7 Jenis Ular yang Sering Ditemui Pendaki di Gunung, Wajib Diwaspadai!

7 Jenis Ular yang Sering Ditemui Pendaki di Gunung, Wajib Diwaspadai!

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 28 Nov 2024 16:33 WIB
Ular siput jerapah
Ular siput jerapah yang sering ditemui pendaki di gunung. (Foto: Dok. Laman Thai National Parks)
Solo -

Ketika mendaki gunung, terlebih yang masih asri dan jarang dijamah manusia, kita mungkin akan bertemu hewan-hewan asli penghuni hutan, termasuk ular. Oleh karena itu, kita perlu memahami jenis ular yang sering ditemui pendaki dan wajib diwaspadai serta tips yang harus dilakukan jika menemukannya.

Sebagian besar spesies ular yang ada di gunung pada dasarnya sangat menghindari interaksi dengan manusia. Oleh karena itu, mereka tidak sering terlihat di jalur. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi para pendaki untuk bertemu hewan melata yang satu ini.

Penasaran ada ular apa saja yang sering ditemui pendaki di gunung? Mari simak informasi lengkap yang dirangkum dari penelitian ilmiah berjudul Composition, Distribution, and Habitat Type of Snakes in Java, with Discussion on The Impact of Human-Snake Interactions During 2013-2019 hasil penelitian Nia Kurniawan dkk serta buku Panduan Bergambar Ular Jawa oleh Nathan Rusli berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ular yang Sering Ditemui Pendaki di Gunung

1. Ular Siput Jerapah

Ular siput jerapah (Aplopeltura boa) adalah spesies yang banyak ditemui di hutan submontana dengan ketinggian lebih dari 900 meter. Kehadirannya di daerah yang jauh dari pemukiman manusia membuatnya lebih sulit ditemukan. Ular ini memiliki rahang asimetris yang memungkinkan mereka memangsa siput dan bekicot, yang merupakan makanan utama mereka.

Dengan panjang tubuh yang maksimal sekitar 85 cm, ular ini tidak berbisa. Meskipun tidak agresif, ular siput jerapah sering menjadi perhatian pendaki karena keberadaannya yang unik. Habitat alami mereka yang minim gangguan manusia menjadikannya spesies yang menarik untuk diamati, meskipun pendaki harus tetap berhati-hati dan menjaga jarak agar tidak mengganggu ular ini.

ADVERTISEMENT

2. Ular Siput Gunung

Ular siput gunung (Asthenodipsas laevis) sering ditemukan di hutan pegunungan yang terisolasi, terutama di hutan primer dan sekunder. Spesies kecil ini sangat menyukai daerah yang memiliki sedikit gangguan manusia. Ular ini memakan siput, yang sesuai dengan bentuk rahangnya yang dirancang khusus untuk memegang mangsa tersebut.

Dengan ukuran tubuh yang tidak lebih dari 40 cm, ular siput gunung mudah dikenali berkat sisiknya yang khas, termasuk enam supralabial dan pola corak hitam di bagian bawah tubuh. Meskipun tidak berbisa, ular ini tetap menarik perhatian pendaki yang menjelajahi hutan pegunungan. Keunikannya dalam berburu mangsa menjadikannya salah satu spesies ular yang patut diperhatikan.

3. Ular Tanah Abu-Abu Tua

Ular tanah abu-abu tua (Elapoidis fusca) dapat ditemukan di hutan dataran tinggi pada ketinggian antara 900 hingga 1500 meter. Mereka memilih tinggal di antara serasah daun, menjadikannya sulit untuk ditemukan kecuali jika diperhatikan dengan seksama. Habitat ular ini yang lebih tinggi dan jauh dari pemukiman manusia membuat mereka jarang terlihat di daerah urban.

