Putra bungsu Ki Warseno Slenk, Amar Pradopo, mengungkapkan pesan terakhir ayahnya sebelum meninggal dunia. Amar mengaku ada dua momen dirinya dengan sang ayah.
Pertama yakni pada Sabtu (7/12) sebelum Ki Warseno sakit serangan jantung. Amar mengaku awalnya tidak ada tanda-tanda sang ayah sakit.
Menurutnya, sang ayah masih beraktivitas seperti biasa. Bahkan, kata dia, masih membetulkan lantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Firasat mungkin hari Sabtu, beliau sempet benerin lantai kamar, dibenerin sendiri sampai sore jam setengah 5. Biasanya tukang sudah pulang tapi diminta jangan pulang dulu 'saya temani'," kata Amar menirukan ucapan ayahnya saat ditemui detikJateng di rumah duka Krangan RT 02 RW 18, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (12/12/2024).
Ia mengatakan, saat memperbaiki lantai, sang ayah sempat menyeletuk. Sang ayah, kata Amar, sempat bertanya rumah mereka nantinya siapa yang menempati.
"Di siang hari bapak bercanda, 'wah lah ya rumah gede segini besok yang mau nempatin siapa. Besok cuma berapa to ukurannya sama tukang itu'. 2x1 pak, 'dalamnya berapa meter ya', 1,5 meter," kata Amar menirukan perkataan sang ayah.
Selain itu, ia mengaku bahwa sang ayah sempat bilang kepada dirinya, bahwa sang ayah masih sanggup untuk membiayai sekolah. Menurutnya, sang ayah mengatakan hal tersebut sembari berbaring di kasur.
"Yang kedua di akhir-akhir beliau bilang 'semangat Mas, kamu harus sekolah harus sekolah mumpung bapak mu masih kuat membiayai mumpung bapak masih ada', itu dengan kondisi bapak yang berbaring di kasur," tuturnya.
Perkataan sang ayah itu yang membuat dirinya termotivasi untuk tetap bersekolah. Seperti apa yang diperjuangkan sang ayah.
"Itu yang membuat saya motivasi untuk tetap sekolah insyaallah saya akan memperjuangkan bapak," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, keponakan Ki Warseno, Jatmiko menerangkan pamannya yang mempunyai nama asli DR. Ir, H Warsina, MSi mengembuskan napas terakhir saat dirawat di RS PKU Muhammadiyah, Solo. Almarhum diketahui meninggal usai terkena serangan jantung.
"Nggih leres (Iya benar), tadi pagi subuh jam 4.15 WIB meninggal dunia. Setelah dirawat di rumah sakit di RS PKU Solo," ucap Jatmiko, Kamis (12/12).
Jatmiko menerangkan sang paman meninggal usai dirawat dua hari di RS PKU Solo. Ia mengungkapkan Ki Warseno tidak mempunyai riwayat jantung.
"Di rumah sakit dia hari, serangan jantung. Mboten enten (riwayat jantung), iya mendadak (serangan jantung) bar jagong teng Novotel (habis kondangan di Novotel)," ucapnya.
Warseno Slenk meninggalkan seorang istri bernama Asih Purwaningtyas dan dua putra dan seorang cucu. Yakni Briyan Pandhit dan Amar Pradopo serta cucu perempuan bernama bernama Hagia Ambika. Dari kedua putra, hanya Amar Pradopo yang meneruskan seni dalang.
Diketahui, Ki Warseno Slenk lahir pada 18 Juni 1965, atau 59 tahun silam, di Kabupaten Klaten.
(rih/apu)