Pengertian Nuzulul Quran Secara Bahasa dan Istilah: Sejarah, Keutamaan-Haditsnya

#RamadanJadiMudah by BSI

Pengertian Nuzulul Quran Secara Bahasa dan Istilah: Sejarah, Keutamaan-Haditsnya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Minggu, 16 Mar 2025 11:05 WIB
Ilustrasi lailatul qadar
Ilustrasi nuzulul quran. Foto: Freepik
Solo -

Umat Islam di Indonesia memperingati Nuzulul Quran pada malam 17 Ramadhan. Namun, apakah kamu mengetahui apa pengertian Nuzulul Quran secara bahasa dan istilah, detikers? Jika belum, mari kita pelajari bersama-sama!

Malam Nuzulul Quran diperingati dengan berbagai cara. Umumnya, umat Islam melakukan tadarus hingga khataman Al-Quran. Namun tidak hanya itu, sebagian masyarakat juga memiliki tradisi unik untuk merayakan hari tersebut. Dilansir detikHikmah, beberapa tradisi yang dirayakan untuk memperingati Nuzulul Quran antara tradisi seribu tumpeng di Keraton Kasunanan Surakarta, kuwah beulangong di Aceh, serta maleman di Lombok.

Pada kesempatan ini, detikJateng merangkum buku 10 Malam Pertengahan Ramadhan oleh Shabri Shaleh Anwar, Ngobrol Soal Islam oleh Asep Nurdin, serta Permata Al-Quran oleh Prof Dr H Muhammad yang menjelaskan pengertian hingga sejarah Nuzulul Quran. Mari kita simak, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Nuzulul Quran secara Bahasa dan Istilah

Secara bahasa, istilah Nuzulul Quran berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu Nuzul dan Al-Quran. Kata Nuzul memiliki arti 'turun' atau 'menurunkan', sedangkan Al-Quran berarti 'bacaan' atau 'kitab suci umat Islam'. Dengan demikian, secara harfiah, Nuzulul Quran berarti turunnya Al-Quran.

Secara istilah, Nuzulul Quran merujuk pada peristiwa turunnya Al-Quran dari maqam yang tinggi di sisi Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Para ulama berbeda pendapat mengenai proses turunnya Al-Quran. Sebagian berpendapat bahwa Al-Quran diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Pendapat lain menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan langsung secara berangsur-angsur selama 23 tahun sejak pertama kali wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

ADVERTISEMENT

Dalam beberapa ayat Al-Quran, disebutkan bahwa sebelum berbentuk teks atau lafaz seperti yang ada dalam mushaf saat ini, Al-Quran telah memiliki eksistensi di maqam yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa Nuzulul Quran bukan berarti Al-Quran turun dalam bentuk fisik secara langsung, melainkan merupakan penyampaian wahyu secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Nuzulul Quran

Sebelum diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, Al-Quran telah berada dalam suatu tempat yang disebut Lauhul Mahfuzh. Dalam QS. Al-Buruj:21-22, Allah SWT berfirman:

"Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh."

Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran sudah ada di sisi Allah SWT sebelum diturunkan ke dunia. Selain itu, dalam QS. Az-Zukhruf:1-4, Allah SWT juga menjelaskan bahwa Al-Quran ada dalam Ummul Kitab yang berada di sisi-Nya.

1. Turun dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah

Dalam beberapa ayat, seperti QS. Al-Baqarah:185, QS. Ad-Dukhan:3, dan QS. Al-Qadr:1, disebutkan bahwa Al-Quran diturunkan pada malam Lailatul Qadar. Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas, Al-Quran diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia, tepatnya di Baitul Izzah, pada malam Lailatul Qadar. Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqi menyebutkan:

"Al-Quran diturunkan dalam satu waktu ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan secara berangsur-angsur selama 20 tahun."

Mayoritas ulama sepakat dengan pendapat ini, termasuk Imam As-Suyuthi, Imam Thabari, dan Imam Qurthubi. Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW tanpa melalui Baitul Izzah, seperti yang dikemukakan oleh Syabi, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.

2. Turun secara Berangsur-Angsur kepada Nabi Muhammad SAW

Setelah turun ke Baitul Izzah, Al-Quran kemudian diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra ayat 106:

"Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian."

Berbeda dengan kitab-kitab samawi sebelumnya seperti Taurat, Injil, dan Zabur yang diturunkan sekaligus, Al-Quran diturunkan secara bertahap selama 23 tahun. Dalam QS. Al-Furqan ayat 32, orang-orang kafir bertanya mengapa Al-Quran tidak diturunkan sekaligus. Allah SWT menjawab bahwa turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur bertujuan untuk memperkuat hati Rasulullah SAW dan memberikan kemudahan dalam pemahaman serta pengamalan wahyu.

