- Bolehkah Puasa Senin Kamis Setelah Nisfu Syaban?
- Niat dan Tata Cara Menjalankan Puasa Senin Kamis A. Niat Puasa Senin Kamis Niat puasa Senin Niat puasa Kamis B. Tata Cara Melaksanakan Puasa Senin Kamis 1. Mengucapkan Niat 2. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa 3. Makan Sahur 4. Berbuka Puasa 5. Memperbanyak Doa dan Ibadah
- Keutamaan Puasa Senin Kamis 1. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW 2. Hari Diangkatnya Amal 3. Hari Kelahiran dan Turunnya Wahyu kepada Rasulullah SAW 4. Pintu Surga Dibuka pada Hari Senin dan Kamis 5. Meningkatkan Kesabaran dan Pengendalian Diri 6. Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental
Kita sudah melalui Nisfu Syaban pada 14 Februari 2025 lalu. Artinya, tinggal separuh bulan Syaban lagi yang akan kita habiskan untuk sampai bulan Ramadhan 1446 H. Di waktu ini, banyak umat Islam yang mempertanyakan, bolehkah puasa Senin Kamis setelah Nisfu Syaban? Pasalnya, ada sebagian di antara umat Islam yang ingin menjalankan ibadah sunnah tersebut maupun memanfaatkan waktu Senin dan Kamis untuk mengqadha puasa Ramadhan.
Dikutip dari buku Keagungan Rajab & Sya'ban tulisan Abdul Manan bin Hj Muhammad Sobari, puasa sunnah di bulan Syaban merupakan salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau sering melakukan puasa di bulan ini lebih banyak dibandingkan bulan lainnya, kecuali Ramadhan.
Salah satu puasa yang disunnahkan adalah puasa tiga hari di awal Syaban, tiga hari di pertengahan, dan tiga hari di akhir bulan. Bagi orang yang menjalankan puasa tersebut, Allah SWT memberikan pahala yang sangat besar, setara dengan pahala 70 Nabi serta pahala ibadah selama 70 tahun. Bahkan, jika seseorang wafat dalam keadaan berpuasa di bulan ini, ia dianggap mati syahid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa (orang) yang berpuasa tiga hari sejak awal Syaban dan tiga hari di pertengahannya kemudian tiga hari di akhirnya, niscaya Allah menuliskan baginya 70 pahala para Nabi dan dia diberi pahala sama dengan orang yang beribadah kepada Allah selama 70 tahun. Dan sekiranya mati di tahun itu, ia akan menjadi mati syahid."
Lantas, seperti apakah hukumnya berpuasa Senin Kamis setelah Nisfu Syaban? Mari kita simak pembahasan lengkapnya!
Bolehkah Puasa Senin Kamis Setelah Nisfu Syaban?
Masih dikutip dari buku yang sama, yaitu Keagungan Rajab & Sya'ban tulisan Abdul Manan bin Hj Muhammad Sobari, setelah pertengahan bulan Syaban atau yang dikenal dengan Nisfu Syaban, hukum puasa sunnah menjadi lebih terbatas. Rasulullah SAW melarang seseorang yang tidak terbiasa berpuasa sebelumnya untuk berpuasa setelah Nisfu Syaban.
Dalam haditsnya, beliau bersabda: "Jika tinggal separuh dari bulan Syaban maka janganlah kamu berpuasa (sunnah) (kecuali bagi orang yang sudah membiasakan diri puasa sunnah Senin dan Kamis)."
Dari hadits ini, dapat dipahami bahwa larangan ini tidak berlaku bagi orang yang memang rutin berpuasa, seperti puasa Senin dan Kamis atau puasa Daud. Selain itu, ada juga larangan untuk berpuasa satu atau dua hari sebelum masuk bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu mendahului puasa Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari kecuali jika bertepatan kebiasaan puasa seorang itu maka bolehlah meneruskan kebiasaan itu." (HR Bukhari dan Muslim).
Hal ini dimaksudkan agar seseorang tidak mencampuradukkan puasa sunnah dengan puasa wajib di bulan Ramadhan serta untuk menjaga kesiapan fisik dalam menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.
Dari berbagai keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa puasa sunnah Senin Kamis setelah Nisfu Syaban hanya diperbolehkan bagi mereka yang sudah membiasakannya sebelumnya. Jika seseorang tidak memiliki kebiasaan puasa sunnah, maka ia dianjurkan untuk tidak berpuasa setelah tanggal 15 Syaban, kecuali jika bertujuan mengqadha puasa wajib.
Niat dan Tata Cara Menjalankan Puasa Senin Kamis
Bagi muslimin dan muslimat yang memang terbiasa menjalankan puasa Senin Kamis, maka dapat melanjutkan kebiasaan tersebut setelah Nisfu Syaban. Tentunya, kita perlu melakukannya dengan niat dan tata cara yang benar sebagaimana ditulis Ustadz Rusdianto dalam buku Kitab Terlengkap Bersuci, Shalat, Puasa, Shalawat, Surat-Surat Pendek, Hadits Qudsi dan Hadits Arba'in Pilihan, serta Dzikir & Doa berikut ini.
A. Niat Puasa Senin Kamis
Sebelum menjalankan puasa Senin Kamis, seseorang harus membaca niat terlebih dahulu. Niat ini dapat dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar atau di pagi hari sebelum waktu zawal (matahari tergelincir), selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Niat puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Nawaitu shauma yauma al-itsnaini sunnatan lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta'ala."
Niat puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Nawaitu shauma yauma al-khamiisi sunnatan lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta'ala."
B. Tata Cara Melaksanakan Puasa Senin Kamis
1. Mengucapkan Niat
Niat puasa Senin Kamis dapat dilakukan sejak malam hari sebelum subuh. Namun, jika belum berniat di malam hari, seseorang masih bisa berniat di pagi hari sebelum zawal, asalkan belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
2. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Seperti puasa wajib, puasa Senin Kamis mengharuskan seseorang menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga waktu magrib. Selain itu, menjaga ucapan, perilaku, dan hati juga sangat dianjurkan agar puasa tidak hanya menahan lapar, tetapi juga meningkatkan ketakwaan.
3. Makan Sahur
Sahur sangat dianjurkan meskipun puasa ini bersifat sunnah. Rasulullah SAW bersabda bahwa dalam sahur terdapat keberkahan. Waktu terbaik untuk sahur adalah menjelang waktu subuh.
4. Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa adalah saat matahari terbenam, yaitu waktu magrib. Dianjurkan untuk segera berbuka dengan makanan yang manis, seperti kurma, atau jika tidak ada, dengan seteguk air, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
5. Memperbanyak Doa dan Ibadah
Puasa Senin Kamis adalah waktu yang baik untuk memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Quran, berzikir, bersedekah, serta berdoa saat berbuka. Doa orang yang berpuasa memiliki keutamaan dan sangat mustajab.
Keutamaan Puasa Senin Kamis
Kembali dikutip dari buku Kitab Terlengkap Bersuci, Shalat, Puasa, Shalawat, Surat-Surat Pendek, Hadits Qudsi dan Hadits Arba'in Pilihan, serta Dzikir & Doa, puasa Senin dan Kamis merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Selain meneladani kebiasaan Rasulullah SAW, puasa ini juga memiliki banyak keutamaan yang memberikan manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Berikut beberapa keutamaan puasa Senin dan Kamis:
1. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
Salah satu keutamaan utama puasa Senin dan Kamis adalah mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Beliau secara rutin menjalankan puasa pada hari-hari tersebut sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Setiap Muslim yang mengikuti sunnah ini akan mendapatkan pahala yang besar.
Rasulullah SAW bersabda:
"Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang dikerjakan secara rutin, meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Hari Diangkatnya Amal
Pada hari Senin dan Kamis, Allah SWT mengangkat dan mencatat amalan setiap hamba-Nya. Rasulullah SAW menjelaskan dalam haditsnya:
"Amal (pahala) selalu diangkat pada hari Senin dan Kamis, maka aku menyukai pada saat amalku diangkat aku dalam keadaan berpuasa." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dengan menjalankan puasa pada hari-hari ini, seorang Muslim berada dalam kondisi ibadah ketika amalnya diperiksa oleh Allah SWT.
3. Hari Kelahiran dan Turunnya Wahyu kepada Rasulullah SAW
Hari Senin memiliki keistimewaan karena pada hari itulah Rasulullah SAW dilahirkan. Selain itu, wahyu pertama kali diturunkan kepada beliau pada hari yang sama. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Hari itu (Senin) aku dilahirkan dan pada hari itu (pula) wahyu diturunkan kepadaku." (HR. Muslim)
4. Pintu Surga Dibuka pada Hari Senin dan Kamis
Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa pada hari Senin dan Kamis, pintu-pintu surga dibuka. Semua hamba Allah yang tidak menyekutukan-Nya akan diampuni dosa-dosanya, kecuali mereka yang masih memiliki permusuhan dengan sesama Muslim.
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda:
"Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka, semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara ia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, 'Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.'" (HR. Muslim)
5. Meningkatkan Kesabaran dan Pengendalian Diri
Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran serta pengendalian diri dari segala hal yang bisa merusak ibadah. Dengan berpuasa secara rutin pada hari Senin dan Kamis, seseorang akan terbiasa untuk menjaga lisannya, emosinya, serta menjauhi perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
6. Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental
Secara medis, puasa Senin dan Kamis memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Berpuasa secara teratur dapat membantu sistem pencernaan beristirahat, mengontrol kadar gula darah, serta mengurangi risiko penyakit metabolik. Selain itu, puasa juga membantu meningkatkan fokus dan ketenangan jiwa, sehingga dapat mengurangi stres serta kecemasan.
Demikian penjelasan mengenai puasa Senin Kamis setelah Nisfu Syaban yang tetap diperbolehkan bagi umat Islam yang terbiasa menjalankannya. Semoga bermanfaat!
(sto/ahr)