Ular tanah abu-abu tua memiliki ciri khas berupa sisik ventral yang banyak dan ekor yang cukup panjang. Dengan panjang tubuh yang cukup kecil, ular ini adalah satwa semi-fossorial, yang berarti mereka sebagian besar hidup di bawah permukaan tanah. Pendaki yang melewati jalur pegunungan harus berhati-hati agar tidak mengganggu habitat alami ular ini.

4. Ular Peliang

Ular peliang (Calamaria linnaei) adalah ular kecil yang sering ditemui di hutan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 900 meter. Ular ini hidup di lingkungan yang tenang dan jauh dari keramaian manusia. Mereka lebih suka bersembunyi di area yang tidak terganggu, seperti hutan yang masih alami dan terjaga.

Dengan panjang maksimal sekitar 40 cm, ular peliang memiliki ciri khusus pada rahang yang menyentuh perisai dagu anterior dan praokular. Ular ini juga memiliki enam sisik di sekitar paraparietal, yang membedakannya dari spesies Calamaria lainnya. Walaupun tidak berbisa, pendaki yang menemui ular ini di jalur pendakian harus tetap berhati-hati agar tidak mengganggu mereka.

5. Ular Alang-alang

Ular alang-alang (Calamaria lumbricoidea) adalah spesies ular kecil yang sering ditemukan di dataran tinggi dengan vegetasi lebat, terutama di hutan pegunungan yang tenang. Mereka memilih hidup di tempat yang jauh dari gangguan manusia dan menyukai area yang memiliki iklim sejuk. Ular ini sering bersembunyi di bawah dedaunan, menjadikannya cukup sulit untuk ditemukan.

Kita dapat mengenali alang-alang dari perutnya yang berwarna kuning bersih dan mental yang menyentuh perisai dagu anterior. Ular ini juga dapat memiliki warna kerah kuning atau oranye yang mencolok, meskipun ini bervariasi. Dengan panjang maksimal sekitar 52 cm pada jantan dan 58 cm pada betina, ular ini tidak berbisa dan lebih suka menghindari interaksi dengan manusia. Pendaki yang menemui ular ini di jalur pegunungan harus berhati-hati dan tidak mengganggu habitatnya.

6. Ular Picung Gunung

Di hutan pegunungan dengan ketinggian lebih dari 900 mdpl, pendaki sering menemui ular picung gunung (Rhabdophis chrysargos). Ular ini hidup di daerah yang jauh dari keramaian manusia dan lebih memilih lingkungan yang sejuk dan alami. Mereka lebih sering ditemukan di tempat yang tertutup, seperti hutan yang terjaga dengan baik.

Ular picung gunung memiliki ciri khas perut pucat dengan bintik hitam, serta dorsum berwarna cokelat atau kemerahan dengan bercak oranye dan putih di samping tubuhnya. Selain itu, mereka memiliki tanda berbentuk 'V' di belakang kepala yang berwarna putih. Ular ini dapat tumbuh hingga panjang maksimal sekitar 89 cm dan meskipun tidak berbisa mematikan, pendaki tetap perlu berhati-hati dan memberi ruang agar tidak mengganggu ular ini.

7. Ular Beludak

Ular beludak (Trimeresurus puniceus) adalah spesies viper yang sering ditemui di hutan submontane dan pegunungan tinggi. Mereka hidup di daerah dengan vegetasi padat dan lebih suka bersembunyi di bawah dedaunan atau di ranting pohon. Ular ini lebih jarang terlihat di daerah yang ramai, sehingga lebih sering ditemukan oleh pendaki yang menjelajahi jalur pegunungan.

Salah satu ciri ciri fisik yang sangat khas dari ular beludak adalah moncongnya yang melengkung ke atas dan sisik-sisik kecil di bagian ubun-ubun. Dorsumnya bisa berwarna cokelat, kemerahan, atau abu-abu dengan bercak belang yang tidak selalu tampak jelas. Meskipun ular beludak tidak berbisa mematikan, mereka bisa menyerang jika merasa terancam. Pendaki harus tetap berhati-hati dan tidak mengganggu ular ini saat melintasi jalur pegunungan.

Tips Jika Bertemu Ular di Gunung

Jika bertemu dengan ular di jalur pendakian, sebaiknya jangan panik. detikers dapat melakukan beberapa tips yang dirangkum dari laman resmi Government of South Australia berikut ini!

1. Jangan Ganggu atau Dekati Ular

Jika kita bertemu ular di gunung, hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang dan hindari mendekati ular tersebut. Ular cenderung menghindari manusia dan hanya akan menyerang jika merasa terancam atau terpojok. Memberikan ruang yang cukup bagi ular untuk pergi akan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Kita harus diam dan mengamati ular dari jarak yang aman. Jika ular bergerak menjauh atau memasuki semak-semak, besar kemungkinan kita tidak akan melihatnya lagi. Ini adalah respons alami ular untuk menghindari ancaman.

2. Jauhkan Diri dengan Perlahan

Jika ular bergerak ke arah kita atau menghalangi jalur pendakian, kita harus bergerak perlahan tanpa membuat gerakan mendadak. Ular biasanya tidak mengejar manusia, tetapi gerakan cepat bisa membuat ular merasa terancam dan menyerang untuk membela diri.

Kita harus mundur perlahan dan menjaga jarak yang aman antara kita dan ular. Jika ular bergerak menuju tempat yang sulit dihindari, seperti di bawah kendaraan atau ke dalam bangunan, segera hubungi petugas profesional untuk menangani ular tersebut.

3. Jangan Coba Menangkap atau Membunuh Ular

Cobalah untuk tidak menangkap atau membunuh ular jika kita menemukannya. Ini adalah kesalahan umum yang sering memicu gigitan karena ular akan merasa terancam dan bertindak untuk membela diri. Jika kita tidak tahu jenis ular tersebut, lebih baik biarkan ular itu pergi dan panggil profesional untuk menanganinya.

Jika ular berada di dekat tempat tinggal atau perkemahan kita, sebaiknya kita tidak mencoba mendekatinya. Sebaliknya, amankan area tersebut dan hindari kontak langsung dengan ular. Ingat, ular adalah bagian penting dari ekosistem, dan mereka lebih memilih untuk menghindari manusia daripada menyerang.

4. Gunakan Peralatan yang Tepat

Saat mendaki gunung, kita perlu memakai sepatu bot yang tertutup dan celana panjang untuk melindungi diri dari gigitan ular. Ini sangat membantu jika kita tidak sengaja berjalan dekat dengan ular yang tersembunyi. Selain itu, saat berjalan di jalur pendakian, buatlah sedikit suara agar ular bisa mendengar kita dan menjauh sebelum kita terlalu dekat.

Pastikan kita selalu mengikuti jalur yang sudah ditentukan dan hindari berjalan di semak atau vegetasi lebat. Ular sering bersembunyi di tempat-tempat yang tertutup, jadi tetap hati-hati di jalur yang tidak jelas atau terlantar.

5. Jika Digigit, Tetap Tenang dan Cari Bantuan Medis

Jika kita digigit ular, selalu anggap bahwa ular tersebut bisa jadi berbisa, bahkan jika ukurannya kecil. Tetap tenang dan hindari bergerak terlalu banyak, karena hal ini bisa mempercepat penyebaran racun dalam tubuh. Posisikan tubuh kita dengan tenang dan segera cari bantuan medis.

Segera hubungi layanan darurat medis dan, jika memungkinkan, gunakan perban tekanan untuk menekan area gigitan dan membatasi pergerakan pada bagian tubuh yang digigit. Jangan mencoba menghisap racun atau membuat luka lebih besar. Menghubungi petugas medis dan mendapatkan penanganan profesional adalah langkah yang sangat penting.

Demikian tadi penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis ular yang sering ditemui di gunung dan tips jika menemukannya. Semoga bermanfaat!




(sto/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads