- Keutamaan Membaca Surat Al Mulk 1. Meningkatkan Keimanan 2. Mendatangkan Rahmat Allah 3. Perlindungan dari Siksa Kubur 4. Mendatangkan Syafaat di Hari Kiamat 5. Penjagaan dari Neraka
- Bacaan Surat Al Mulk Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya Ayat 1 Ayat 2 Ayat 3 Ayat 4 Ayat 5 Ayat 6 Ayat 7 Ayat 8 Ayat 9 Ayat 10 Ayat 11 Ayat 12 Ayat 13 Ayat 14 Ayat 15 Ayat 16 Ayat 17 Ayat 18 Ayat 19 Ayat 20 Ayat 21 Ayat 22 Ayat 23 Ayat 24 Ayat 25 Ayat 26 Ayat 27 Ayat 28 Ayat 29 Ayat 30
Membaca Al-Quran merupakan ibadah yang penuh berkah dan syafaat, salah satunya adalah membaca surat Al Mulk. Ada berbagai keutamaan yang akan didapatkan seorang muslim saat membaca surat Al Mulk ayat 1-30.
Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, surat Al Mulk merupakan surat ke-67 yang tergolong ke dalam surat makiyyah atau surat yang turun di Kota Makkah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad. Surat ini terdiri dari 30 ayat dengan membahas tentang kekuasaan Allah SWT terhadap alam semesta dan seisinya.
Surat Al Mulk dianjurkan untuk dibaca secara rutin, terutama pada waktu sebelum tidur. Dengan membaca surat ini dengan khusyu maka seseorang akan mendapatkan keutamaan baik di dunia maupun di akhirat. Mengutip dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan NU Online, berikut ini beberapa keutamaan yang didapatkan ketika membaca surat Al Mulk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Surat Yasin dan Tahlil Lengkap dengan Doanya |
Keutamaan Membaca Surat Al Mulk
1. Meningkatkan Keimanan
Surat Al-Mulk menunjukkan tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, sehingga hal ini dapat memperkuat iman dan keyakinan seseorang. Surat ini juga mengungkap hikmah di balik penciptaan alam semesta oleh Allah SWT, serta mengingatkan manusia pada kehidupan dunia yang sementara. Oleh karena itu, penting bagi seorang Muslim untuk mempersiapkan diri dengan meningkatkan keimanan untuk kehidupan abadi di akhirat kelak.
2. Mendatangkan Rahmat Allah
Membaca surat Al Mulk dapat mendatangkan rahmat Allah yang dapat berguna bagi keselamatan kehidupan dunia maupun akhirat. Hal ini tercantum dalam surat Al Mulk ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:
ࣙالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Artinya: Yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
3. Perlindungan dari Siksa Kubur
Membaca surat Al Mulk dapat memberikan perlindungan dan keselamatan bagi pembacanya dari siksa kubur. Hal ini tercantum dalam penjelasan Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki pada Hadits Riwayat Tirmidzi sebagai berikut.
قراءة سورة تبارك للنجاة من عذاب القبر : وروي عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: ضرب بعض أصحاب النبي ﷺ خباءه على قبر وهو لا يحسب أنه قبر، فإذا قبر إنسان يقرأ سورة الملك حتى ختمها، فأتى النبي ﷺ فقال : يا رسول الله ، ضربت خبائي على قبر وأنا لا أحسب أنه قبر، فإذا قبر إنسان يقرأ سورة الملك حتى ختمها، فقال النبي : هي المانعة هي المنجية تنجيه من عذاب القبر. رواه الترمذي
Artinya: "Membaca surat Tabarak/al-Mulk untuk menyelamatkan diri dari siksaan kubur. Dari Ibnu Abbas R.a, beliau berkata, "Beberapa sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendirikan kemahnya di atas sebuah kuburan. Ia tidak menyangka bahwa itu adalah kuburan. Kemudian, ada seorang manusia yang dikuburkan di sana. Orang itu membaca surat Al-Mulk sampai selesai. Lalu, Nabi saw datang dan berkata, 'Wahai Rasulullah, aku mendirikan kemahku di atas sebuah kuburan. Aku tidak menyangka bahwa itu adalah kuburan. Kemudian, ada seorang manusia yang dikuburkan di sana. Ia membaca surat Al-Mulk sampai selesai.' Nabi shallallahu alaihi wa sallam kemudian berkata, 'Itulah yang mencegah (siksaan) dan menyelamatkan. Ia menyelamatkannya dari siksaan kubur," [HR. Imam Tirmidzi] ([(Sayyid Alawi al-Maliki, Madza fi Sya'ban, [Surabaya: Ash-Shofwah Al-Malikiyyah, tt], halaman 134)
4. Mendatangkan Syafaat di Hari Kiamat
Seseorang yang membaca surat Al Mulk akan mendapatkan keutamaan berupa pembelaan di hari kiamat kelak agar dijauhkan dari siksaan dan dimasukkan ke dalam surga. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf al Zarqani dalam kitab Syarh al Zurqani 'ala Muwatha' al-Imam Malik sebagai berikut.
