Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno meminta pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan akan potensi bencana. Termasuk, menyiapkan anggaran penanganannya.
Hal itu disampaikan Pratikno seusai Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Jawa Tengah-DIY di Kantor Gubernur Jateng, Semarang.
"Masyarakat harus segera mengikuti update mengenai potensi bencana hidrometer, bisa dilihat di BMKG," kata Pratikno di Kantor Gubernur Jateng, Jumat (20/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia meminta seluruh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan sosialisasi dan mengalokasikan anggaran yang cukup untuk mitigasi bencana secara maksimal.
"Lebih penting itu dari aparat pemerintah yang ada di bawah juga menyosialisasikan kepada masyarakat, agar masyarakat juga bersiap," ujarnya.
"Termasuk memilih jalur mana dan seterusnya, ini potensi hujan lebat, potensi longsor, dan lain-lain. Itu kan untuk menghindari risiko," sambung Pratikno.
Dalam rapat itu juga diserahkan bantuan logistik kepada kabupaten siaga tanggap bencana. Bantuan itu untuk menangani bencana dan mengurangi dampaknya.
"Masing-masing daerah kita harapkan terus siaga, semuanya siaga, termasuk anggarannya juga disiagakan agar potensi bencana bisa dimitigasi sebaik mungkin, apalagi sekarang ini kan juga Nataru (Natal dan Tahun Baru)," kata Pratikno.
26 Daerah di Jateng Siaga Darurat Bencana
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengungkapkan ada 26 daerah di Jateng yang masih siaga darurat bencana.
"Jadi ada 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, yang sudah tanggap darurat 9. Jadi 26 daerah itu siaga darurat," kata Suharyanto.
"Yang siaga darurat kita berikan bantuan, supaya sebelum terjadi bencana sudah siap. Per kabupaten/kota anggarannya Rp 200 juta dan ada 16 jenis peralatan. Nilainya Rp 2 miliar lebih," imbuhnya.
Sembilan daerah tanggap darurat di Jateng yaitu Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Demak, Kudus, Pati, Jepara, dan Grobogan, juga mendapat bantuan.
"Karena sudah ada bencananya, tentu saja bantuannya lebih besar. Mudah-mudahan dengan bantuan dari pemerintah pusat dan BNPB, yang sudah ada bencana 9 kabupaten kota ini masyarakat yang terdampak segera bisa dilayani dengan baik," kata Suharyanto.
"Yang belum terjadi bencana jangan sampai ada bencana. Tetapi jika bencananya nanti tidak bisa dihindari, 48 jam pertama daerah sudah bisa membantu masyarakat," pungkasnya.
(dil/apu)