ekstra pengamanan di mana pun," kata dia.
"Pengamanan itu wajib. Terus prasarana dasar seperti ruang ganti, pengamanan dari ruang ganti ke lapangan dan kembalinya wasit ke ruang ganti. Ini juga harus dijamin keamanannya. Supaya tidak terjadi insiden, hal-hal yang negatif," lanjutnya.
Atas kejadian tersebut, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan komite wasit. Turnamen tersebut di luar agenda Askab PSSI Temanggung.
"Yang terlibat dalam (turnamen) komisi wasit. Kami sudah koordinasi dengan (komite wasit). Ya ini satu pembelajaran ke depan untuk lebih berhati-hati di dalam memimpin. Kemudian, juga harus melihat situasi yang namanya sepakbola itu wasit berhak meminta keamanan, pengamanan," katanya.
Dia menyarankan penyelenggara berkoordinasi dengan Polres Temanggung terkait masalah keamanan untuk melanjutkan turnamen. Terlebih turnamen itu melibatkan banyak kesebelasan.
"Karena itu melibatkan banyak kesebelasan. Yang mana baru awal-awal perjalanan (pertandingan)," ujarnya.
(afn/ahr)