Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur Kota Semarang kemarin mengakibatkan atap rumah milik warga di Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, roboh. Rumah tersebut dihuni empat kepala keluarga (KK) dengan delapan jiwa.
Hal ini diungkap Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto. Ia mengatakan, peristiwa terjadi di Jalan Wonosari I, RT 01 RW 04, Sabtu (17/5) malam.
"Hujan kemarin mengakibatkan kejadian atap roboh di Kelurahan Randusari, rumah milik Ibu Darto. Bisa jadi karena kayu atap penyangganya juga sudah rapuh," kata Endro saat dihubungi detikJateng, Minggu (18/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan, dua kamar berukuran sekitar 3x4 meter yang berada di tengah rumah mengalami kerusakan cukup parah akibat hujan deras semalam.
Namun meski atap roboh, penghuni rumah tidak dievakuasi ke tempat lain. Penanganan darurat dilakukan dengan menutup atap yang jebol menggunakan terpal.
"Sementara ini nggak mengungsi, hanya ditutup terpal. Kita langsung ke lokasi, melakukan asesmen, pendataan, dan melakukan hal-hal yang perlu dilakukan secara mendesak. Tidak ada korban jiwa," jelas Endro.
Selain itu, BPBD Kota Semarang juga memberikan bantuan darurat berupa terpal dan sembako. Proses kerja bakti pun dilakukan warga setempat untuk membantu pemulihan awal rumah yang terdampak.
"Jadi prinsipnya yang bersangkutan, yang punya rumah dan yang mendiami, itu tidak perlu pindah atau evakuasi, jadi ditutup terpal," kata Endro.
Endro mengimbau warga Kota Semarang untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di tengah potensi hujan lebat beberapa hari ke depan. Warga dapat mengindentifikasi tempat-tempat yang rawan bencana dan segera berkoordinasi dengan RT/RW, kelurahan, kecamatan, dan dinas terkait.
"Waspadai potensi banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor," imbaunya.
"Kemudian waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon tumbang maupun baliho atau atap rumah roboh," sambungnya.
(rih/ahr)