Tahun Baru Imlek biasanya diwarnai dengan berbagai tradisi yang dilakukan hingga pemasangan berbagai ornamen menarik sepanjang perayaan tersebut berlangsung. Namun, ternyata ada juga sejumlah mitos perayaan Imlek yang berkembang di kalangan masyarakat Tionghoa. Apa saja?
Ada berbagai hal selama perayaan Imlek yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa selama ini. Beberapa hal tersebut sering kali dikaitkan dengan keberuntungan maupun kesialan. Tidak hanya itu saja, ada juga cerita rakyat yang berkembang di kalangan masyarakat tentang berbagai kisah legenda yang mewarnai perayaan ini.
Lantas, apa sajakah mitos perayaan Imlek yang masih dipercaya oleh sebagian orang dan menjadi cerita turun temurun yang mengakar di tengah-tengah masyarakat? Simak rangkumannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
9 Mitos Perayaan Imlek
Beberapa mitos perayaan Imlek yang akan dipaparkan di bawah ini berkaitan dengan legenda maupun asal-usul tentang tradisi Imlek yang berkembang di tengah masyarakat. Dihimpun dari laman China Highlights, Tatler Asia, Chinese New Year, Great Wall, Wake Forest University, hingga Hindustan Times.
1. Dewi NΗwΔ
Mitos perayaan Imlek pertama berkaitan dengan Dewi NΗwΔ. Mitos yang satu ini berisikan tentang kisah di balik munculnya pangsit. Dikisahkan bahwa Dewi NΗwΔ menciptakan manusia dari tanah liat kuning. Akan tetapi, bagian telinganya sering kali retak saat musim dingin.
Inilah yang membuat sang dewi menjahit telinga tersebut dengan memasukkan ujungnya ke dalam mulut. Sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Dewi NΗwΔ, orang-orang pada saat itu membuat adonan menyerupai telinga yang diisi dengan daging dan sayuran. Inilah yang dikenal sebagai pangsit.
2. Nian
Terdapat mitos lainnya yang berkaitan dengan makhluk mitologi Tiongkok. Makhluk tersebut dikenal dengan nama Nian. Dipercaya bahwa monster Nian akan akan muncul saat Tahun Baru Tiongkok dan mengincar hewan sekaligus manusia. Banyak penduduk yang berusaha melarikan diri dengan berlindung di pegunungan agar terhindar dari bahaya Nian ini.
3. Anggur Tusu
Selanjutnya ada mitos yang berkaitan dengan anggur tusu sebagai minuman beralkohol yang cukup sering dijumpai selama perayaan Imlek. Dikisahkan bahwa anggur tusu ini muncul karena seorang pria yang berhasil menyelamatkan sebuah desa dari wabah.
Dikisahkan bahwa sang pria mencampurkan herba, daun, hingga biji-bijian dan membagikannya kepada setiap warga. Mereka dapat merendam campuran tersebut dan meminumnya di saat tahun baru. Alhasil, wabah tersebut dapat teratasi berkat minuman yang dikenal dengan nama anggur tusu.
4. Dewa Tungku
Tidak hanya Dewi NΗwΔ, ternyata ada Dewa Tungku yang juga termasuk dalam mitos yang terkenal di kalangan masyarakat Tiongkok. Terdapat kisah yang menyebutkan tepat sebelum Tahun Baru Imlek tiba, Dewa Tungku naik ke surga untuk memberitahu Kaisar Giok tentang sikap para keluarga di sepanjang tahunnya.
Kemudian sang dewa akan turun kembali ke Bumi untuk memberikan hukuman. Sebagai cara memenangkan hati Dewa Tungku, orang-orang membuat manisan dan menyanyikan lagu pujian kepada Kaisar Giok.
5. Demon Sui
Selanjutnya terdapat mitos seputar Demon Sui yang berkaitan dengan angpao Imlek. Diceritakan bahwa Demon Sui akan menyakiti anak-anak saat malam Tahun Baru Imlek berlangsung. Anak-anak bakal mengalami demam dan ketidakstabilan mental yang membuat mereka menangis. Akibatnya, para orang tua berusaha menyalakan lilin dan berdoa kepada dewa agar diberikan perlindungan.
Demi menghibur anak-anak mereka, para orang tua memberikan koin yang dibungkus dengan kertas merah untuk diletakkan di bawah bantal. Siapa sangka ternyata koin tersebut memancarkan cahaya yang mampu mengusir Demon Sui.
6. Lampion di Pintu dan Jendela
Kemudian terdapat mitos yang berkembang di masyarakat dahulu mengenai binatang mitologi Nian yang berkaitan dengan adanya lampion di pintu-pintu maupun jendela rumah selama perayaan Imlek. Konon, Nian akan memakan ternak, tanaman, hingga manusia di malam tahun baru.
Sebagai cara mengusir makhluk tersebut, orang-orang menaruh lentera merah dan gulungan merah di pintu sekaligus jendela rumah mereka. Hal ini dikarenakan Nian takut akan warna merah.
7. Petasan atau Suara Keras
Masih berkaitan dengan mitos makhluk mitologi Nian. Kali ini terdapat sebuah kisah yang berkembang di kalangan masyarakat tentang cara mengusir Nian menggunakan suara-suara yang keras. Dikisahkan bahwa orang-orang yang ketakutan akan Nian berusaha melarikan diri ke tempat yang terpencil dan mengungsi di sana.
Pada saat itu muncul lelaki tua yang membunyikan suara dengan sangat keras untuk menakut-nakuti Nian. Saat kembali ke rumah masing-masing, mereka terkejut karena tempat tinggal mereka masih aman. Inilah yang membuat petasan tidak terlepaskan dari perayaan Imlek setiap tahunnya.
8. Menggantung Kayu Pohon Persik
Ada mitos yang berkembang di kalangan masyarakat mengenai digantungkannya kayu pohon persik di pintu masuk rumah mereka. Hal ini berkaitan dengan legenda yang mengatakan terdapat dua penjaga bernama Shentu dan Yulei yang menjaga pintu masuk ke dunia hantu.
Kemudian terdapat juga bentangan pohon-pohon bersik yang membentang di area tersebut. Orang-orang yang takut akan hantu berusaha menggantungkan sepotong kayu persik dan tulisan nama Shentu dan Yulei dengan berharap hantu atau makhluk jahat enggan masuk ke rumah mereka.
9. Huruf η¦ (FΓΊ)
Ada mitos lainnya yang dikenal selama perayaan Imlek. Salah satunya berkaitan dengan huruf η¦ (fΓΊ). Huruf tersebut memiliki arti kebahagiaan atau keberuntungan dalam bahasa China. Namun demikian, terdapat kisah yang terjadi pada sebuah keluarga di era Dinasti Ming yang tidak bisa membaca. Keluarga tersebut menempelkan η¦ (fΓΊ) dengan bentuk terbalik.
Hal ini membuat kaisar murka dan meminta mereka dihukum. Namun, sang permaisuri justru memberikan penjelasan huruf tersebut memiliki makna 'fΓΊ ada di sini' karena bentuk homofon dari ε° (dΓ o). Inilah yang membuat tidak sedikit masyarakat Tiongkok kemudian sengaja memasangnya secara terbalik.
Nah, demikian tadi rangkuman 9 mitos perayaan Imlek yang dikenal secara luas oleh masyarakat Tionghoa. Semoga informasi ini bermanfaat.
(sto/ams)