الذي بيده الملك تجادل عن صاحبها أي كثرة قراءتها تدفع غضب الرب يوم تأتي كل نفس تجادل عن نفسها فقامت مقام المجادلة عنه كذا قال ابن عبد البر، وأخرج عبد بن حميد والطبراني والحاكم عن ابن عباس أنه قال الرجل: اقرأ تبارك الذي بيده الملك فإنها المنجية والمجادلة يوم القيامة عند ربها لقاربها وتطلب له أن ينجيه من عذاب الله وينجو بها صاحبها من عذاب القبر . قال رسول الله ﷺ: الوددت أنها في قلب كل إنسان من أمتي وأخرج سعيد بن منصور عن عمرو بن مرة قال : كان يقال إن من القرآن سورة تجادل عن صاحبها في القبر تكون ثلاثين آية فنظروا فوجدوها تبارك، قال السيوطي: فعرف من مجموعها أنها تجادل عنه في القبر وفي القيامة لتدفع عنه العذاب وتدخله الجنة .
Artinya: "Barangsiapa yang membaca surat Tabarak (Al-Mulk) dengan istiqamah, maka surat tersebut akan menjadi pembelanya di hadapan Allah swt pada hari kiamat. Ketika setiap jiwa akan sibuk membela diri sendiri, surat ini akan membela orang yang membacanya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr.
Abdullah bin Hamid, At-Thabrani, dan Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa seorang laki-laki berkata: "Bacalah surat 'Tabarak' karena surat tersebut dapat menyelamatkan dan membela pembacanya di hadapan Allah pada hari kiamat. Surat tersebut mendekatkan diri kepada Allah dan memohon agar Allah menyelamatkan pembacanya dari siksaan-Nya."
Rasulullah SAW bersabda: "Aku ingin surat ini berada di dalam hati setiap orang dari umatku." Sa'id bin Mansur meriwayatkan dari Amru bin Murrah bahwa: "Dahulu ada yang mengatakan bahwa di dalam Al-Quran terdapat surat yang dapat membela pembacanya di dalam kubur. Surat tersebut terdiri dari 30 ayat. Mereka kemudian mencari dan menemukan bahwa surat tersebut adalah surat 'Tabarak'."
As-Suyuthi berkata: "Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa surat 'Tabarak' dapat membela pembacanya di dalam kubur dan di hari kiamat. Surat tersebut dapat menyelamatkan pembacanya dari siksaan dan memasukkannya ke dalam surga,". [Syekh Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf al Zarqani , Syarh al Zurqani 'ala Muwatha` al-Imam Malik, Juz II [Beirut: Dar Fikr, tt] halaman 31].
5. Penjagaan dari Neraka
Membaca surat Al Mulk dapat memberikan syafaat bagi pembacanya berupa penjagaan dari api neraka. Hal ini tercantum dalam Hadits Riwayat Tirmidzi yang berbunyi sebagai berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبَّاسٍ الْجُشَمِىِّ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan pada kami Muhammad bin Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Qotadah, dari 'Abbas Al Jusyamiy, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Ada suatu surat dari Al-Quran yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa'at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: "Tabarakallazi biyadihil mulku... (surat Al Mulk)" (HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Daud no. 1400, Ibnu Majah no. 3786, dan Ahmad 2/299).
Bacaan Surat Al Mulk Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya
Mengutip laman Kemenag berikut ini merupakan bacaan surat Al Mulk dari ayat 1-30. Yuk baca dengan seksama!
Ayat 1
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُۖ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ
Tabārakal-lażī biyadihil-mulk(u), wa huwa 'alā kulli syai'in qadīr(un).
Artinya: Maha Berkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
Ayat 2
ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
Allażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā(n), wa huwal-'azīzul-gafūr(u).
Artinya: yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Ayat 3
الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًاۗ مَا تَرٰى فِيْ خَلْقِ الرَّحْمٰنِ مِنْ تَفٰوُتٍۗ فَارْجِعِ الْبَصَرَۙ هَلْ تَرٰى مِنْ فُطُوْرٍ
Allażī khalaqa sab'a samāwātin ṭibāqā(n), mā tarā fī khalqir-raḥmāni min tafāwut(in), farji'il-baṣara hal tarā min fuṭūr(in).
