Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang memperkirakan adanya cuaca ekstrem untuk tiga hari ke depan. Cuaca ekstrem itu diperkirakan terjadi di wilayah Pantai Utara (Pantura), Jawa Tengah (Jateng) bagian timur, dan Solo Raya.
Hal tersebut disampaikan prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Rany Puspita. Ia mengatakan, cuaca ekstrem diperkirakan melanda beberapa wilayah di Jateng pada 2-4 Februari mendatang.
"Cuaca ekstrem di sebagian wilayah pegunungan hingga dataran tinggi, kemudian di sebagian wilayah Pantura, Jateng bagian timur, dan sebagian Solo Raya," kata Rany saat dihubungi awak media, Minggu (2/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengingatkan bulan Januari-Februari menjadi puncak musim hujan di Jateng. Ada dua bibit siklon yang saat ini terpantau di selatan Jawa dan selatan Nusa Tenggara, sehingga perlu diwaspadai adanya banjir, tanah longsor, angin kencang, di wilayah rawan bencana di Jateng.
"Saat ini ada gangguan di atmosfer, seperti bibit siklon yang saat ini terpantau ada di selatan Bali dan Nusa Tenggara, kemudian ada satu lagi di Samudera Hindia di sebelah barat daya pulau Jawa. Di Jateng kita dapat dampak berupa angin kencang dan hujan sedang hingga hujan lebat," jelasnya.
Rany juga memaparkan wilayah mana saja di Jateng yang berpotensi hujan lebat, hujan sedang, selama tiga hari ke depan. Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di wilayah pegunungan.
"Seperti di Banjarnegara, Wonosobo, dan sebagian wilayah Pantura, seperti wilayah Brebes hingga Rembang. Itu ada potensi hujan sedang hingga lebat, termasuk di Jateng bagian timur seperti Grobogan, Magelang, itu juga masih ada potensi," papar Rany.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang sebelumnya dilaksanakan BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak Rabu-Jumat, 29-31 Januari 2025 lalu tak diperpanjang. BMKG bakal merekomendasikan OMC jika diperlukan, dan mengimbau masyarakat untuk selalu hati-hati dan waspada.
"Selalu hati-hati dan waspada, terutama untuk yang tinggal di wilayah rawan bencana, pasti sudah tahu wilayahnya, itu perlu diwaspadai. Karena Januari-Februari kita berada di puncak musim hujan," imbaunya.
"Harus hati-hati, lihat lingkungannya, apakah drainasenya bagus atau tidak. Kemungkinan dampak bencana hidrometeorologi apabila hujan sedang hingga lebat, seperti banjir, tanah longsor dan sebagainya. Selalu update kondisi cuaca di sekitarnya," pungkas Rany.
(ams/ams)