Rajab 1446 Hijriah telah dimulai terhitung pada Selasa, 31 Desember 2024 bakda maghrib. Karena termasuk salah satu bulan haram atau bulan mulia, detikers dianjurkan untuk banyak beribadah. Apa saja amalannya untuk tanggal 1 sampai 10?
Dikutip dari buku Keagungan Bulan Rajab oleh Abu Ghozie as-Sundawie, beberapa ulama mengatakan bahwasanya tidak ada amalan sunnah yang dikhususkan pada Rajab, termasuk 10 hari pertamanya. Sebagai contoh, al-Hafizh Ibnu Hajar asy-Syafii berkata:
لَمْ يَرِدْ فِي فَضْلِ شَهْرِ رَجَبٍ وَلَا فِي صِيَامِهِ، وَلَا فِي صِيَامِ شَيْءٍ مِنْهُ مُعَيَّنٍ، وَلَا فِي قِيَامِ لَيْلَةٍ مَخْصُوصَةٍ فِيْهِ حَدِيْثٌ صَحِيحٌ يَصْلُحُ لِلْحُجَّةِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Tidak ada satu hadits shahih pun yang dapat dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, tidak puasanya, tidak pula puasa khusus di hari tertentu, dan tidak pula sholat malam di malam yang khusus." (Tabyinul 'Ajab halaman 11)
Pun juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkomentar:
أَنَّ تَعْظِيمَ شَهْرِ رَجَبَ مِنَ الْأُمُورِ الْمُحْدَثَةِ الَّتِي يَنْبَغِي اجْتِنَابُهَا وَأَنَّ اتِّخَاذَ شَهْرٍ رَجَبَ مَوْسِماً بِحَيْثُ يَفْرِدُ بِالصَّوْمِ مَكْرُوهُ عَنِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ رَحِمَهُ اللَّهُ وَغَيْرِهِ
Artinya: "Mengagungkan bulan Rajab termasuk perkara mengada-ada dalam agama yang harus dijauhi, Imam Ahmad dan ulama lainnya tidak menyukainya mengkhususkannya dengan berpuasa." (Iqtidha Shirathal Mustaqim 2/629)
Kendati begitu, karena merupakan bulan mulia bersama Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharam, Rajab tetap tidak boleh disepelekan maupun disia-siakan begitu saja. Umat Islam tetap dianjurkan untuk banyak beribadah (sebagaimana di bulan-bulan lainnya).
Nah, di bawah ini beberapa amalan yang bisa dikerjakan selama periode 1-10 Rajab. Pastikan untuk membaca informasinya sampai tuntas, ya, detikers!
Amalan Sunnah yang Bisa Dikerjakan pada Rajab
1. Membaca Doa Melihat Bulan Sabit
Dirujuk dari buku Kumpulan Do'a dalam Al-Qur'an dan Hadits karya Syaikh Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani, kala melihat bulan sabit penanda bulan atau tahun baru, detikers bisa memanjatkan doa di bawah ini:
اللهُ أَكْبَرُ، اَللّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلامِ ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
Arab Latin: Allahu akbar, allahumma ahlilhu 'alainā bil-amni wal-īmāni, was-salāmati wal-islāmi, wat-taufīqi lima tuḥibbu rabbana wa tarḍā rabbunā wa rabbukallah.
Artinya: "Allah Maha Besar. Ya Allah! Tampakkan bulan tanggal satu itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau sukai dan ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah." (berdasar HR Tirmidzi nomor 5/504 dan ad-Darimi nomor 1/336)
2. Membaca Sayyidul Istighfar
Kedua, detikers bisa merutinkan membaca sayyidul istighfar setiap harinya, termasuk pada 10 hari pertama Rajab. Doa ini bisa dibaca pada pagi dan sore hari. Disadur dari laman resmi Kementerian Agama Kepri, pembaca sayyidul istighfar diyakini akan mendapatkan surga Allah SWT, sebagaimana hadits dari Imam Bukhari.
Lafal Arab, Arab Latin, dan artinya adalah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Arab Latin: Allahumma anta robbi la illa ha illa anta kholaqtani wa ana 'abduka wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mas tatho'tu a'udzubika min syarri ma shona'tu abu u laka bini'matika 'alayya wa wa abu u dibdzanbi fahgfirli fa innahu la yaghfirudz dzunaba illa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Dan aku atas tanggungan dan janji-Mu selama aku masih mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat yang Kau berikan kepadaku. Aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."
3. Membaca Istighfar Rajab
Dikutip dari detikHikmah, bacaan dzikir yang kerap disebut sebagai istighfar Rajab adalah:
اللهم اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ)
Arab Latin: Allahummagfirlī watub 'alayya innaka antat-tawwābur-raḥīm (innaka antat-tawwābul-gafur)
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dosaku dan kasihanilah aku, serta terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau adalah zat yang Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. Atau, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Menerima taubat dan Maha Pengampun."
Sesungguhnya, dzikir ini tidak dikhususkan untuk Rajab saja, melainkan kapan saja. Dalil dari amalan ini sebagaimana diambil dari Pusat Kajian Hadis Indonesia adalah hadits berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya: "Dari Ibnu Umar, ia berkata: sungguh Kami telah menghitung ucapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam satu majlis beliau sebanyak seratus kali, (Rabbigfirlī watub 'alayya innaka antat-tawwābur-raḥīm)." (HR Ibnu Majah)
4. Membaca Surat As-Sajdah, Al-Insan, dan Al-Kahfi
Jumat pertama pada Rajab jatuh bertepatan dengan 3 Januari 2025. Sebagaimana hari Jumat pada bulan lain, pada hari mulia tersebut, Nabi Muhammad SAW biasa membaca surat as-Sajdah dan al-Insan saat sholat Subuh sebagaimana informasi dari buku Fikih Muyassar terjemahan Fathul Mujib.
Selain as-Sajdah dan al-Insan, umat Islam juga dianjurkan untuk membaca surat al-Kahfi. Landasan akan amalan ini adalah hadits riwayat al-Hakim nomor 2/368 dengan derajat shahih berikut:
نْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ يُضِيءُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
Artinya: "Barang siapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, dipancarkan baginya cahaya dari bawah kakinya hingga puncak langit, yang pada hari kiamat nanti menjadi penerang baginya, serta diampunkan baginya dosanya antara dua Jumat."
5. Menunaikan Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah salah satu amalan yang bisa detikers kerjakan selama bulan-bulan haram, termasuk awal Rajab. Diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karangan Hari Ahadi, Imam Nawawi menjelaskan:
قَالَ أَصْحَابُنَا وَمِنْ الصَّوْمِ الْمُسْتَحَبِ صَوْمُ الأَشْهُرِ الحُرم وهي ذُو القَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ ....
Artinya: "Ulama madzhab kami berpendapat, termasuk puasa yang dianjurkan ialah berpuasa pada bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab. Yang paling utamanya berpuasa pada bulan Muharam." (Al-Majmu', VI/386)
Ibnu Rajab al-Hanbali juga pernah memberikan keterangan:
وقد كان بعض السلف يصوم الأشهر الحرم كلها منهم ابن عمر والحسن البصرى وأبو اسحاق السبيعى وقال الثوري الأشهر الحرم أحب إلى أن أصوم فيها
Artinya: "Sebagian salaf berpuasa di seluruh bulan haram, di antaranya Ibnu Umar, al-Hasan al-Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi'i. Ats-Tsauri berkata, 'Saya sangat suka berpuasa sunnah di bulan-bulan haram.'." (Latha'if al-Ma'arif, 119)
6. Amalan Sunnah Lainnya
Amalan-amalan sunnah lainnya juga bisa detikers tunaikan selama awal Rajab, seperti sholat Dhuha dan sholat Rawatib. Pasalnya, berbuat amal kebaikan pada bulan haram seperti Rajab akan diberi ganjaran yang lebih agung ketimbang bulan-bulan lain.
Dirujuk dari NU Jawa Timur, Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas'ud al-Baghawi menerangkan:
العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ
Artinya: "Amal salih lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan selainnya."
Nah, itulah 6 amalan yang bisa detikers tunaikan salah satunya pada 10 hari pertama Rajab. Semoga bermanfaat!
(par/apl)