Artinya: (Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidakseimbangan sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela?
Ayat 4
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ اِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَّهُوَ حَسِيْرٌ
Ṡummarji'il-baṣara karrataini yanqalib ilaikal-baṣaru khāsi'aw wa huwa ḥasīr(un).
Artinya: Kemudian, lihatlah sekali lagi (dan) sekali lagi (untuk mencari cela dalam ciptaan Allah), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dengan kecewa dan dalam keadaan letih (karena tidak menemukannya).
Ayat 5
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاۤءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَجَعَلْنٰهَا رُجُوْمًا لِّلشَّيٰطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيْرِ
Wa laqad zayyannas-samā'ad-dun-yā bimaṣābīḥa wa ja'alnāhā rujūmal lisy-syayāṭīni wa a'tadnā lahum 'ażābas-sa'īr(i).
Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang, menjadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat pelempar terhadap setan, dan menyediakan bagi mereka (setan-setan itu) azab (neraka) Sa'ir (yang menyala-nyala).
Ayat 6
وَلِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَۗ وَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
Wa lil-lażīna kafarū birabbihim 'ażābu jahannam(a), wa bi'sal-maṣīr(u).
Artinya: Orang-orang yang kufur kepada Tuhannya akan mendapat azab (neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Ayat 7
اِذَآ اُلْقُوْا فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَّهِيَ تَفُوْرُۙ
Iżā ulqū fīhā sami'ū lahā syahīqaw wa hiya tafūr(u).
Artinya: Apabila dilemparkan ke dalamnya (neraka), mereka pasti mendengar suaranya yang mengerikan saat ia membara.
Ayat 8
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِۗ كُلَّمَآ اُلْقِيَ فِيْهَا فَوْجٌ سَاَلَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌۙ
Takādu tamayyazu minal-gaiẓ(i), kullamā ulqiya fīhā faujun sa'alahum khazanatuhā alam ya'tikum nażīr(un).
Artinya: (Neraka itu) hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaganya bertanya kepada mereka, "Tidak pernahkah seorang pemberi peringatan datang kepadamu (di dunia)?"
Ayat 9
قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَاۤءَنَا نَذِيْرٌ ەۙ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ
Qālū balā qad jā'anā nażīr(un), fa każżabnā wa qulnā mā nazzalallāhu min syai'(in), in antum illā fī ḍalālin kabīr(in).
Artinya: Mereka menjawab, "Pernah! Sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakan(-nya) dan mengatakan, 'Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun.'" (Para malaikat berkata,) "Kamu tidak lain hanyalah (berada) dalam kesesatan yang besar."
Ayat 10
وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
Wa qālū lau kunnā nasma'u au na'qilu mā kunnā fī aṣḥābis-sa'īr(i).
Artinya: Mereka juga berkata, "Andaikan dahulu kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), tentulah kami tidak termasuk ke dalam (golongan) para penghuni (neraka) Sa'ir (yang menyala-nyala)."
Ayat 11
فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْۢبِهِمْۚ فَسُحْقًا لِّاَصْحٰبِ السَّعِيْرِ
Fa'tarafū biżambihim, fasuḥqal li'aṣḥābis-sa'īr(i).
Artinya: Mereka mengakui dosanya (saat penyesalan tidak lagi bermanfaat). Maka, jauhlah (dari rahmat Allah) bagi para penghuni (neraka) Sa'ir (yang menyala-nyala) itu.
Ayat 12
اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ
Innal-lażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi lahum magfiratuw wa ajrun kabīr(un).
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya dengan tanpa melihat-Nya akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
Ayat 13
وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Wa asirrū qaulakum awijharū bih(ī), innahū 'alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Artinya: Rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Ayat 14
اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ ࣖ
Alā ya'lamu man khalaq(a), wa huwal-laṭīful-khabīr(u).
Artinya: Apakah (pantas) Zat yang menciptakan itu tidak mengetahui, sedangkan Dia (juga) Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
Ayat 15
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Huwal-lażī ja'ala lakumul-arḍa żalūlan famsyū fī manākibihā wa kulū mir rizqih(ī), wa ilaihin-nusyūr(u).
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Ayat 16
ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُۙ
A'amintum man fis-samā'i ay yakhsifa bikumul-arḍa fa'iżā hiya tamūr(u).
Artinya: Sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh-Nya bersama kamu ketika tiba-tiba ia terguncang?
Ayat 17
اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًاۗ فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ
Am amintum man fis-samā'i ay yursila 'alaikum ḥāṣibā(n), fa sata'lamūna kaifa nażīr(i).
