Ratusan warga menggelar aksi demo di depan kantor Desa Dengkek Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Mereka menduga kepala Desa Dengkek melakukan korupsi karena sejumlah proyek pekerjaan tidak kunjung ada selesai hingga kejelasan.
Massa memadati depan kantor Balai Desa Dengkek sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka membawa berbagai tulisan terkait tuntutan massa, seperti 'Wayah e leren pak, rusak nik diterusno', 'Audit realisasi APBDes 2021-2024' hingga 'Pak Kades ojo sok kuoso,".
Massa sempat berorasi di depan kantor desa meski turun hujan. Setelah itu massa lewat perwakilan melakukan audiensi dengan Pemerintah Desa Dengkek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator aksi, Bagas Adi Saputra, mengatakan demo ini bertujuan untuk memberi tahu dinas terkait agar memeriksa pemerintah Desa Dengkek. Sebab ada dugaan penyelewengan anggaran pembangunan desa.
"Kita memberikan sinyal kepada instansi yang bersangkutan untuk bersedia memeriksa keuangan Desa Dengkek karena ada dugaan penyelewengan selain pembangunan balai desa ada penemuan banyak yang tidak bisa disebutkan satu per satu," jelas Bagas kepada wartawan ditemui di lokasi, Kamis (9/1/2025).
![]() |
Dia menduga ada beberapa proyek yang diduga dikorupsi oleh kades Dengkek. Seperti pembangunan balai desa, ketahanan pangan hingga anggaran desa yang tidak jelas. Dia menduga ada potensi kerugian akibat ulah kadesnya mencapai Rp 1 miliar.
"Adanya pembangunan desa, ketahanan pangan, terus anggaran yang lain seperti tidak transparan bondo desa, tidak transparan pendapatan asli desa, dugaan penyalahgunaan program padat karya tunai," terang Bagas.
"Saya sebagai masyarakat awam belum secara temuan resmi tapi diperkirakan sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Itu tahun 2023 sampai 2024," dia melanjutkan.
Tanggapan Kades
Kepala Desa Dengkek, Muhammad Kamjawi, mengaku menyikapi aspirasi yang disampaikan warganya. Dia berjanji akan menyelesaikan keluhan dari warganya ini.
"Ya keluhan itu tadi kita sikapi dengan baik akan kita selesaikan semua. Sebetulnya ada semua seperti ada yang sudah selesai. Tapi diajukan lagi nanti akan diklarifikasi saja," jelas Kamjawi ditemui di kantornya.
Lebih lanjut, Kamjawi menerangkan pembangunan balai desa ada kendala, karena molor dari target yang seharusnya selesai bulan Desember 2024 ini. Dia berjanji akan menyelesaikan proyek tersebut pada Februari mendatang.
"Pembangunan ini kita sudah sepakat CV lah kita juga buat perjanjian tanggal 25 Desember 2024 harus selesai kok belum selesai kemarin sudah kita panggil lagi kapan selesai. Mereka janji Februari selesai," terang dia.
"Toh itu juga bangunan tidak langsung satu tahap tapi dua tahap menunggu tahun 2025. Tidak langsung selesai tidak. Jadi kalau atapnya pintu sudah itu sudah selesai," jelasnya.
Respons Camat
Kesempatan yang sama, Camat Pati, Didik Rudiantono, mengatakan telah mempertemukan antara warga dengan Kepala Desa Dengkek. Ada 12 poin tuntutan dari warga kepada pemerintah Desa Dengkek.
Pertama terkait dengan masalah pembangunan balai desa yang belum selesai. Selanjutnya proyek ketahanan pangan berupa pembangunan irigasi ada dua titik yang belum selesai.
"Masing-masing titik ada Rp 70 juta. Dua titik Rp 140 juta," jelasnya.
Lalu ada pembangunan saluran air di RT 10 yang belum selesai 100 persen.
"Juga lelang bondo desa yang hasilnya belum diketahui. Lalu juga bantuan beras, pengadaan laptop dan proyektor belum dibelanjakan. Proyek padat karya belum digunakan kepentingan kepala desa," jelasnya.
Tak sampai di situ, warga juga menilai kepala desanya ini dianggap belum mempunyai keteladanan. Sebab, saat rapat hingga motor dinas tidak dipasang pelat nomor polisi.
"Juga bapak kepala desa sering tidak memakai seragam dinas," ujarnya.
Didik menyampaikan hasil aksi ini akan disampaikan kepada Bupati Pati. Setelah itu akan menurunkan tim Inspektorat Pati untuk memeriksa Kades Dengkek.
"Akan kami laporkan kepada Bapak Bupati, dan Bupati akan menurunkan tim inspektorat untuk mengaudit memeriksa pemerintahan desa Dengkek," pungkas dia.
(apl/ams)