3. Periode-Periode Turunnya Al-Quran

Secara historis, turunnya Al-Quran dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah dan Madinah. Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Periode Mekkah (13 tahun)

Pada periode ini, ayat-ayat yang turun lebih banyak berbicara tentang tauhid, kebangkitan setelah mati, surga dan neraka, serta kisah-kisah para nabi terdahulu. Ayat pertama yang turun adalah QS. Al-Alaq ayat 1-5, yang terjadi pada 17 Ramadhan di Gua Hira. Peristiwa ini menjadi awal dari kenabian Muhammad SAW. Wahyu turun dalam bentuk ayat-ayat pendek dengan bahasa yang kuat dan menggugah.

Periode Madinah (10 tahun)

Setelah hijrah ke Madinah, ayat-ayat yang turun lebih banyak membahas hukum-hukum syariat, hubungan sosial, ekonomi, dan politik. Pada masa ini juga diturunkan perintah tentang shalat, zakat, puasa, haji, serta aturan-aturan hukum pidana dan perdata dalam Islam.

Ayat Terakhir yang Diturunkan

Ayat Al-Quran yang terakhir turun ketika Rasulullah SAW melaksanakan haji wada' pada 9 Zulhijjah 10 H. Turunnya ayat tersebut menandakan penyempurnaan agama Islam. Ayat terakhir yang diturunkan adalah QS. Al-Baqarah ayat 281, yaitu:

"Dan takutlah kalian kepada hari yang pada waktu itu kalian semua dikembalikan kepada Allah, kemudian setiap diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya."

Keutamaan Nuzulul Quran

Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjelaskan, malam Nuzulul Quran merupakan peristiwa besar bagi umat Islam karena pada malam inilah wahyu pertama dari Allah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Oleh karena itu, malam ini memiliki banyak keutamaan yang sangat istimewa, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran dan hadits. Berikut adalah beberapa keutamaan dari malam Nuzulul Quran.

1. Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Malam Nuzulul Quran bertepatan dengan Lailatul Qadar, yang keutamaannya disebutkan dalam firman Allah:
"Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 3)

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang melakukan qiyam (salat sunah) di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dan ridha Allah, maka diampunilah baginya semua dosanya yang terdahulu." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Malam Diturunkannya Al-Quran

Allah menegaskan dalam Al-Quran bahwa kitab suci ini diturunkan pada malam yang penuh berkah:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan." (QS. Al-Qadar: 1)

Para ulama menjelaskan bahwa Al-Quran pertama kali diturunkan secara keseluruhan ke Baitul Izzah di langit dunia sebelum kemudian diwahyukan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW. Keistimewaan ini menjadikan malam Nuzulul Quran sebagai malam penuh keberkahan dan kemuliaan.

3. Malam Turunnya Malaikat ke Bumi

Pada malam ini, Malaikat Jibril bersama para malaikat lainnya turun ke bumi untuk menyampaikan keberkahan dan rahmat kepada orang-orang yang beribadah. Allah berfirman:

"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." (QS. Al-Qadar: 4)

Kehadiran para malaikat menambah kemuliaan malam ini, menjadikannya waktu yang istimewa untuk memanjatkan doa dan beribadah dengan penuh kesungguhan.

4. Malam Penuh Keselamatan dan Kedamaian

Malam Nuzulul Quran juga dikenal sebagai malam yang dipenuhi dengan keselamatan, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar: 5)

Setan tidak memiliki kekuatan untuk mengganggu orang-orang yang beribadah pada malam ini. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, dzikir, dan doa agar mendapatkan keberkahan serta perlindungan dari segala keburukan.

5. Malam Ajal dan Rezeki Dituliskan

Pada malam ini, Allah menetapkan segala urusan makhluk-Nya, termasuk ajal, rezeki, dan takdir kehidupan hingga satu tahun ke depan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran:

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad-Dukhan: 4)

Para ulama menjelaskan bahwa ketetapan ini meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, sehingga malam ini menjadi waktu yang tepat untuk memohon kebaikan dan keberkahan dalam hidup.

6. Malam Salam Malaikat kepada Ahli Masjid

Para malaikat turun pada malam ini untuk memberikan salam kepada orang-orang yang beribadah di masjid hingga terbit fajar. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadar: 5)

Para ulama menafsirkan bahwa para malaikat mengelilingi dan mendoakan orang-orang yang beribadah dengan khusyuk, terutama mereka yang berdiam di masjid untuk memperbanyak ibadah.

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai pengertian Nuzulul Quran secara bahasa dan istilah, beserta sejarah, keutamaan, dan haditsnya. Semoga bermanfaat!




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads