100 Hari Kerja Luthfi-Yasin, Kolaborasi Antarlini Beri Manfaat bagi Warga

100 Hari Kerja Luthfi-Yasin, Kolaborasi Antarlini Beri Manfaat bagi Warga

Inkana Putri - detikJateng
Senin, 26 Mei 2025 07:54 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi
Foto: Pemprov Jateng
Jakarta -

Dalam rangka 100 hari kerja, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin menggandeng berbagai lembaga untuk mempercepat pembangunan daerah.

Berbagai upaya kolaboratif tersebut di antaranya dilakukan melalui pembentukan Forum Rektor. Dalam forum ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi dengan 44 perguruan tinggi di wilayahnya, untuk mempercepat capaian program yang dicanangkan.

Melalui kerja sama ini, Pemprov Jateng menyediakan 29 program dengan masa waktu mulai dari 2025 hingga 2029. Program-program itu di antaranya, penurunan angka stunting, pendampingan usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta pendampingan desa wisata. Kemudian, penguatan wawasan kebangsaan dan pendidikan moderasi beragama, pelatihan konten kreator untuk desa wisata, dan program lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmad Luthfi menyatakan adanya forum kolaborasi di wilayahnya itu sebagai upaya menjalin kerja sama dalam pembangunan Jawa Tengah.

"Kita akan merapatkan barisan. Kita tidak bisa berdiri sendiri, kita harus punya forum kolaborasi yang diciptakan nanti," kata Luthfi dalam keterangannya, Senin (26/5/2025).

ADVERTISEMENT

Strategi-strategi itu, menurut Luthfi, perlu dilakukannya lantaran dalam membangun daerah tidak bisa sendiri, melainkan harus melibatkan pihak lain.

"Semua elemen kita gandeng," paparnya.

Tuai Apresiasi Warga hingga Mendagri

Berbagai program kolaborasi Pemprov Jateng bukan isapan jempol belaka. Kolaborasi Pemprov Jateng dengan kampus Univesitas Diponegoro (Undip) Semarang pun mendapat apresiasi dari warga. Salah satunya melalui program desalinasi.

Melalui program ini, Pemprov Jateng bersama Undip menghadirkan teknologi yang mengubah air payau menjadi air tawar yang layak untuk diminum secara langsung. Program desalinasi di Kota Pekalongan menjadi yang pertama dan akan disusul di sejumlah wilayah pesisir lainya seperti Demak, Rembang dan Jepara.

Kini, sebanyak 250 Kepala Keluarga (KK) penghuni Rusunawa Slamaran, Kota Pekalongan pun telah bisa menikmati air minum yang rasanya tawar.

Salah seorang warga Rusunawa Slamaran, Slamet mengaku telah mencoba air hasil dari desalinasi tersebut. Menurut dia, rasanya berbeda dari biasanya. "Rasanya enak, segar, tidak asin," katanya dalam keterangannya, Senin (26/5/2025).

Bersama Poltekkes Kemenkes Semarang, Pemprov Jateng juga menghadirkan program KKN Tematik pencegahan stunting dan TBC. Sebanyak 600 mahasiswa dari kampus tersebut diterjunkan di desa-desa Kabupaten Magelang, Semarang, dan Banyumas untuk melakukan kegitan KKN sejak 9 Mei 2025.

Selain forum rektor, forum kolaborasi lainnya meliputi Forum Senayan yang berisi anggota DPR RI asal Jateng, Forum Berlian (DPRD Jateng) Organisasi Masyarakat (Ormas), hingga himpunan pengusaha.

Wakil Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Jawa Tengah, Wahid Abdurrahman mengatakan upaya-upaya itu secara konkrit membuahkan hasil. Melalui forum berlian, para anggota DPRD Jateng pun sepakat anggaran aspirasinya akan diarahkan untuk program infrastruktur pada 2025.

"Begitu juga kolaborasi dengan forum senayan, contohnya para anggota Komisi V DPR dari dapil Jateng mendorong revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas agar dipercepat. Saya kira ini langkah konkrit," kata dia.

Wahid menyebut Pemprov Jateng juga membangun kerja sama sister province dengan Chungcheongbuk-Do Korea Selatan. Berkat kerja sama ini, sebanyak 100 orang lulusan SMA dan SMK di Jateng mendapatkan beasiswa kuliah di 18 universitas pilihan yang ada di Korea Selatan

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian juga memuji inisiatif Ahmad Luthfi membentuk Forum Rektor bersama 44 perguruan tinggi di wilayahnya dalam membangun daerah.

Kolaborasi antara pemerintah daerah dan kampus ini merupakan langkah cerdas dalam mewujudkan kebijakan publik yang berbasis riset dan kebutuhan nyata.

"Itu good idea, good move. Kenapa? Supaya kalau kita bikin kebijakan, itu bukan sekadar feeling-feeling-an, tapi benar-benar berdasarkan studi," pungkasnya.




(ega/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads