Doa Malam Nisfu Syaban dan Waktu yang Tepat Mengamalkannya

Doa Malam Nisfu Syaban dan Waktu yang Tepat Mengamalkannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 13 Feb 2025 18:10 WIB
Ilustrasi Berdoa.
Ilustrasi berdoa. Foto: Freepik
Solo -

Banyak umat Islam yang menantikan datangnya malam Nisfu Syaban karena keistimewaannya. Di malam ini, Allah mengampuni seluruh hamba-Nya, sehingga kita sebaiknya menggunakan kesempatan ini untuk mengamalkan doa malam Nisfu Syaban. Tujuannya adalah memohon ampunan dan meminta keselamatan di dunia serta akhirat.

Tahun ini, malam Nisfu Syaban bertepatan dengan Kamis, 13 Februari 2025. Kita sudah memasuki 15 Syaban 1446 H pada Kamis setelah waktu maghrib karena pergantian hari pada kalender Hijriah terjadi bersamaan dengan terbenamnya matahari.

Lantas, bagaimana bacaan doa Nisfu Syaban serta kapan waktu yang tepat untuk mengamalkannya? Mari kita simak penjelasan berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Doa Malam Nisfu Syaban

Terdapat enam pilihan bacaan doa yang bisa kita panjatkan pada malam Nisfu Syaban. Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

1. Doa Nisfu Syaban Versi Pertama

Doa Nisfu Syaban versi pertama ini banyak dijumpai di berbagai literatur, termasuk di dalam buku Terjemah dan Fadhilah Majmu' Syarif tulisan Ustaz Rusdianto. Doa ini dapat dibaca setelah melaksanakan sholat Nisfu Syaban dan membaca surat Yasin sebanyak tiga kali.

ADVERTISEMENT

أَللّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْهِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ، لَآإِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَالَّلاجِـءِيْنَ، وَجَارَالْمُسْتَجِيْرِيْنَ، وَأمَانَ الْخَاءِفِيْنَ. أَللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّ أَوْمَحْرُوْمًا أَوْمَطْرُوْدًا أَوْمُقَتَّرًا عَلَيَّ فِي الرِّزْقِ فَامْحُ. اللّهُمَّ بِفَضْلِكَ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وَطَرْدِي وَاقْتَارَ رِزْقِيْ وَأَثْبِتْنِيْ عِنْدَكَ فِى أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَا بِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ: يَمْحُوْا اللّٰهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ. إِلٰهِي بِالتَّجَلِّيِّ الْأَعْظَامِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّم الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ: أَسْأَلُكَ أَنْ تَكْشِفَ عَنَّا مِنَ الْبَلَاءِ مَا نَعْلَمُ وَمَا لَا نَعْلَمُ وَمَا أَنْتَ بِهِ أَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْإِكْرَمُ. وَصَلَّى اللّٰهُ تَعَالَى عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِهٖ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُلِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allahumma ya dzaal-mannu wa laa yumannu 'alaih, ya dzaal-jalaali wal-ikraam, ya dzaat-tawli wal-in'aam, laa ilaha illa Anta, Zahrallaa jii-uun, wa jaaral-mustajiiriin, wa amaanal-khoo-i-fiin. Allahumma in kunta katabtanii 'indaka fii Ummil-Kitaabi shaqiiyyan aw mahruuman aw maqtuuran 'alayya fir-riqqi, faamh. Allahumma bi-fadlika shaqaa-watii wa hirmaanii wa tar-dii wa iqtaar rizqii. Wa asbitnii 'indaka fii Ummil-Kitaabi saa'idan marzuuqan muwaffaqan lil-khairaat, fa innaka qulta wa qauluka al-haqqu fii Kitaabika alladzii anzalta 'alaa lisaani Nabiyyika al-mursal: 'Yamhullahu maa yasyaaa'u wa yuthbitu, wa 'indahu ummul kitaab.' Ilahi bit-tajalliyyil a'zhoomi fii lailatin-nisfii min syahri syabanal-mukarramil-latii yufraqu fiiha kullu amrin hakiiminw-wa yubramu. As'aluka an takhsyifa 'annaa minal-balaai maa na'lamu wa maa laa na'lamu wa maa anta bihi a'lamu, innaka antal-a'azzul-ikram. Wa sallallahu ta'ala 'ala sayyidinaa Muhammadin wa 'ala aalihi wa sahbihi wa sallam, wal-hamdu lillahi rabbil-'aalamiin.

Artinya: "Ya Allah, wahai Dzat yang memiliki segala karunia, yang tidak ada yang bisa memberi karunia-Nya, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki keluasan pemberian dan kenikmatan. Tidak ada ilah selain Engkau, tempat berteduh bagi para pencari perlindungan, pelindung bagi yang meminta perlindungan, dan aman bagi yang takut. Ya Allah, jika Engkau telah menuliskan keadaanku dalam Kitab-Mu sebagai orang yang celaka, terhalang, diusir, atau ditentukan rezekiku dengan baik, maka hapuslah. Ya Allah, dengan karunia-Mu, hapuslah kecelakaan, kehilangan, pengusiran, dan pemotongan rezekiku. Tetapkanlah aku di sisi-Mu dalam Kitab-Mu sebagai orang yang bahagia, diberkahi, dan diberi keberuntungan dalam melakukan kebaikan. Sesungguhnya, Engkau berfirman dan firman-Mu adalah benar, sebagaimana yang terdapat dalam Kitab-Mu yang diucapkan oleh Nabi-Mu yang diutus: 'Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya terdapat Kitab Utama.' Ya Tuhanku, dengan kemuliaan yang nyata dalam malam nisfu Syaban yang penuh keutamaan, di mana setiap urusan yang bijaksana diatur dan ditentukan, aku memohon kepada-Mu untuk menghilangkan dari kami segala bencana yang kami ketahui dan tidak kami ketahui, karena Engkau-lah yang lebih mengetahui. Sungguh, Engkau adalah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemurah. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada junjungan kita, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam."

2. Doa Nisfu Syaban Versi Kedua

Menurut Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dalam karyanya Buku Harian Orang Islam, terdapat sebuah doa yang sering dikutip oleh para ulama untuk diamalkan pada malam Nisfu Syaban. Doa ini diyakini sebagai doa yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Adam ketika beliau turun ke bumi, kemudian melakukan thawaf sebanyak tujuh kali di Ka'bah, dan melaksanakan sholat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Berikut bacaan doanya.

اللّٰهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ، وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤْلِيْ، وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ، وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّىٰ أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِيْ، وَرَضِّنِيْ بِقَضَائِكَ.

Allahumma innaka ta'lamu sirrii wa 'alaaniyati faqbal ma'dzirati, wata'lamu haajatii fa'thainii suaa-li, wata'lamu maa fii nafsii faghfir lii dzambii. Allahumma innii as-aluka imaanan yubasyiru qalbii wa yaqiinan shaadiqan hattaa a'lamu annahu laa yushiibunii illaa maa katabta lii waraddani biqadhaa-ik.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang tampak dariku, maka terimalah permohonanku. Engkau mengetahui kebutuhanku, maka berilah aku apa yang aku pinta. Engkau mengetahui apa yang ada dalam jiwaku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu iman yang menenteramkan hatiku dan keyakinan yang tulus hingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku sesuatu kecuali yang telah Engkau tetapkan bagiku, dan jadikanlah aku ridha terhadap ketentuan-Mu."

3. Doa Nisfu Syaban Versi Ketiga

Masih dalam buku yang sama, Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid juga menyebutkan doa malam Nisfu Syaban yang diajarkan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani. Doa ini biasa diamalkan setelah selesai membaca surat Yasin dan menjadi bagian dari rangkaian ibadah pada malam yang penuh berkah tersebut. Inilah bacaan selengkapnya.

اللَّهُمَّ إِذْ أَطْلَعْتَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ عَلَى خَلْقِكَ، فَعُدْ عَلَيْنَا بِمَنِكَ وَعِتْقِكَ، وَقَدِرْ لَنَا مِنْ فَضْلِكَ، وَوَسِعْ رِزْقَكَ، وَاجْعَلْنَا مِمَّنْ يَقُوْمُ لَكَ فِيهَا بِبَعْضِ حَقِكَ. اللَّهُمَّ مَنْ قَضَيْتَ فِيهَا بِوَفَاتِهِ فَاقْضِ مَعَ ذَلِكَ رَحْمَتَكَ، وَمَنْ قَدَّرْتَ طُوْلَ حَيَاتِهِ فَاجْعَلْ مَعَ ذَلِكَ نِعْمَتَكَ، وَبَلِّغْنَا مَا لَا تَبْلُغُ الْآمَالُ إِلَيْهِ يَا خَيْرَ مَنْ وَقَفَتِ الْأَقْدَامُ بَيْنَ يَدَيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِينَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرٍ خَلْقِهِ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

Arab Latin: Allahummaidzath-la'talailatan nishfi min sya'baana 'alaa khalqika, fa'ud 'alainaa bimannika wa 'itqika, wa qaddir lanaa min fadhlika, wa wassi' rizqaka, waj'alnaa mimman yaquumu laka fiihaa biba'dhi haqqika. Allahumma man qadhaitafiihaa biwafaatihi faqdhi ma'a dzaalika rahmataka, wa man qaddarta thuula hayaatihi faj'al ma'a dzaalika ni'mataka, wa ballighnaa maalaatablughulaamaaluilaihiyaakhaira man waqafatil aqdaamu baina yadaihi yaa rabbal 'aalamiina, birahmatikayaa arhamar raahimiina. Wa shallallahu ta'aalaa 'alaa sayyidinaa muhammadin khairi khalqihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi ajma'iina.

Artinya: "Ya Allah, jika Engkau telah memunculkan malam Nisfu Syaban pada makhluk-Mu maka curahkan atas kami anugerah dan pembebasan-Mu (dari neraka), takdirkanlah untuk kami kebaikan dari keutamaan-Mu, perluaslah curahan rezeki-Mu untuk kami, jadikanlah kami di malam itu termasuk orang yang bangkit melaksanakan hak-Mu. Ya Allah, orang yang Engkau tentukan takdirnya di malam itu dengan kematiannya, maka bersamakanlah dengan rahmat-Mu, dan orang yang Engkau takdirkan berumur panjang maka jadikanlah rahmat-Mu bersamanya, dan sampaikanlah kami pada tujuan mulia yang tidak tercapai oleh angan-angan, wahai sebaik-baik Dzat yang bersimpuh di hadapan-Nya semua telapak kaki, wahai Tuhan sekalian alam, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Paling Pengasih. Semoga shalawat Allah tercurah pada junjungan kami Nabi Muhammad, sebaik-baik makhluk, dan atas keluarga serta sahabat kesemuanya."

4. Doa Nisfu Syaban Versi Keempat

Berikutnya, inilah bacaan doa Nisfu Syaban yang dilansir oleh detikHikmah.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللهُمَّ إِنِّيْ اللَّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَ اْلمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَة

Allaahumma innaka 'afuwwung tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii. Allaahumma innii asalukal 'afwa wal 'aafiyata wal mu'aafaataddi imati fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf, afiyah, dan keselamatan yang terus-menerus dalam agama dan dunia serta akhirat."

5. Doa Nisfu Syaban Versi Kelima

Dalam buku Menggapai Berkah di Bulan-Bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa'adah, disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan sholat malam pada malam Nisfu Syaban dan membaca doa khusus dalam sujudnya.

Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau menceritakan bahwa pada suatu malam Nisfu Syaban, Rasulullah SAW bangun untuk melaksanakan sholat. Sujud beliau berlangsung begitu lama hingga Aisyah merasa cemas, khawatir bahwa Rasulullah telah wafat dalam sujudnya.

Karena kekhawatiran itu, Aisyah mendekati beliau dan menggerakkan ibu jari kaki Rasulullah SAW. Ketika beliau merespons gerakan tersebut, Aisyah merasa lega dan kembali ke tempatnya. Saat itulah, ia mendengar Rasulullah mengucapkan doa khusus dalam sujudnya, yaitu:

أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سُخْطِكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ إِلَيْكَ، لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

"Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, aku berlindung dengan-Mu dari (siksa)-Mu, dan hanya kepada-Mu aku kembali. Aku tidak mampu menghitung segala pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau telah memuji diri-Mu sendiri."

Hadits ini menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW merendahkan diri di hadapan Allah dan memohon perlindungan dari kemurkaan-Nya dengan penuh ketundukan. Dalam doa ini, terkandung makna bahwa seorang hamba tidak akan pernah mampu memuji Allah dengan sempurna, karena pujian yang paling sempurna hanyalah pujian Allah terhadap diri-Nya sendiri.

6. Doa Nisfu Syaban Versi Keenam

Selain doa yang dibaca oleh Rasulullah SAW dalam sujudnya, terdapat pula doa Nisfu Syaban yang diriwayatkan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan dipanjatkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani.

Doa ini menjadi salah satu amalan yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban dan tercantum dalam laman resmi Nahdlatul Ulama. Umat Islam dianjurkan untuk membaca doa ini sebagai bentuk pengharapan dan permohonan kepada Allah SWT pada malam yang penuh keberkahan. Berikut adalah bacaan lengkapnya.

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ وَمَوَالِيْ النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ. وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ، فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ، اللهم اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، اَلْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ، وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ، وَعَلَى أَوْلِيَائِيْ فِيْكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَأَعِمَّ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa âlihi, Mashâbihil hikmati wa mawâlin ni'mati, wa ma'âdinil 'ishmati, wa'shimni bihim min kulli sû-in, wa lâ ta'khudznî 'alâ ghirratin wa lâ 'ala ghaflatin, wa lâ taj'al 'awâqiba amri hasratan wa nadâmatan, wardla 'annî, fainna maghfirataka lidh dhâlimin, wa anâ minadh dhâlimîna, allâhumma ighfir lî mâ lâ yadlurruka, wa a'thinî mâ lâ yanfa'uka, fainnaka al-wâsi'atu rahmatuhu, al-badî'atu hikmatuhu, fa a'thini as-sa'ata wad da'ata, wal-amna wash-shihhata wasy-syukra wal-mu'âfata wattaqwa, wa afrighiash-shabra wash-shidqa 'alayya, wa 'alâ auliyâi fîka, wa a'thinî al-yusra, walâ taj'al ma'ahu al-'usra, wa a'imma bi dzâlika ahlî wa waladî wa ikhwanî fîka, wa man waladanî minal muslimîna wal muslimâti wal mu'minîna wal mu'minâti.

Artinya: "Ya Allah limpahkan rahmat ta'dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunanMu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat."

Waktu yang Tepat untuk Mengamalkan Doa Nisfu Syaban

Doa Nisfu Syaban merupakan salah satu amalan yang dianjurkan pada malam pertengahan bulan Syaban. Berdasarkan keterangan dari laman resmi Nahdlatul Ulama, doa ini sebaiknya dibaca setelah membaca surat Yasin. Umumnya, surat Yasin dibaca sebanyak tiga kali dengan niat yang berbeda-beda. Sebelum membaca doa, dianjurkan untuk terlebih dahulu melaksanakan sholat sunnah Nisfu Syaban sebagai bagian dari rangkaian ibadah di malam yang penuh berkah ini.

Menurut Syeikh Hasan bin Abdullah Ba'alawi Al Haddad, waktu terbaik untuk melaksanakan sholat sunnah Nisfu Syaban, membaca Yasin tiga kali, dan mengamalkan doa Nisfu Syaban adalah setelah sholat maghrib. Waktu ini dipilih karena malam telah dimulai, sehingga ibadah yang dilakukan dapat langsung tercatat sebagai amalan malam Nisfu Syaban. Namun, yang lebih utama adalah mendekati waktu isya, agar ibadah dapat dilakukan dengan lebih tenang dan khusyuk tanpa terburu-buru.

Selain setelah maghrib, sebagian ulama juga menganjurkan agar doa Nisfu Syaban tetap diamalkan sepanjang malam hingga sebelum waktu subuh. Hal ini karena malam Nisfu Syaban merupakan salah satu waktu istimewa di mana rahmat dan ampunan Allah sangat luas. Oleh karena itu, siapa saja yang ingin memperbanyak doa, dzikir, serta ibadah lainnya di sepanjang malam Nisfu Syaban akan mendapatkan keutamaan yang besar.

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dianjurkan untuk membaca doa malam Nisfu Syaban setelah Maghrib atau Isya. Semoga bermanfaat!




(par/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads