Siap-siap, Asosiasi Usul 2 Juta Ojol Matikan Aplikasi 27 Februari 2025

Siap-siap, Asosiasi Usul 2 Juta Ojol Matikan Aplikasi 27 Februari 2025

Septian Farhan Nurhuda - detikJateng
Senin, 24 Feb 2025 19:41 WIB
ojol
Ilustrasi Ojol. Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban.
Solo -

Asosiasi ojek online (ojol) Garda Indonesia mengeluarkan maklumat kepada para ojol untuk mematikan aplikasinya. Asosial menargetkan ada 2 juta sampai 4 juta ojol yang mematikan aplikasi pada Kamis (27/2) mendatang.

Mengutip detikOto, Senin (24/2/2025) usulan ini dilakukan oleh asosiasi lantaran pemerintah dinilai tidak berdaya dalam menindak aplikator seperti Gojek dan Grab. Maka dari Itulah Garda Indonesia pun menyerukan mitra driver agar mematikan aplikasi serempak di waktu yang telah ditentukan tersebut.

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, mengungkapkan selama ini aplikator telah melanggar Permenhub PM No.12 tahun 2019 dan Kepmenhub KP No.1001 tahun 2022 mengenai tarif potongan aplikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini asosiasi sudah berulang kali menuntut pemerintah agar menghukum aplikator-aplikator yang melanggar aturan. Akan tetapi, sampai saat ini pemangku kepentingan belum melakukan apa-apa.

"Maka Garda Indonesia menyampaikan 'Maklumat Mematikan Aplikasi Online Massal' pada Kamis 27 Februari 2025, sebagai bentuk protes kepada pihak pemerintah yang tidak bisa menindak tegas perusahaan aplikator pelanggar regulasi yang sudah dibuat oleh pemerintah," ujar Igun kepada detikOto, Senin (24/2).

ADVERTISEMENT

"Hingga saat ini rekan-rekan pengemudi ojol/taksol/kurol masih mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari perusahaan-perusahaan aplikator besar yang berbisnis di Indonesia ini," tambahnya.

Dengan adanya maklumat ini, Igun berharap separuh dari seluruh ojol di Indonesia bersedia mematikan aplikasinya serempak pada Kamis (27/2). Dengan demikian, orderan akan lumpuh dan masyarakat tak bisa menggunakan jasa ojol selama seharian penuh.

"Target kami sekitar 2 juta dari 4 juta pengemudi online akan melumpuhkan aplikasi online seluruh Indonesia, dan kami Garda minta agar rekan-rekan pengemudi online bisa kompak solid mematikan aplikasinya," ungkapnya.

Dia menambahkan aksi tersebut untuk memberikan teguran keras ke pemerintah agar lebih memperhatikan nasib ojol di Indonesia. Kini, 30 persen dari penghasilan mitra driver dipangkas aplikator.

"Sebagai contoh adanya program disebut slot dan aceng yang jelas melanggar tarif, ojol dibayar murah apabila ikut program slot dan aceng agar bisa dapat order terus menerus, namun pengemudi mendapatkan pembayaran tarif di bawah regulasi," pungkas dia.




(apl/ams)


Hide Ads