Video kaus bergambar Candi Borobudur dengan tulisan Yogyakarta viral di media sosial. Begini penjelasan pembuat konten terkait kaus Candi Borobudur Yogyakarta.
Video tersebut salah satunya diunggah dalam akun instagram @je_ar***. Dalam video tersebut pihaknya memperlihatkan beberapa kaus bergambar Candi Borobudur kemudian ada tulisan Yogyakarta.
Dalam video yang diunggah 2 hari lalu, Sabtu (11/1) hingga Senin (13/1) pukul 18.00 WIB, telah dilihat 4.859 netizen. Kemudian sekitar 1.090 warganet yang memberikan komentar dan 442 yang telah membagikan.
Postingan tersebut kemudian di-repost akun Instagram @liputan.magelang maupun akun Instagram lainnya. Sebagaimana diketahui bangunan peninggalan Wangsa Syailendra tersebut berada di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Namun demikian dalam desain kaus yang dijual bergambar Candi Borobudur dengan tulisan Yogyakarta.
Penjelasan Konten Kreator
Terkait video tersebut, konten kreator Zaenal Arifin, mengatakan pertama menuju Candi Borobudur saat SMA. Kemudian setelah lulus SMA kurang lebih 4 kali ke Candi Borobudur.
"Jadi total ke sana (Candi Borobudur) sudah 5 kali. Setiap ke Borobudur pulangnya pasti melewati pasar (lapak jualan suvenir). Tanpa kita berhenti, sudah melihat banyak sekali merchandise yang tulisannya seperti itu, Borobudur Yogyakarta," kata Zaenal Arifin saat dihubungi detikJateng, Senin (13/1/2025).
Zaenal Arifin yang biasa disapa Je Arif mengatakan, saat melewati pasar atau lapak-lapak di Candi Borobudur ada juga kaus yang bergambar Candi Borobudur dengan tulisan Indonesia.
"Tapi, kalau Borobudur Magelang itu, saya belum pernah lihat. Mungkin ada, tapi saya nggak ngeh (memperhatikan). Kalau awalnya, saya cuek aja. Tapi kan akhir-akhir ini, 2 tahun belakangan ngonten di sosial media. Konten seputar Jogja dan sekitarnya, terus banyak yang request-request tentang Borobudur. Terus saya ngangkat mulai dari kaus," kata Arif yang tinggal di Kasihan, Bantul, DIY.
Arif mengaku baru tahu jika keberadaan Candi Borobudur ternyata bukan di Yogyakarta, melainkan di Magelang.
"Saya lihat komen-komennya, 'saya baru tahu, Borobudur di Magelang, kirain di Jogja'. Itu kan seperti kesalahan yang kita lumrah kan selama ini," tuturnya.
"(Tanggapan) ada yang bilang trik marketing biar ramai yang beli. Soalnya kalau dikasih tulisan Borobudur Magelang nanti kurang menjual. Banyak respons-respons dari netizen. Daya jual Jogja katanya lebih berharga untuk pebisnis," kata dia.
Dengan konten kaus tersebut, pihaknya ingin memperlihatkan ada sesuatu yang salah.
"Biar meluruskan aja. Meskipun, saya kan saya sudah ber-KTP Jogja. Nggak masalah, Jogja itu nggak punya Borobudur, nggak masalah. Wong memang bukan punya Jogja, itu punya orang Magelang. Di akhir video kan saya bilang gimana rakyat Magelang nggak ngasih perlawanan atau apa gitu," tegasnya.
Respons Produsen Kaus
Salah satu produsen kaus, Sudarminto (41), warga Tingal, Kecamatan Borobudur mengatakan, kaus tersebut pertama muncul yang membuat produsen Jogja tahun 1997-an. Keberadaan kaus tersebut ramai di Borobudur.
"Wisata itu kan dulu paketan, Borobudur masuk paket wisata Jogja. Kemarin-kemarin sebelum seperti ini," kata Sudarminto.
Sudarminto yang biasa disapa Minto mengatakan, study tour atau rombongan wisata dengan tulisan tour Jogja. Kemudian salah satu destinasi yang dikunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang.
"Padahal Borobudur ada di Magelang, tapi paket wisatanya ikut Jogja. Karena Magelang nggak ada destinasi lain. Jadi terkenalnya Borobudur itu di Jogja," ujar Minto.
"Terus sering, kaus itu diganti Magelang sering. Tapi nggak laku kok. Saya rubah Magelang nggak cuma sekali. Gambar juga tak buat lebih bagus, Borobudur Magelang, kurang laku," katanya.
Tulisan Borobudur Yogyakarta, kata Minto, bahasa marketing.
"Bahasa marketing. Intinya wisatawan paketan dari Jogja. Kalau study tour kan biasanya kan Prambanan, Borobudur, Malioboro, Parangtritis. Tapi ya secara wilayah Borobudur ada di Magelang," ujar dia.
Pihaknya pun sering membuat Borobudur Magelang. Hanya saja respons di pasaran tidak laku. Sekalipun sudah dengan kualitasnya cetakan yang lebih bagus.
"(Bahasa wisatawan) Sekarang masih Jogjakarta. Gambar ini sudah berumur puluhan tahun. Ini sudah dicetak pabrik yang produksi seperti ini dan tulisannya pasti Yogyakarta. Karena diubah Magelang nggak laku beneran. Wisatawan juga carinya oleh-oleh khas Jogja. Ini kan lakunya bukan karena bahannya, juga bukan karena gambarnya. Ini orang ngasih nama kan kaus Jogja," tegasnya.
Baca Tanggapan Dinas Pariwisata Magelang di halaman selanjutnya....
(apl/afn)