Artinya: Atau, sudah merasa amankah kamu dari Zat yang di langit, yaitu (dari bencana) dikirimkannya badai batu oleh-Nya kepadamu? Kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.
Ayat 18
وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ
Wa laqad każżabal-lażīna min qablihim fakaifa kāna nakīr(i).
Artinya: Sungguh, orang-orang sebelum mereka pun benar-benar telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka, betapa hebatnya kemurkaan-Ku!
Ayat 19
اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَۘ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍۢ بَصِيْرٌ
Awalam yarau ilaṭ-ṭairi fauqahum ṣāffātiw wa yaqbiḍn(a), mā yumsikuhunna illar-raḥmān(u), innahū bikulli syai'im baṣīr(un).
Artinya: Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
Ayat 20
اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِۗ اِنِ الْكٰفِرُوْنَ اِلَّا فِيْ غُرُوْرٍۚ
Am man hāżal-lażī huwa jundul lakum yanṣurukum min dūnir-raḥmān(i), inil-kāfirūna illā fī gurūr(in).
Artinya: Atau, siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat menolongmu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
Ayat 21
اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗ ۚ بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَّنُفُوْرٍ
Am man hāżal-lażī yarzuqukum in amsaka rizqah(ū), bal lajjū fī 'utuwwiw wa nufūr(in).
Artinya: Atau, siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Sebaliknya, mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).
Ayat 22
اَفَمَنْ يَّمْشِيْ مُكِبًّا عَلٰى وَجْهِهٖٓ اَهْدٰىٓ اَمَّنْ يَّمْشِيْ سَوِيًّا عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Afamay yamsyī mukibban 'alā wajhihī ahdā ammay yamsyī sawiyyan 'alā ṣirāṭim mustaqīm(in).
Artinya: Apakah orang yang berjalan dengan wajah tertelungkup itu lebih mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
Ayat 23
قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
Qul huwal-lażī ansya'akum wa ja'ala lakumus-sam'a wal-abṣāra wal-af'idah(ta), qalīlam mā tasykurūn(a).
Artinya: Katakanlah, "Dialah Zat yang menciptakanmu dan menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. (Akan tetapi,) sedikit sekali kamu bersyukur."
Ayat 24
قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ وَاِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Qul huwal-lażī żara'akum fil-arḍi wa ilaihi tuḥsyarūn(a).
Artinya: Katakanlah, "Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan."
Ayat 25
وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Wa yaqūlūna matā hāżal-wa'du in kuntum ṣādiqīn(a).
Artinya: Mereka berkata, "Kapankah (datangnya) janji (azab) ini jika kamu orang-orang benar?"
Ayat 26
قُلْ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖوَاِنَّمَآ اَنَا۠ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ
Qul innamal-'ilmu 'indallāh(i), wa innamā ana nażīrum mubīn(un).
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas."
Ayat 27
فَلَمَّا رَاَوْهُ زُلْفَةً سِيْۤـَٔتْ وُجُوْهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقِيْلَ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تَدَّعُوْنَ
Falammā ra'auhu zulfatan sī'at wujūhul-lażīna kafarū wa qīla hāżal-lażī kuntum bihī tadda'ūn(a).
Artinya: Ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dikatakan (kepada mereka), "Ini adalah (sesuatu) yang dahulu kamu selalu mengaku (bahwa kamu tidak akan dibangkitkan)."
Ayat 28
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَهْلَكَنِيَ اللّٰهُ وَمَنْ مَّعِيَ اَوْ رَحِمَنَاۙ فَمَنْ يُّجِيْرُ الْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ
Qul ara'aitum in ahlakaniyallāhu wa mam ma'iya au raḥimanā, famay yujīrul-kāfirīna min 'ażābin alīm(in).
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami (dengan memperpanjang umur kami,) lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?"
Ayat 29
قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Qul huwar-raḥmānu āmannā bihī wa 'alaihi tawakkalnā, fasata'lamūna man huwa fī ḍalālim mubīn(in).
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Zat Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan hanya kepada-Nya kami bertawakal. Kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata."
Ayat 30
قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَصْبَحَ مَاۤؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ بِمَاۤءٍ مَّعِيْنٍ ࣖ
Qul ara'aitum in aṣbaḥa mā'ukum gauran famay ya'tīkum bimā'im ma'īn(in).
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika (sumber) air kamu surut ke dalam tanah, siapa yang akan memberimu air yang mengalir?"
Demikian penjelasan singkat mengenai keutamaan membaca surat Al Mulk lengkap dengan bacaan surat Al Mulk lengkap dari ayat 1 sampai 30. Semoga informasi ini bermanfaat.
Artikel ini ditulis oleh Syifa`ul Husna, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sto/apu)