Soal Temuan Dugaan Kecurangan UTBK di Undip, Kampus Angkat Bicara

Soal Temuan Dugaan Kecurangan UTBK di Undip, Kampus Angkat Bicara

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 30 Apr 2025 17:47 WIB
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Diponegoro, Heru Susanto di Kampus Undip, Kecamatan Tembalang, Rabu (30/4/2025).
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Diponegoro, Heru Susanto di Kampus Undip, Kecamatan Tembalang, Rabu (30/4/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng.
Semarang -

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menemukan kecurangan pada Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025. Salah satu lokasi kecurangan itu terjadi di Universitas Diponegoro (Undip). Pihak kampus pun angkat bicara.

Diketahui, panitia SNPMB telah mengungkapkan ada salah satu peserta UTBK di Universitas Diponegoro (Undip) yang memasang kamera dan handphone di ciput (dalaman jilbab). Transmitternya diduga dipasang di kuncir rambut dan alat bantu dengar dipasang di telinga.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Undip, Heru Susanto, pun buka suara menanggapi insiden tersebut. Ia mengatakan, kecurangan itu ditemukan saat calon peserta UTBK tengah diperiksa menggunakan metal detector.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu orang perempuan, datanya betul, memang yang bersangkutan. Cuma persoalannya ada alat kamera, ada handphone, dan sebagainya di kepala, kemudian ditutup dengan kerudung," kata Heru di Kampus Undip, Kecamatan Tembalang, Rabu (30/4/2025).

"Pengawas kami sebenarnya menjalankan proses standar pengawasan pelaksanaan UTBK di mana peserta sebelum masuk dilakukan testing dengan metal detector. Jadi penggunaan metal detector itu standar secara nasional," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Selama periode pelaksanaan tes UTBK di Undip dari 23 April lalu, baru hari itu ditemukan peserta yang membawa alat komunikasi dan terdeteksi metal detector. Saat dicek, peserta teridentifikasi membawa alat komunikasi.

"Kemudian dilakukan pemeriksaan dan ternyata ditemukan peralatan-peralatan yang diduga digunakan untuk tidak hanya melihat soalnya tetapi juga ada komunikasinya, sebagai alat komunikasi," ungkapnya.

"Oleh karena itu kita hanya melakukan suatu pemeriksaan berita acara, klarifikasi dan berita acara pemeriksaan, kemudian bukti-bukti telah kita kirimkan ke panitia pusat di kementerian," lanjutnya.

Meski kecurangan itu tak hanya ditemukan di Undip, kata Heru, pihaknya terus melakukan pengetatan pengawasan pelaksanaan UTBK. Pihak panitia UTBK disebut akan semakin hati-hati.

Pantauan detikJateng di lokasi UTBK Undip, tampak sebelum memasuki laboratorium komputer tempat peserta UTBK mengerjakan soal, peserta harus membuka sepatu, melewati metal detector, dan palpasi. Kacamata peserta pun harus dicek untuk mengetahui apakah ada indikasi kecurangan.

"Kecurangan yang dilakukan itu biasanya tujuannya dua. Pertama untuk merekam soalnya. Dia tidak ada komunikasi, karena memang target dia nggak lulus. Dia hanya me-record soalnya untuk kepentingan tertentu," tuturnya.

"Yang kedua adalah memang untuk mendapatkan bantuan pengerjaan. Sehingga kemudian dia bisa lulus harapannya," imbuh Heru.

Heru menjelaskan, calon peserta UTBK di Undip yang teridentifikasi membawa alat komunikasi itu disebut berniat mendapat bantuan mengerjakan soal. Pelaku merupakan perempuan yang hendak tes di Fakultas Sains dan Matematika, Minggu (27/4).

Heru mengatakan, terkait pemberian sanksi untuk calon peserta yang curang menjadi kewenangan panitia SNPMB pusat. Namun ia memastikan, yang bersangkutan batal mengikuti tes UTBK.

"Kalau sanksi tentu menjadi kewenangan panitia pusat. Tetapi untuk kasus di Undip kemarin yang bersangkutan tidak bisa ikut ujian. Karena itu ditemukan sebelum masuk ruangan," jelasnya.

Ia juga menerangkan, proses pemeriksaan yang bersangkutan juga berlangsung cukup lama. Pelaku disebut tidak menyebutkan pihak lain yang hendak berkomunikasi dengan dirinya.

"Kita juga pengin tahu sebenarnya ini memang inisiatif yang bersangkutan atau tidak. Atau kemudian kalau ada yang lain-lain, siapa juga yang melakukan dan sebagainya," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Eduart Wolok mengungkap ada peserta UTBK di Universitas Diponegoro (Undip) yang memasang kamera dan handphone di ciput (dalaman jilbab). Transmitternya diduga dipasang dikuncir rambut dan alat bantu dengar dipasang di telinga.




(apl/afn)


Hide Ads