Video oknum pejabat RSUD dr R Soetrasno Rembang marah-marah viral di media sosial. Begini penjelasan pihak RSUD Rembang.
Video tersebut diunggah akun TikTok @Buser-An sehari yang lalu dan sudah dilihat sebanyak 327 ribu warganet. Video berdurasi 5 menit 52 detik itu menampilkan beberapa orang dalam ruangan bak sedang rapat.
Tampak seorang ibu-ibu berkerudung biru dengan batik merah terlihat memarahi bawahannya. Terdengar beberapa kali ibu itu menyinggung soal kinerja yang kurang gesit dan tidak sesuai target.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu ada narasi 'Layakkah pejabat seperti ini, inilah ASN pejabat RSUD Rembang tidak suka langsung mau pecat," dalam video itu.
"Ojo ngoreksi kerjaane wong liyo (Jangan mengoreksi kerjaan orang lain), koreksi kerjaannya sendiri. Ngaca, ngaca kamu," ujar perempuan di video tersebut sambil menunjuk ke arah perekam video.
"Kalau ada seorang pimpinan ngomong itu diam," sambung dia sambil memukul meja.
![]() |
Konfirmasi RSUD Rembang
Plt Direktur RSUD dr R Soetrasno Rembang, Samsul Anwar, menjelaskan video yang viral itu saat pihaknya sedang melakukan rapat evaluasi kinerja. Tepatnya momen pembinaan dua pekerja kebersihan yang bermasalah pada Januari 2024 silam.
Perempuan dalam video yang viral tersebut adalah Kabid Penunjang RSUD dr R Soetrasno Rembang, Hartiningsih. Sedangkan dua pekerja kebersihan yang dibina itu yakni Alatief dan Buseran.
"Itu Ibu Kabid Penunjang, Bu Ning. Jadi video itu terjadi pada Januari 2024, itu video saat evaluasi Kabid Penunjang. Evaluasi anggotanya, pembinaan, yang dibina Pak Latief sama Pak Buseran," jelas Samsul saat dimintai konfirmasi detikJateng terkait video viral, di RSUD dr R Soetrasno Rembang, Jalan Pahlawan, Rembang, Kamis (9/1/2024).
Samsul menjelaskan sosok Kabid Penunjang yang marah-marah itu lepas kontrol karena emosi. Menurutnya, bawahannya yang sedang dibina itu sudah beberapa kali ditegur.
"Mungkin karena emosi karena berkali-kali sudah diingatkan bawahannya nggak mempan. Namanya ibu kalau anaknya susah diingatkan jengkel kan gitu. Karena kalau ada komplain di rumah sakit kan Bu Kabid Penunjang yang menangani," tutur Samsul.
Samsul menuturkan kedua pekerja yang dibina dinilai memang sering melakukan kesalahan. Untuk Alatief sudah mendapat surat peringatan (SP) yang kedua, sedangkan Buseran sudah di-SP yang ketiga dan sudah dikeluarkan sekitar September 2024 lalu.
"Keduanya memang beberapa kali melakukan kesalahan. SP-3-nya (Buseran) karena nggak masuk tanpa izin dan sering hilang, dan sudah dikeluarkan. Kalau Pak Latief sudah ada perubahan lebih baik," imbuh Samsul.
Sementara itu, Alatief saat dimintai konfirmasi detikJateng mengakui video viral itu dirinya yang merekam. Namun, video itu diunggah rekannya Buseran.
"Itu bukan saya (yang mengunggah, red). Teman saya Mas Buseran, ya dia memang pernah kerja di RSUD, cuma mungkin ada yang gimana gitu lo. Ya saya ada di situ saat itu, yang video saya, tetapi saya tidak ada maksud apa-apa, cuma untuk dokumentasi menjaga RSUD," jelas Latief.
Terpisah, Wakil Bupati Rembang, M Hanies Cholil Barro', angkat bicara soal video oknum pejabat di RSUD Rembang yang viral tersebut. Menurutnya, untuk menyelesaikan permasalahan sebenarnya tidak perlu marah-marah dan bicara dengan nada tinggi.
"Kalau ada permasalahan internal diselesaikan dengan cara baik-baik, tidak perlu dengan nada tinggi marah-marah dan sebagainya," tutur Hanies kepada detikJateng.
Hanies mengaku belum mengetahui secara persis duduk permaslahan tersebut. Dia juga belum menerima laporan terkait problem yang terjadi di internal RSUD dr R Soetrasno tersebut.
"Cuma itu kadar keparahan dari pegawai (Yang dimarahi), kita belum tahu juga. Saya belum ada laporan soal itu, selayaknya pejabat ini kalau memperlakukan bawahannya tidak perlu dengan marah-marah. Bisa diselesaikan, dibicarakan dengan baik-baik," sarannya.
(ams/aku)