Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan Beserta Kisah Hidupnya

Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan Beserta Kisah Hidupnya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Jumat, 24 Jan 2025 09:39 WIB
Ilustrasi orang sedang memanjatkan doa
Ilustrasi membaca doa Nabi Zakaria. (Foto: Pixabay/Mohamed_hassan)
Solo -

Dalam Al-Quran, tercantum kisah Nabi Zakaria yang memohon kepada Allah SWT untuk menganugerahinya keturunan atau ahli waris. Bagaimana doa Nabi Zakaria tersebut? Berikut ini bacaan doanya dan kisah hidup sang nabi.

Memiliki anak adalah impian bagi setiap pasangan suami-istri. Pasalnya, dalam Islam, anak layaknya perhiasan dunia yang elok. Allah SWT berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 46 yang bunyinya:

اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."

Namun, tidak setiap pasangan Allah SWT karuniai anak dengan mudah. Ada yang sudah lama menunggu, tetapi tak kunjung mendapatkan anak. Ada pula yang baru menikah, langsung dianugerahi anak oleh Allah SWT.

ADVERTISEMENT

Tentunya, timbul rasa sedih bila sudah lama mengharap, tetapi tak jua tampak titik terang kehadiran sang anak. Dalam kondisi tersebut, detikers bisa membaca sebuah doa yang dahulu dipanjatkan oleh Nabi Zakaria. Begini doanya.

Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan

Kisah Nabi Zakaria berdoa ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Quran, tepatnya surat Maryam ayat 1-6. Diambil dari Quran Nahdlatul Ulama, begini bacaan Arab dan artinya:

كۤهٰيٰعۤصۤۚ ۝١ ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّاۚ ۝٢ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا ۝٣ قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا ۝٤ وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۙ ۝٥ يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا ۝٦

Artinya: "Kāf Hā Yā 'Ain Ṣād. (1) (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria. (2) (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lirih. (3) Dia (Zakaria) berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku. (4) Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu. (5) (Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya'qub serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridai." (6)

Dari keseluruhan ayat tersebut, doa yang dibaca Nabi Zakaria tercantum dalam ayat 4 sampai 6, yakni:

رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۙ يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

Arab Latin: Rabbi innî wahanal-'adhmu minnî wasyta'alar-ra'su syaibaw wa lam akum bidu'â'ika rabbi syaqiyyâ. Wa innî khiftul-mawâliya miw warâ'î wa kânatimra'atî 'âqiran fa hab lî mil ladungka waliyyâ. Yaritsunî wa yaritsu min âli ya'qûba waj'al-hu rabbi radliyyâ.

Artinya: "Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku. (4) Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu. (5) (Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya'qub serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridai."

Selain dalam surat Maryam, doa Nabi Zakaria juga tercatat dalam surat al-Anbiya' ayat 89. Bunyinya:

وَزَكَرِيَّآ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَۚ

Arab Latin: Wa zakariyyâ idz nâdâ rabbahû rabbi lâ tadzarnî fardaw wa anta khairul-wâritsîn.

Artinya: "(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris."

Kisah Nabi Zakaria Memohon Dikaruniai Anak

Diringkas dari buku Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir, Nabi Zakaria adalah seorang nabi dari Bani Israil. Nasabnya bila ditelusur akan sampai kepada Nabi Sulaiman dan Nabi Daud AS. Beliau terkenal sebagai sosok nabi yang tak putus asa terhadap rahmat Allah.

Sebagaimana telah disebut sekilas dalam surat Maryam di atas, kala itu, Nabi Zakaria sudah tua renta. Istrinya yang tua juga mandul. Padahal, Nabi Zakaria belum memiliki keturunan. Beliau khawatirkan orang-orang Bani Israil.

Allah SWT kemudian menjawab doa Nabi Zakaria dengan kabar akan datangnya anak laki-laki bernama Yahya. Nabi Zakaria bingung. Bagaimana mungkin istrinya yang mandul bisa melahirkan anak. Allah SWT lalu berfirman:

قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا

Artinya: "Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali." (QS Maryam ayat 9)

Nabi Zakaria kemudian memohon kepada Allah SWT agar diberi tanda datangnya anak yang telah dijanjikan tersebut. Allah mengabarkan bahwa tandanya adalah Nabi Zakaria tidak bisa berbicara dengan orang lain selama 3 hari, kecuali via bahasa isyarat.

Singkat cerita, Yahya kemudian lahir. Putra Nabi Zakaria ini dibekali dengan sifat-sifat mulia yang menakjubkan. Ia sangat kasih sayang dan lemah lembut terhadap orang lain. Dirinya juga dikenal berbakti kepada orang tuanya dan tidak angkuh. Kelak, Yahya dikenal sebagai seorang nabi Bani Israil.

Wafatnya Nabi Zakaria yang Misterius

Kembali diambil dari buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, terdapat dua versi mengenai akhir hayat Nabi Zakaria. Versi pertama menyebut bahwasanya sang nabi wafat digergaji dalam batang pohon.

Abdul Mun'in bin Idris bin Sinan dari bapaknya dari Wahab bin Munabbih meriwayatkan bahwa Nabi Zakaria lari meninggalkan kaumnya. Kemudian, beliau masuk ke dalam sebuah pohon. Kaumnya mendatangi pohon tersebut dan meletakkan gergaji di atasnya untuk memotong.

Ketika gergaji telah sampai di tubuhnya, Nabi Zakaria merintih. Allah mewahyukan kepada Nabi Zakaria, 'Jika rintihamu tidak berhenti, maka Bumi ini akan Aku balik beserta penghuni di atasnya,'. Maka, Nabi berhenti merintih.

Pohon tersebut bersama dirinya kemudian dipotong menjadi dua bagian. Adapun versi kedua menyatakan bahwasanya Nabi Zakaria wafat secara wajar. Di sisi lain, Ishaq bin Bisyr meriwayatkan dari Idris bin Sinan dari Wahab bin Munabbih, bahwasanya nabi yang wafat dalam pohon adalah Sya'ya. Wallahu a'lam bish-shawab.

Demikian doa Nabi Zakaria meminta keturunan dan sekilas tentang kisah hidup sang nabi. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(sto/rih)


Hide Ads